Hati manusia itu mudah berubah-ubah. Nyatanya, apa yang diucapkan sekarang belum tentu sama dengan esok hari. Ketika didesak sesuatu yang jauh lebih penting, manusia akan mengabaikan hal lain yang dianggap tidak memberi keuntungan. Manusia adalah tipe makhluk yang hanya ingin mencari aman. Demi kelangsungan hidup, demi kebahagiaan, dan demi apa saja yang dianggapnya penting.
Sama dengan Anna, dia sudah membulatkan tekad untuk tidak berurusan lagi dengan Arul. Dia akan menutup semua akses, termasuk mengajari cowok itu fisika. Meski kemarin Anna masih berkata siap menerima segala bentuk amanah untuk mengajari Arul. Eh siapa yang akan menduga kalau karena keberhasilannya mengajar Bu Dewi malah meminta untuk melanjutkan hingga Penilaian Akhir Semester? Jelas saja Anna tidak mau.
Pertama, dia akan diteror lagi oleh Kiara. Bahkan sekarang pun, siapa yang tahu Anna sudah bebas atau belum? Tidak ada yang menjamin, kan?
Kedua, Anna jelas lebih memilih menghargai permintaan Gifari sebagai seorang sahabat dibandingkan apapun. Apalagi Arul hanya musuhnya, baik dalam hal apa pun.
Terakhir, bila Anna tetap mengajar Arul, apa yang didapatnya? Keuntungan apa yang pantas untuk diterima Anna? Tidak ada, bukan? Mengajar Arul hanya demi sebatang cokelat? Rasanya sama sekali tidak worth.
Anna hanya ingin hidup tenang, damai, tanpa pusing memikirkan hal yang dianggapnya tidak penting.
Sehingga dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas, Anna meyakinkan diri untuk menjauh. Sedari awal hubungannya dengan Arul hanyalah musuh, sekarang lebih baik hubungan itu diakhiri saja. Diubah menjadi sepasang makhluk asing yang lebih baik tidak usah saling mengenal.
Obsesi Anna untuk mengalahkan Arul sudah tidak penting lagi untuk diperjuangkan, itu hanya kesalahan Arul di masa lalu yang mungkin saja cowok itu juga sudah tidak terlalu memikirkannya.
"Denger baik-baik! Mulai detik ini, gue nggak bakal lagi ngajarin lo."
Usai mengucapkan itu dengan lantang dan netra dingin, Anna meninggalkan Arul di tempat dengan penuh tanda tanya. Apa Anna masih mempermasalahkan kesalahan Arul di masa lalu meski dia sudah berulang kali meminta maaf?
Belum sempat Arul bertanya kenapa, punggung Anna sudah tak terlihat lagi. Sejuta tanya muncul dalam benak Arul.
Apa dia membuat kesalahan lagi?
Rasanya sejauh ini, Arul sudah berusha untuk tidak membuat kesalahan fatal lagi. Cowok dingin itu juga berusaha untuk tidak bersikap buruk di depan Anna. Lantas ... kenapa?
Tidak.
Tidak.
Bukan, Rul.
Itu bukan tatapan seorang musuh.
Itu tatapan orang yang udah nggak mau saling kenal lagi.
Anna ... cewek itu memilih menghapus nama Arul sebagai salah satu nama yang dia kenal dalam hidupnya.
Arul menunduk, entah kenapa rasanya sakit.
Dia tidak tahu, mendapatkan posisi sebagai seorang musuh sepertinya jauh lebih baik daripada tidak dikenal sama sekali. Bukankah Arul dan Anna sempat memiliki banyak momen bersama?
Pertengkaran itu, hinaan bawang dan plastik, pelukan di malam puncak, tamparan Anna saat mereka berada dalam satu kolam yang sama ... membekas.
Hangatnya sentuhan Anna, marahnya Arul dalam menghadapi cewek semacam Anna, entah kenapa ... membuat dada Arul sesak.
Urusan untuk meminta maaf dan membuat ibunya tidak marah lagi saja sedang dalam proses, Arul baru berhasil membuat nilainya aman. Dia belum sedikit pun melangkah ke rumah. Belum. Belum ada apa-apa.
Tapi ... kenapa malah ....
Tes.
Arul mengusap pipinya perlahan dan lembut, bingung sendiri. Sejak kapan buliran bening itu sudah turun di sana?
-----
HAPPY BIRTHDAY TOOO ...... MEE😭😭
HAPPY BIRTHDAY TOOOO .... MEEEEEE
HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY BU CUMII🥺🥺🐙😎Ngenes amat ya, ultah sendiri ngucapin sendiri. Huhu! Apa kabar sobat cumi?🥺🥺 Hari ini acu ultah loch, gamau ngucapin apa gitu?🥺🥺
Posted : 23 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...