109. Three Month

272 52 19
                                    

.

.

.




Seminggu setelah pertemuannya dengan Lisa. Obrolan ringan tapi serius. Membangkitkan motivasi bagi Rosie untuk bekerja lebih baik lagi. Untuk mengembangkan Altersky dan sama-sama berpikir, bagaimana enaknya agar tidak LDR lagi.

Di dalam otaknya juga mengatur strategi. Sebenarnya ia ingin sekali tinggal bersama Lisa di Pennysville, tapi dia juga tidak ingin jadi pengangguran.

Lisa sih tidak akan keberatan, dan justru akan senang jika itu terjadi. Tapi lama-lama dia juga paham akan sifat kekasihnya itu. Lisa tidak lagi berani meminta Rosie meninggalkan pekerjaannya.

Sekitar sebulan dia menjalani rutinitas di Altersky dengan beberapa klien yang meminta hasil kerja lebih cepat. Rosie jadi sibuk terus.

Baru siang ini dia bisa keluar untuk mengunjungi cafe. Dia pun jalan ke sana, sambil memijat tengkuknya yang pegal. Rosie tentu bukan hanya motret tapi juga meeting dengan klien, mengedit foto. Pokoknya semua kerjaan yang tidak bisa dijamah Ashley, dia akan kerjakan.

"Aku tahu, sudah waktunya untuk menyuruh Ashley menentukan prioritas." gerutu Rosie yang lelah dan kurang tidur.

Lisa sendiri setelah Marguerite buka, dia belum sempat ke Melbourne mengunjungi Rosie. Rosie paham itu, selama dijelaskan di setiap mereka telponan malam. Yang kebanyakan Rosie masih di studio, dan ketiduran disana.



"Eh eh kak Rosie.."

"Halo Leo.. Gimana kabar? Makin rame aja ini." balas Rosie sambil melihat sekeliling. Terdapat antrian di kasir take away. Dan kasir cafe terlihat masih aman terkendali.

"Iya ni kak, jadi banyak lembur. Padahal udah nambah 11 karyawan."

"Gila banyak juga ya."

"Aku sih gak masalah ya kak, soalnya memang lagi butuh buat tambahan tabungan hoho."

Rosie tertawa kecil melihat girangnya karyawan setia Lisa yang satu itu.

"Daniel mana?"

"Ada tuh di dapur. Kerjaannya mojok mulu sama si Jess."

Rosie tercengang, padahal Lisa dulu itu pernah menceritakan pada Rosie. Sepertinya Rosie lupa, dan sekarang ingat lagi.

Dia pun menghampiri pantry dan Daniel segera menghampiri setelah melihatnya.

"Rosieee.. sibuk banget ya, sampai baru kesini."

"Begitulah Dan, mau makan siang dong."

"Duduk situ aja, mau aku buatin apa gitu gak?"

"Kalau tidak sibuk sih. Tuh antrian aja banyak."

Daniel mengibaskan tangan di depan wajah.

"Tenang, di dapur sudah ada 3 orang yang handle. Tunggu situ ya. Cepet kok aku masaknya."

Rosie mengangguk pelan. Lalu duduk du meja dekat pantry.



***



"Here you go.. Mac and cheese."

"Pantes cepet." canda Rosie yang langsung mengambil mangkoknya. Tanpa ragu Daniel menemaninya, sambil makan juga. Dia sengaja membuat satu loyang, yang bisa dimakan 4 orang.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang