33. Lamb Curry

369 53 25
                                    

.

.

.



Roseanne Park




Malam itu Lisa menginap, dan menemaninya sampai dia tertidur duluan dengan Lisa memeluknya. Namun pagi ini dia tidak melihat Lisa ketika membuka mata.

"Lisa?"

Tidak ada sahutan dari Lisa, sampai dia membuka pintu kamar. Aroma makanan sejenis kari, menggelitik hidung Rosie sampai dia bersin satu kali. Namun itu membuatnya tersenyum lebar.

Lisa pasti sedang memasak untuknya.

Rosie turun dan menemukan Lisa yang rajin memasak seperti ibunya dulu. Senyumannya melengkung indah sambil turun menghampiri Lisa. Lisa tahu Rosie sedang berjalan menghampirinya dari ekor mata. Dia menoleh sekali lalu melempar senyuman.

"Selamat pagi cantik." sapa Lisa yang berhasil membuat hari pertama Rosie tanpa Alice, penuh dengan senyuman.

"Masak apa sih? Kok aku gak dibangunin dulu? Kan kita bisa masak bareng." Rosie yang berdiri di sebelah Lisa pun mengamati sekeliling dapur.

"Ya karena aku ingin bikinin sarapan buat kamu. Nih." Lisa memperlihatkan pan yang berisi bumbu kecoklatan merah yang dalamnya merendam sebuah daging, entah daging apa.

"Coba tebak aku masak apa?" tanya Lisa yang membuat Rosie meng scanning lebih teliti dan membauinya.

"Hmm apa ini kari? Kari apa?"

"Lamb kari."

"Waw, kapan kamu beli lamb?"

"Ada di kulkasmu. Tidak tahu siapa yang beli, tapi sudah kubuat, daripada mubazir."

Rosie pun mencoba mengingat apa dia pernah beli atau kalau tidak ingat ya berarti Alice yang beli.

"Alice kali. Ah ya sudah tidak penting sekarang. Yang penting akan jadi enak kalau kamu yang masak."

Rosie memeluk Lisa dari belakang sebelum ciuman gemas mendarat ke pipi chef tersebut.

"Tunggu saja di meja makan. Mau dibuatin minuman apa?"

"Ah kamu, masa aku dilayani terus. Kenapa sih?"

"Bukankah biasanya aku juga begini ya?" Lisa tertawa kecil mencoba melempar candaan. Rosie pun mencium bibir Lisa singkat lalu mengambil teko.

"Sudah, biar aku yang bikin minuman. Makasih udah dimasakin Lisa."

Senyuman yang terlihat begitu tulus membuat hati Lisa lebih nyaman kembali. Karena masih diliputi rasa bersalah, Lisa rela bangun subuh untuk mempersiapkan bahan-bahannya. Sebenarnya dia mengambil bahan tersebut, yang termasuk si daging lamb ke cafe dulu menggunakan sepeda Rosie.

Dia tidak ingin membuat Rosie tidak enakan, karena terlalu effort untuk memasak sarapan kali ini.

"Hm biasanya siapa yang buat sarapan?" tanya Lisa yang ingin tahu.

"Alice sih seringnya, tapi aku juga kadang-kadang kalau lagi tidak ada deadline." jelas Rosie sambil memasukkan kantong teh ke dalam teko.

"Disini sudah dari 18 tahun kah?"

"Tidak, kami dulu tinggal bersama nenek di Sydney. Hanya saja, nenek sudah tidak ada sekitar 5 tahun lalu. Jadi kita memutuskan untuk mengontrak rumah di sini. Karena pekerjaan Alice juga." jelas Rosie panjang lebar, tanpa bosan.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang