Sad Moment - 49

56 13 1
                                    

SIAP BACA ROBOT SANG PERI CINTA?

INI AGAK DUAR LHOO😓

OKE DEH KALO SIAP!

-----

Kata-kata mamanya di rumah seakan terngiang-ngiang dalam kepala Arul, menghantui relung hati dan jiwanya. Cowok itu kemudian menunduk dalam-dalam, berusaha menahan setiap rasa berdenyut yang mulai menjamah kepalanya. Pusing. Kepala Arul pusing. Dirinya cukup shock berat karena baru pertama kali melihat Anna mengamuk hingga mengatainya dengan kata kasar semacam itu. Benar-benar bukan karakter Anna yang menurut orang-orang tidak tegaan, pintar, dan tidak banyak bicara. Benarkah hanya pada Arul saja Anna menjadi sosok yang keras, kasar, sinis, dan kejam?

"Lo jangan sombong, bawang!" Lagi dan lagi Anna merepetisi kalimatnya dengan nada membentak. Air mata terus bergulir di pipinya. Tubuhnya yang bergemetar tampak tak sanggup berdiri lagi. Arul tidak tahu lagi harus berbuat apa, dirinya hampir mematung, suasana di sekitar mencanggung. Banyak pasang mata yang begitu sadis memerhatikan mereka berdua. Bisikan demi bisikan kian menganggu indera pendengaran Arul. Rasanya kedua pasang telinga itu memanas. Tidak kuat dengan tekanan dan cemoohan yang tak bosannya mengganggu, Arul buru-buru menarik tubuh Anna lalu mendekapnya dalam-dalam. Cewek itu tentunya tidak mau tinggal diam. Dia berusaha memberontak tetapi Arul nampak tidak peduli.

"Nangis aja, plastik bego," lirih Arul datar membuat Anna berhenti memberontak. Pertahanan cewek itu luluh juga. Dia membiarkan seluruh perasaannya tersingkap dalam dada bidang milik Arul. Anna terisak kecil, tidak tahu harus berkata apa. Tubuh Arul yang hangat itu seakan menjadi sebuah bidak tembok perlindungan yang membuat Anna tidak bisa berpikir apapun lagi. Kilas balik kenangan silam itu kembali muncul. Sekelibat bayangan kejadian yang pernah dialami Anna dan tidak akan pernah dia lupakan. Sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa dua orang keluarganya.

Anna menangis membisu bersamaan dengan Arul yang memerhatikan dengan awas. Berbagai pasang mata kembali memunculkan tatapan aneh seolah mempertanyakan hubungan mereka yang sudah terkenal sebagai rival dan musuh bebuyutan yang selalu mengatai bawang dan plastik, tetapi kenapa malah .... ?

Manusia memang sudah terbiasa menilai akibat tanpa mau mengenal penyebab. Padahal setiap titik kehidupan ini sudah digariskan.

Terlalu cepat menyimpulkan akan membunuh perlahan-lahan simpati dan kemanusiaanmu, tapi siapa peduli? Siapa yang mau tahu dengan air matamu? Semua orang hanya mau tahu dirimu yang selalu baik-baik saja.

Sayangnya waktu tidak mau menunggu. Setiap acara sudah pasti memiliki susunan tersendiri, termasuk malam keakraban ini. Walau pun suasana canggung, tentunya memertahankan acara agar tetap baik adalah tugas para anggota OSIS.

"Eum ... ehm ... tes! Tes!" Friska dengan lihai berbisik dalam microphone. Dia memang sudah dijadikan sebagai pembawa acara dalam malam keakraban ini, terutama pada momen yang sekiranya sudah ditunggu-tunggu; pesta dansa. Ucapan Friska berhasil membuat Anna dan Arul refleks menjauh satu sama lain. Entah apa yang terjadi tadi, rasanya begitu singkat dan aneh. Anna tidak berani melirik Arul, begitu pun cowok itu. Sebenarnya tadi apa yang terjadi, sih?

"Yo, guys! Sekarang kita bakal masuk ke sesi yang paling kalian nantikan! Jadi ... selamat bersenang-senang!"

-----

Yihaaa sobat cumi! Gimana dengan ch ini?
Oh ya aku mau nanya, kalo aku buat tips-tips kepenulisan di Youtube aku kalian pada tertarik gak?
Subs dulu yuk Youtube aku!
Youtube : Igga Cumi
Makasih ya🐙🐙

Posted : 7 Agustus 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang