Game of Life - 170

29 9 8
                                    

“Jawab! Apa kekurangan produk gue?” Mizkah mulai berapi-api. Sepertinya sifat aslinya yang tidak suka diremehkan mulai nampak. Berbeda dengannya, Zeal semakin bahagia karena telah menemukan benang merahnya.

“Gimana kalo kita main game? Setiap kali gue salah menebak, lo boleh rusak Youka secara perlahan, tapi kalo gue bener, lo harus diam. Namun lo nggak boleh halangi gue buat diskusi sama temen-temen gue. Kalo gue menang, lo harus bebasin Youka.” Zealdy menantang peri cinta tersebut.

Mizkah menyipitkan mata. “Apa keuntungan yang bisa gue dapet kalo gue menang?”

“Gue bakal jadi budak lo. Gue bakal jadi mak comblang banyak orang sehingga lo nggak usah buat robot lagi. Gue bakal jadi manusia robot lo.”

Ririn menarik lengan Zealdy. Menjadi budak peri cinta? Kenapa Zeal sampai sejauh ini? Anna menggeleng.

“Zeal, udah cukup. Jangan bikin hal yang lebih dari—“

“Oke, gue terima.” Mizkah menarik seringai lebih lebar dari seringai milik Zeal. Pertandingan akan dimulai. Zeal sangat suka pertarungan, apalagi ini adalah pertandingan pertamanya dengan seorang peri. Arul berdiri di samping Zeal dan menepuk bahu cowok itu.

“Lo nggak sendiri, bro. Gue bakal bantu.”

Thanks.”

Mizkah menguap lalu segera bertanya. “Jadi apa yang lo mau lo sampein?”

Zeal menarik napas dalam lalu mulai menyampaikan hipotesis pertamanya. “Lo ... lupa kalo manusia hidup itu berdarah. Lo nggak nambahin hal itu ke Youka.”

“Buktinya?”

Bulir keringat milik Anna, Arul, dan Ririn terus menetes deras. Bagaimana pun, kalau Zealdy salah, maka Youka akan mulai disiksa secara perlahan.

“Pas lo ketawa kayak tadi, nggak ada tuh darah dari telinganya Youka sama sekali!” Zeal merasa sangat yakin. Dia sudah memperhatikannya. Buruknya, Zeal tidak tahu lagi fakta tentang Youka. Dia harus berpikir, mungkin Anna memiliki kuncinya karena selama ini sudah tinggal serumah.

“Ok. You right. Gue diem.” Mizkah mengangkat bahu. Mereka saling menarik napas lega. Dalam permainan ini, siapa pun yang menyentuh tiga poin duluan akan menang. Dengan begini, Zeal sudah mendapatkan satu poin.

Masih ada dua poin permainan lagi yang harus dikejar Zeal. Keringat cowok itu mulai mengucur.

“Kedua, Youka ini ... bukan produk pertama lo. Lo sudah menciptakan robot sebelum dia!” Zeal merasa sangat yakin dengan hal ini setelah memerhatikan Mizkah yang sebegitu inginnya menghancurkan Youka, pastilah dia tipikal makhluk yang mudah membuat dan mematahkan sesuatu seenak hati.

“Buktinya?”

“Kekurangan Youka cuman nggak ada darah. Itu berarti lo udah sering kali melakukan percobaan buat robot, jadi Youka ini bukan yang pertama! Bener, kan?” Zeal menekankan kalimatnya dengan senyuman cerah.

Mizkah terdiam, tampak berpikir. “Hm ... bener nggak, ya?”

Apa? Apa jawabannya? Benar? Salah? Yang mana? Kening Zeal mengernyit. Menunggu Mizkah untuk terdiam atau memulai perusakan.

Satu.

Dua.

Krak!

Semua orang yang berada di sana ternganga. Mizkah menyeringai sambil memperlihatkan tangan milik Youka yang sudah dipatahkannya. Youka meringis menahan kesakitan. Zeal tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana bisa ternyata Youka adalah produk pertama sang peri cinta?

“Hei manusia, kita, peri cinta udah sering menghadapi berbagai sifat dan karakter manusia. Membuat robot itu bukan hal susah buat gue. Namun Youka adalah yang pertama. By the way, thanks sarannya! Next time gue akan mempertimbangkan buat menambah darah pada projek gue berikutnya! Khu khu khu!”

‐------
Zeal vs Peri Mizkah, nih guys! Kira-kira Youka bakal selamat nggak ya?

Nggak nyangka, kan, pacar Ririn malah jadi pahlawan. 🤭 Awas pada oleng dari Arul ke Zeal😚

Posted : 30 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang