75. Finally Done

228 53 12
                                    

.
.
.


Setelah pertemuannya dengan Soodam minggu kemarin, Rosie mulai menyayangkan satu hal. Niatnya menjalin pertemanan dengan Soodam adalah agar ia memiliki tempat curhat mengenai Lisa. Yang tidak bisa ia ceritakan kepada Ashley atau temannya yang lain.

Sekarang malah jadi seolah dia mencarikan adik baru bagi Lisa.
Perlakuan Lisa ke Soodam benar-benar tidak menunjukkan ekspresi biasa. Wajahnya sumringah melihat ke arah gadis muda itu.

Rosie sendiri tidak bisa menghentikan kecemburuannya, karena Soodam memang bukan adik bagi Lisa. Totally different. Apalagi akhir-akhir ini Lisa semakin sering mengajak Soodam untuk datang ke Cafe disaat Rosie masih sibuk untuk menyelesaikan project ADVocado yang diminta Bossnya untuk dituntaskan terlebih dahulu sebelum Rosie benar-benar officially resign.

Sementara ini Rosie masih jalan menyelesaikan pekerjaannya tanpa menghiraukan hal lain. Karena resign adalah hal utama yang ia tuju. Bahkan mengesampingkan urusan dia dengan Ashley yang belum tuntas.



***


one week later…

“It's finally done.. My job is all done..”

Rosie tersenyum senang melihat kerjaan terakhirnya berakhir dengan baik. Boss juga sangat mengapresiasi pekerjaan terakhir tersebut, meski berat melepaskan Rosie yang sudah bekerja selama 6 tahun di Advocado.

“Kamu yakin mau resign Rosie?” tanya sang pimpinan sekali lagi.

“Iya pak. Saya yakin. Terima kasih untuk semuanya.”

Boss pun tidak bisa menahannya lagi. Alhasil Rosie tetap mendapatkan uang gaji dan bonus darinya sendiri.
Senyuman Rosie merekah indah karena uang yang diterimanya cukup banyak untuk bisa membeli kamera atau memperbarui pc nya.

“Hai beautiful, rasanya akan aneh di Advocado tanpamu.” kata seorang staff yang biasa bekerja bersama Rosie juga. Jabatannya setara dengan Rosie.

“Haha ada yang lain yang bisa kamu ganggu. See you later Joe.”

Di meja ketika dia hendak beres-beres meja kerjanya, Luca dan Jacob mendatanginya. Walau tetap akan jadi satu tim bayangan di Altersky, dia tetap tidak bisa bertemu sering-sering.

Mereka membantu Rosie sambil ngobrol. Di depan tidak ada Ashley karena sedang istirahat.

“Sayang sekali, aku tidak bisa lagi melihat wajah cantikmu setiap hari.” gombal Jacob yang menyambar giliran Luca. Luca hanya prengat prengut sambil menaruh barang-barang Rosie ke dalam kotak.

“Harusnya aku yang bilang begitu.” protesnya. Rosie hanya tertawa melihat dua rekannya itu.

“Come on, datang saja ke studio. Aku akan ada di sana. Itu juga kangenku tidak tertahan.” godanya. Rosie menguncir rambutnya ponytail.

Membuat pesonanya semakin mencar kemana-mana.

“Sure you will.. Aku akan datang setiap hari.”

Luca melihat ke mata Rosie sambil menopang dagu. Rosie reflek balas memandangnya. Jacob jadi gak enak mau ganggu.

“Mana bisa, kamu akan sibuk dengan posisi baru mu Luc.”

Dia hanya tersenyum karena Rosie tidak bercanda soal promosi dirinya ke pimpinan.

“Aku tidak akan siap.”

“Pasti kamu bisa. Pekerjaanku sudah sangat kamu kenal.”

“Bukan pekerjaannya.. Tapi jauh dari kamunya.”

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang