The Truly Rival (2) - 9

169 24 5
                                    

Murid-murid kelas 11-A cengo seketika, mereka tahu betapa buruknya hubungan Anna dan Arul tapi ini adalah pertama kalinya cowok itu nyamper Anna ke kelas dan merampas sebuah cokelat di bawah kolong Anna.

"Na, kok Arul nyamper lo sih?" tanya Indah, ketua kelas 11-A meminta penjelasan.

"Iya tuh, aduh ganteng banget sumpah kapten basket kita, OMG!" Dian menyahuti.

"Jangan-jangan Arul suka sama lo, ya?" tanya Keysha.

"Nggak! Apaan sih kalian!" Anna sewot, sedang panas-panasnya malah segala diomongin yang aneh-aneh.

"Ya habisnya jarang-jarang tuh dia nyamper cewek, ke kelasnya langsung lagi." Keysha memberikan fakta mengejutkan.

"Iya, dan emang dia gak pernah nyamper cewek kayaknya, Arul kan dingin banget kayak es batu," lanjut Fina.

"Apaan sih, jijik ih!" Anna mengangkat kedua bahunya dengan nada geli.

Dian menjentikkan jari lalu mengutarakan hipotesanya. "Jangan-jangan janjian ya, so sweet banget lo nyimpen-nyimpen cokelat di bawah kolong meja biar dimakan Arul!"

"Iya tuh, bener! Bener! Lucu banget aaa!" Keysha gemas.

"Gak! Ogah banget! Tuh cokelat dari pagi emang udah ada di kolong gue, tanya aja sama Ririn!" Anna melirik Ririn yang justru terdiam seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi di hari ini. Cewek yang biasanya bawel itu cuma merenung dan memasang tampang bego.

"Oi, Rin!" panggil Indah.

"Eeeh, i-iya! A-apa?" Ririn baru tersadar. Dia benar-benar tidak menyangka masih bisa bertahan hidup setelah mengalami sendiri perang dunia besar yang tadi.

"Tadi emang tuh cokelat di meja gue kan? Bahkan sebelum gue masuk udah ada, kan?" Anna meminta kejelasan.

"Iya, Na!"

Anna semringah.

"Tuh! Gue gak bohong, kan!"

***

Cewek itu tengah berjalan kaki panas-panasan dari sekolah menuju rumahnya, hari ini cuaca dapat dikatakan antara bersahabat dan tidak bersahabat. Panas yang membahana seperti melihat doi dengan yang lain itu saja sudah cukup untuk menjelaskan betapa Anna lelah dan ingin segera sampai ke kasur empuknya.

Begitu sampai di depan rumah, Anna langsung melepas ikatan tali sepatu dengan rapih dan menaruh kedua alas kakinya tersebut di atas rak yang memang disediakan di depan rumah. Setelah selesai, Anna langsung menyelonong masuk ke rumah karena dia yakin bahwa hari ini Youka tengah menjaga rumahnya.

Tetapi baru saja melangkah sebentar, Anna langsung dikejutkan dengan pemandangan yang kini ada di depannya. Dua makhluk yang sangat dikenalnya sedang bercengkrama seolah tak ada beban dan di depan mereka terdapat sebuah laptop.

Yang satunya adalah seorang bocah kecil yang memakai t-shirt kebesaran karena yang digunakan adalah salah satu kaus milik Anna berwarna oranye muda dan dipadu padankan dengan celana pendek selutut, satunya lagi adalah seorang cowok yang tengah mengenakan seragam SMA pada umumnya. Yang jelas mereka berdua tengah memenuhi ruang tamu, jadi bagaimana mungkin Anna bisa melengos begitu saja dari teras ke kamarnya kalau tidak melewati ruang tamu? Tidak bisa, dong.

"Ah, kawaii*!" seru spontan si cowok.

"Iya, kak!"

Anna langsung menekuk wajah lalu memanggil mereka. "Woi!"

Mereka berdua yang masih memiliki indra pendengaran yang normal dan belum rusak lantas mengindahkan panggilan tersebut. Kedua makhluk itu pun langsung menoleh. Si bocah kecil, Youka langsung tersenyum riang saat mengetahui bahwa si empunya rumah sudah datang.

"Kak Anna!" panggilnya riang lalu mengangkat tangan dan diayunkan ke depan ke belakang berkali-kali alias bentuk kode agar Anna menghampiri mereka. Anna menggeleng lemah karena masih malas akan kehadiran tamu yang menurutnya tidak pernah diundangnya itu.

"Udah sih, Ka, ngapain, biarin aja dia mah. Beda aliran," jawab si cowok berseragam sekolah tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Syahrul Abidzar Maulana.

"Ih, gak bisa gitu dong Kak!" jawab Youka sembari memasang tampang melas di depan Arul. Bocah imut berpipi chubby itu kini mengalihkan pandangannya lagi pada Anna. "Kak Anna sini dong! Ayo nonton anime!"

Anna mendesah pasrah saat tahu bahwa Youka sehati dengan Arul. Cewek itu menimbang-nimbang untuk mendekat atau tidak. Dia langsung menajamkan pandangan. Hari ini benar-benar sial, sudah tadi di sekolah Arul dengan santainya mengambil cokelat yang ada di bawah kolongnya dan sekarang malah harus berhadapan lagi dengan cowok kurang ajar tersebut.

----
*kawaii : lucu, imut
*anime : animasi Jepang
---

Halo! Wahai warga plastik dan bawang! Apa tanggapan kalian? 😚
Yuk votes, comment, dan masukan ke reading listmu! Serta ajak teman-teman kalian baca RSPC yaa💕
Posted : 8 Mei 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang