Gurl Convo - 144

14 7 4
                                    

Anna berkali-kali mematut dirinya di depan cermin sampai Iluna meledekinya. “Lama-lama pecah tuh cermin lo pelototin terus!” Anna terpengarah mendapati Iluna di belakangnya. Anna merasa jengah. Dia membiarkan Airin memolesi dirinya dengan berbagai alat riasan. Dia terkejut dengan hasil dari make-up buatan Airin, Anna benar-benar seperti disulap dan diubah menjadi orang lain. Siapa saja bisa pangling melihatnya!

Iluna juga sudah berbeda dari yang tadi dilihatnya Anna, cewek itu mengenakan rambut palsu berwarna hijau mint yang dikepang dua dan menyematkan dua gagang kacamata bulat pada telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iluna juga sudah berbeda dari yang tadi dilihatnya Anna, cewek itu mengenakan rambut palsu berwarna hijau mint yang dikepang dua dan menyematkan dua gagang kacamata bulat pada telinganya. Penampilan Iluna cukup manis tapi menunjukkan aura dingin. “Lo jadi siapa?”
Iluna menjawab tanpa ragu. “Kinokuni Nene.”

“Pasangan siapa?”

Iluna menarik sudut bibirnya. “Ntar juga tau.”

Airin melirik ke arah mereka dengan wajah tidak enak. “Duh, maaf nih kalo lama dan bikin kalian nunggu. Soalnya tadi, kan, aku make up in Anna dulu.”

“Justru gue makasih ke Airin udah mau make up in gue,” ucap Anna sedikit tidak enak. Dia baik-baik saja, tidak tahu kalau Iluna. Cewek dingin hanya melirik malas dengan manik berlensa kontak coklat terang yang terkesan dalam itu lalu kemudian izin untuk berjalan ke luar dengan dalih di dalam kamar panas, pengap, dan tidak enak membuat teman-teman yang lain menunggu di depan. Anna dibiarkan hanya berdua dengan Airin. Mendapat kesempatan emas ini, Anna tidak menyia-nyiakan. Dia mempertanyakan banyak hal sekaligus mengorek-ngorek tentang Airin.  

“Lo udah berapa lama belajar make up?” tanya Anna hati-hati. Semoga pertanyaannya masih sopan. Airin menoleh sebentar lalu bergumam kecil. Kelihatan sedang berpikir, begitu sudah yakin cewek itu melontarkan senyum manisnya. Airin memang tipikal gadis hangat dan mudah membuat orang lain terpesona akan keramah tamahannya.

“Kira-kira empat tahun. Sejak kenal cosplay,” jawabnya lembut. Anna jadi tidak kaget lagi melihat hasil make up spektakuler ala tangan Airin. Dia sudah belajar selama empat tahun, bayangkan sudah sebanyak apa pengalaman yang dimiliki? Sudah seberapa banyak karakter yang diperankannya? Sudah seberapa lama dia menjadi seorang wibu yang menggilai anime? Sekadar membayangkannya saja Anna jadi ngeri sendiri. Dirinya sendiri nol pengalaman, tidak pernah berperan, tidak ada minat, dan semua hanyalah paksaan dari seorang Syahrul.

“Apa yang buat Airin tertarik ke dunia cosplay?” tanya Anna lagi, pertanyaan kedua. Airin menyeringai lalu menggeleng kecil.

“Ya ampun, nggak nyangka ternyata aku bakalan diinterogasi. Atau kita lagi sesi wawancara?” Airin kembali memoleskan eye shadow ke dalam kelopak matanya. Sempurna! ucapnya dalam hati.

“Ehm, kalo nggak dijawab juga nggak apa. Mungkin gue terlalu kepo.”

“Nggak, kok,” sanggah Airin. “Aku cuma kaget aja. Kupikir Anna itu cenderung pendiem. Ternyata suka ngomong juga, hihi. Aku tertarik ke cosplay karena ya ... aku suka seni, aku suka ngekspresiin diri.”

“Eh? Bukan karena suka anime?” Berbeda dari pemikirannya, justru jawaban dari Airin memberikan persepsi dan sudut pandang baru.
Airin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan polos Anna. Tidak menyangka akan seperti itu yang keluar dari bibir ranum merahnya yang sudah dipoles lip stick baru Iluna.

“Nggak. Airin ini awalnya malah bukan wibu, nggak pernah nonton anime juga. Yang Airin cosplay-in pertama kali itu Harlequin dari Suicide Squad.”

“Bukannya cosplay identik sama karakter anime?” Kepala Anna berputar. Tidak mengerti lagi dengan semua ini. Airin menjelaskan dengan baik-baik bahwa tidak semua cosplay itu memperagakan karakter anime. Namanya cosplay artinya costume player yang artinya, selama orang itu memakai kostum karakter berarti sudah memperagakan. Sekali pun mengenakan seragam guru atau superhero seperti Batman, sudah bisa disebut cosplay. Mungkin saja termasuk badut-badut penghibur yang ditemui Anna di taman hiburan. Mereka sudah cosplay karena bermain kostum. Ini benar-benar membuka pemikiran Anna yang selama ini mengira cosplay berarti memakai kostum anime.

“Gantian, aku juga mau nanya!” Airin berteriak keras membuat Anna tertegun. Kenapa tiba-tiba gini coba?

“Mau nanya apa?”

“Kamu sendiri apa yang bikin kamu tertarik cosplay sebagai Nakiri Erina, padahal kamu sendiri nggak suka anime. Kpopers pula, kan?” tanya Airin menyelidik. Justru yang kelihatan menginterogasi itu dirinya, bukan Anna. Airin mengenakan wig cap miliknya dan menjepit beberapa sisi dari rambut menggunakan jepitan. Setelahnya Airin memakai rambut palsu berwarna biru tua yang dibentuk kepang dua. Anna jadi merasa aneh memerhatikan gaya rambut Airin dan Iluna yang terkesan mirip, sedangkan hanya dirinya yang berbeda jauh karena digerai dan bahkan ada poni yang melengkung ke luar rambut.

“Itu ... karena ....”

-----
Karena apa hayooo?🥺 BTW HARI INI RSPC UDAH RESMI 7 BULAN HIKSS 😭❤ ADA YANG MAU UCAPIN SESUATU??🥺

Posted : 20 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang