70. Biscuit Cake

249 59 14
                                    

.

.

.

Pukul 7 malam Rosie sudah berada di cafe. Karena posisi sedang ramai, Rosie hanya duduk di pojokan tanpa ditemani Lisa. Ia pun terlihat sangat kalem, diam sambil membuka laptop kantor yang dia bawa-bawa. Katanya sih karena tidak ingin mengganggu Lisa kerja, dia akan mengerjakan pekerjaannya sendiri.

Terlihatnya sih dia memang sedang sibuk di depan laptop, tapi nyatanya dalam pikirannya kemana-mana. Karena sehabis dipergoki Ashley, dilabrak dan diungkap. Rosie tidak berani berkutik. Alasan yang dia sampaikan ke Ashley pun dirasa kurang bisa membuat perasaannya membaik.

Takut dan khawatir kalau ada orang lain yang mengetahui juga selain Ashley.

"Ashley tidak mungkin akan cerita ke orang lain.. Aku yakin itu..

Hancur sudah aib yang ingin aku tutupi selama ini. Tidak, bukan aib, tapi orang-orang yang mengenalku sebelum Lisa pasti paham. Dan pastinya kecewa padaku jika tahu.

Bagaimana ini? Haruskah aku minta maaf pada Ashley karena sudah takut jujur?

Dari omongannya tadi sih.. Sepertinya dia hanya butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan."

"Rosie? Ngelamun?"

Lisa tiba-tiba datang membawakan sebuah kue coklat yang Rosie tidak tahu apa namanya.

"Hm tidak, lagi mikir." jawabnya melempar alasan. "Eh apa ini?"

"Ini Biscuit Cake, I made it for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini Biscuit Cake, I made it for you."

"Uh thank you dear."

Tapi sayangnya Lisa hanya mengantarkan itu kepada Rosie lalu bersiap kembali ke dapur. Lisa dan senyuman manisnya, perhatiannya pada Rosie, meringankan beban di hatinya. Rosie pun mencicipi kue yang dibawakan Lisa tadi. Sekali suapan membuatnya tersenyum lebar.

Coklat yang sedikit pahit dengan potongan biskuit yang manis, membuat paduan rasa yang tidak membosankan. Rosie kagum sekali dengan kemampuan Lisa membuat semua hidangan selama ini.

Whatta gift..

Or a hard worker girl..

Rosie pun kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya. Mengingat keinginannya resign adalah untuk membuat usaha fotografi dan desain grafisnya bareng Ashley lebih maju, dia harus serius dalam hal ini. Tapi..

"Argh gimana kalau Ashley tidak mau join lagi? Padahal semua fasilitas studio, bapak Ashley yang memodali.

Kalau dia marah dan kecewa padaku, bisa-bisa Altersky bubar ini.

Mana bisa maju tanpa tim yang solid?

Huft...

Calm down Rosie.. Semua akan baik-baik saja. "

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang