On the Balcone - 126

22 6 0
                                    

Hari demi hari dilalui dengan begitu cepat. Hidup memang merupakan hal singkat yang harus dinikmati, meski manusia disakiti berkali-kali nyatanya masih terpendam harapan dan keyakinan bahwa semua hal akan berakhir bahagia. Semua kesakitan hanya dianggap manusia sebagai kerikil untuk menggapi jalan lurus yang berada di depan mereka. Nyatanya, hidup tidak semudah itu. Semakin mengejar kebahagiaan yang fana, semakin lupa bahwa nyatanya waktu yang singkat terus bergulir dan tidak terasa akan berakhir begitu saja.

Anna tidak tahu lagi perihal perkembangan hubungan Ririn dan Zealdy, semua seperti hanya mampir dan lewat begitu saja. Malam ini, Anna susah tidur karena banyak sekali tugas sekolah dan menyebabkannya bergadang. Ketika sudah lelah sekali, Anna memilih merebahkan tubuh ke atas ranjang. Dalam sekejap saja, manik miliknya menutup sempurna tanpa beban. Sebelumnya, Anna sudah berusaha mencapai posisi ternyaman untuk tidur. Itulah salah satu kebiasaan Anna.

Waktu berjalan begitu cepat hingga jam tiga pagi, Anna terbangun karena merasakan kerongkongannya sangat kering. Saking keringnya, Anna bisa saja kesulitan berbicara dan menelan. Mungkin Anna harus menerima kenyaaan bahwa radang kerongkongan akan menyiksanya lagi seperti dulu-dulu.

Anna sigap terbangun dari ranjangnya, sesaat dia mengucek kedua mata dan menyadari bahwa adik lucunya tidak berada di ranjang yang sama. Ke mana Youka di sepertiga malam ini?

Cepat-cepat Anna bangkit dan malah terlupakan akan kerongkongan yang haus, dia malah lebih bersemangat mecari keberadaan Youka yang dirasa aneh tapi nyata. Masa Youka tidur di luar?

Baru saja ingin melangkah ke luar kamar, Anna mendengar sesuatu dari balkonnya. Sebuah suara yang merangsang indera pendengarannya dan sebagai manusia normal yang mempunyai naluri rasa ingin tahu tinggi, Anna mengikutinya. Berjalan dan melangkah menuju balkon dengan diam-diam. Betapa terkejutnya Anna melihat Youka dan sesosok makhluk bersayap yang mirip manusia.

“Hah, lo tuh bisa apa sih, Youka? Udah selama ini lo turun ke bumi tapi nggak ada hasil sama sekali.”

“A-aku bakal buktiin aku bisa jodohin Kak Anna dan Kak Arul!”

“Cih, lo terlalu dalam terkontaminasi sama manusia sampe manggil-manggil ‘Kak’ gitu, menjijikkan.”

Dada Anna bergemuruh kencang, padahal Anna baru saja terbangun dari tidur tapi tahu bahwa ada yang tidak beres. Siapa orang yang tengah berbincang dengan Youka? Mengapa Youka mengatakan bahwa dirinya akan membuktikan perjodohan antara Anna dengan Arul? Serta apa maksudnya Youka terlalu dalam terkontaminasi dengan manusia? Apa? Apa ini? Anna berusaha mengontrol diri dan mundur beberapa langkah sampai tak sengaja menabrak lemari dan menimbulkan suara debuman yang keras. Sontak kedua makhluk yang tengah berbincang itu tersadar.

“Apaan, tuh?” tanya sang makhluk aneh dengan nada sinis. Youka mengangkat bahu dan berjalan mendekat tapi sayangnya tidak ada apa-apa.

“Aneh, banget. Perasaan tadi aku denger suara nabrak lemari?” Youka mengernyit. Masa tidak ada apa-apa? Atau ... jangan-jangan ada yang menguping pembicaraannya?
Kalau gitu ... jangan-jangan Anna?
Pandangan Youka langsung berpindah ke atas ranjang, tampak Anna yang sedang tertidur pulas. Lalu siapa yang tadi menabrak lemari kalau gitu?

“Udah, nggak usah dipikirin. Fokus aja sama tugasmu, karena kalo gagal kamu udah tau kan akibatnya!” seru sang makhluk aneh dengan nada tegas dan berkacak pinggang. Youka menelan saliva, berusaha terlihat sok kuat.

“Iya, aku tau,” gumam Youka sambil berusaha berpikir positif bahwa mungkin saja yang menabrak lemari adalah hewan pengerat semacam tikus.
Pembicaraan malam itu terpaksa terhenti.

Di balik selimut, Anna memegangi dadanya mati-matian yang sedang memacu darah. Apa yang baru saja didengarnya barusan? Akibat apa yang akan diterima Youka? Apa maksud semua ini?

------
Hai! Ini baru ketujuh guys! Aku mau ngebuuutt nihh❤❤🥺

Posted : 9 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang