The Real Winner - 46

61 13 1
                                    

"Oke, jadi di sini gue mau ngomong singkat aja, ya. Fungsi Makrab tuh menurut kalian apa, sih?" Edo menjeda sejenak sebelum melanjutkan. "Malam keakraban itu emang buat mengakrabkan kita semua yang ada di sini, tapi nggak sebatas itu doang, lho. Ternyata dalam mencapai titik 'keakraban' itu bukan Cuma hal-hal baik yang bakal kita temui. Gak semulus itu. Fungsi dari permainan tadi emang agar kalian kompak, Dek. Tapi bukan itu doang. Dan di sini gue ketemu sama tim yang gue rasa bener-bener unik, sih. Menurut lo gimana, Ndhi?"

"Iya, mereka tuh unik banget, sih." Gandhi menyetujui. Tiba-tiba Kimi, Gina, dan Laras ikut maju ke depan. Mereka adalah penjaga pos selain Gandhi dan Edo. Mereka juga setuju bahwa tim ini memang pantas dinobatkan sebagai kelompok yang cukup underrated, bukan yang paling kompak tapi juga spesial!

"Kelompok ini gue sebut unik karena mereka ... nyeplos abis, barbar, dan ceroboh. Yang perlu adek-adek pada inget yah, gak bakal ada kelompok yang sempurna di dunia ini, karena pada dasarnya tujuan dari malam keakraban itu bukan untuk membentuk tim yang sempurna, tapi bagaimana lo pada menjadi lebih dekat satu sama lain dari berbagai rintangan yang ada."

Kimi tersenyum. "Dan kelompok itu adalah ... kelompok sembilan!"

Anna menutup mulut dengan tangannya rapat-rapat. Dia melirik ke belakang, menatap wajah satu per satu anggota kelompoknya yang memasang senyum kecil.

"Ini seriusan?"

"Cie! Selamat, Ibu Ketua! Ayo cepetan maju!" Indra setengah mendorong Anna bersama Septa yang mulai mendendangkan cuit-cuitan gagal. Ririn tersenyum haru. Tidak menyangka bahwa kerja keras Anna, kesabarannya dalam membimbing kelompok sembilan, menghadapi ragam karakter yang berbeda, mendapatkan hukuman bertubi-tubi yang seolah tanpa akhir, bahkan setiap dedikasinya menjadi sebuah suratan takdir yang memberikan jawaban dari setiap konflik yang dijalani. Manusia hanya berusaha, tetapi ingatlah Tuhan tidak mungkin terlelap. Mengapa kelompok sembilan menjadi salah satu pemenang pilihan alumni? Tentu saja, karena kegigihan milik Anna, keberanian Indra dan Septa dalam mengungkapkan kejujuran mereka, ketelitian Zaki meskipun dia cuek, kekaleman Aini dan Dian meskipun ada Wanda dan Ririn yang super ceroboh, serta keseriusan Verel dan Gusti di akhir permainan meski awalnya mereka malas-malasan.

Zaki menarik senyum kecil, tidak menyangka bahwa ada ending yang bahagia untuk kelompok sembilan meski awalnya banyak kepahitan yang dirasakan. Dengan dada berdebar, Anna maju dan menerima sekotak hadiah yang dibungkus kado rapi. Kimi mengeluarkan raut wajah salut.

"Lo hebat, Na," pujinya. Anna berterima kasih. Para alumni juga menepuki tangan sebesar-besarnya untuk kelompok sembilan. Barulah Anna kembali ke barisannya dan disoraki riang.

"Kelompok sembilan duar!"

***

"Coba, liat. Dress-nya udah bener belom?" tanya Anna pada Ririn yang dibalas anggukan mantap. Saat ini Anna tengah menghadap belakang dan meminta tolong Ririn memerhatikan dress crop top berbahan scuba berwarna merah miliknya dari belakang yang menampakan bahunya miliknya. Anna kelihatan lebih dewasa dan elegan. Benar-benar menonjolkan kulit putihnya di malam hari ini. Anna takut kalau dia salah berpenampilan seperti ini, lagipula ini adalah malam puncak dari Malam Keakraban, kan?

 Anna takut kalau dia salah berpenampilan seperti ini, lagipula ini adalah malam puncak dari Malam Keakraban, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Visual dress Anna]


Tidak hanya Anna yang berpenampilan berbeda, Ririn juga mengenakan dress brukat putih yang menunjukkan sisi keanggunan dari sifatnya yang biasanya bawel kuadrat. Bukan tanpa alasan tentunya mereka memakai baju super cantik, melainkan karena dalam malam puncak ini terdapat pesta dansa yang sudah ditunggu-tunggu, pastinya!

 Bukan tanpa alasan tentunya mereka memakai baju super cantik, melainkan karena dalam malam puncak ini terdapat pesta dansa yang sudah ditunggu-tunggu, pastinya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Visual dress Ririn]

Anna dan Ririn yang sudah rapih cepat-cepat mengambil kotak sepatu milik mereka yang di dalamnya terdapat mules. Peraturan dalam Malam Keakraban adalah murid perempuan dilarang menggunakan high heels karena bisa menimbulkan risiko jatuh. Jadi untuk meminimalisir risiko jatuh tersebut, mereka diperbolehkan memakai mules, flat-shoes, atau sling-back shoes sehingga bisa tetap tampil dengan elegan, cantik, dan terbaik namun tidak terlalu berbahaya nantinya.

Setelah sudah dirasa siap dan rapih, Anna dan Ririn berjalan keluar menuju tempat yang telah dipersiapkan sebagai lokasi berdansa. Ririn melihat Zealdy, cewek itu menoleh pada Anna sesaat meminta izin.

"Gue ... sama Zealdy, ya?"

"Iya, gak papa. Gue paham, kok." Anna tersenyum riang. Dia membiarkan Ririn bersama dengan Zealdy. Lagipula ini Malam Minggu, memang sudah sepantasnya setiap yang berpasangan dijadikan satu. Anna memasang mata, mencari Yeni Kanita yang sudah di-booking-nya sebagai partner. Merasa tidak efektif mencarinya di tengah keramaian, Anna meraih gawai miliknya yang ada di dalam tas bawaan lalu mulai mengirimkan chat WhotsOpp. Untungnya khusus malam ini peraturan dibuat tidak terlalu ketat karena lebih membebaskan para peserta untuk bersenang-senang demi mengenang malam keakraban.

Lo di mana, Yen?

Aduh, Anu, Na.

Gue pas abis games langsung lemes terus gue kayanya gak enak badan. Sorry banget, Na!

Mata Anna terbelalak lebar. Lantas bagaimana ini?

-----
Wadooo bagaimana, ya? 😂
Kalau jadi Anna kalian bakal ngapain?

Pasrah kelempar di kolam lele?

Pura-pura pingsan?

Pura-pura mati?

Ngilang?

Jungkir balik?

Kayang?

Komen sekocak-kocaknya coba!!!😆

Mau tahu semangat tim Robot Sang Peri Cinta😆

Aku double up nich demi kalian, sobat cumi😆

Posted : 5 Agustus 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang