41. Ghost

268 57 21
                                    

.

.

.


Roseanne Park




"Aku yang membunuhnya Rosie."




"A-apa maksudnya?"



Tatapannya kosong, namun matanya tidak henti mengeluarkan air mata. Ekspresi yang tidak biasa. Lisa tidak melanjutkan apa yang diucapkannya.

"Bagaimana bisa? Pasti ada penjelasannya kan?" tanya Rosie sekali lagi. Dengan sedikit menggoyangkan pergelangan tangan Lisa. Yang membuat gadis Thailand itu mengusap air matanya berjatuhan.

"Tidak.. Tidak bisa.. Aku harus kesana."

"Kemana?"

"Kembali ke sana. Ke waktu itu!"

"Lisa? Are you okay?"

Lisa menggelengkan kepala. Lalu menuangkan gelas entah ke berapa. Botol wine itu kini setengah kosong. Rosie dengan cepat mengambil botol itu dan menjauhkannya dari Lisa.

"Sudah cukup. Ayo ke atas." Ajak Rosie. Tapi badan Lisa yang hilang keseimbangan mulai terjatuh dengan kaki satu menekuk. Lututnya terbentur lantai.

"Sorry, my bad." oceh Lisa sambil meraih tangan Rosie yang membantunya kembali berdiri.

"Time to rest. Tidak lanjut tidak apa."

Rosie memapahnya menaiki tangga satu persatu. Sampai ke dalam kamar, tapi Lisa malah tidak mau. Dia kembali ke luar ruangan segera. Rosie sudah mencegahnya tapi percuma saja.

"Mau kemana Li? Kamu harus istirahat."

Diikutinya Lisa yang kini duduk di sofa. Memegangi lututnya yang sakit. Menggaruknya, dan membuat pandangan Rosie teralihkan ke sana.

"Sakit?" tanyanya sambil memeriksa lutut Lisa yang merah.

"I think so."

Menyadari gadisnya sedang mabuk dan randomly melakukan sesukanya. Rosie mengikutinya saja, menjaga Lisa agar tidak aneh-aneh.

"Kamu mabuk? Already?"

"No.. Just wanna distract my mind." jawab Lisa. Tapi tatapannya kosong ke arah televisi yang mati. "Aku ingin nonton film Rosie sayang."

"Nonton apa?" jawab Rosie yang kini mengelus dahi Lisa dan menciumnya.

"Netflix. Apa saja aku suka. Yang horor aku juga suka. Dulu kita sering nonton bersama." ocehnya tanpa jeda. Rosie melirik Lisa yang kini wajahnya menyandar di depan dada.

"Okay, boleh kunyalakan dulu?"

Lisa menggerakkan kepalanya membebaskan Rosie untuk ke depan televisi. Mengambil remote, lalu menyalakannya dan segera pergi ke kulkas untuk mengompres lutut Lisa dengan es batu yang dibungkus kain.

"Ini untuk lututmu Li." Rosie menyodorkannya ke arah Lisa tapi anak itu menepisnya.

"Tidak apa. Aku mau nonton saja. Minum saja, mau wine. Yang tadi enak kan?"

"Tidak, air putih saja."

"Tidak mau kalau begitu."

Rosie menghela nafas panjang. Ternyata Lisa sebawel itu kalau sedang mabuk. Rosie kembali duduk di sebelah Lisa. Dengan air putih dingin untuk dirinya sendiri.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang