The Commitment - 84

44 8 1
                                    

Anna berusaha menjaga jarak dengan Arul di lingkungan sekolah, namun di luar berbeda. Anna mengajari Arul fisika dengan baik, ya tentu saja demi tiket konser. Memang Arul memiliki phobia, tapi dengan ilmu pemaksaan dan pencekokan berhari-hari Anna berhasil membuat Arul minimal 'paham'.

Saat ini mereka sedang berada di kafe dekat dengan rumah Anna. Arul sebenarnya agak penasaran, tapi baru kali ini dia berani menanyakan.

"Sebenernya kenapa lo kok kalo di sekolah kaya nggak ngenalin gue?"

"Lah kan kita rival," jawab Anna santai. Sumpah, jawabannya enggak masuk akal.

"Gue ribet kalo tiap hari harus ke sini," tukas Arul. Anna mengangkat bahu tak peduli lalu kembali menyendoki salad buah yang tadi dipesannya.

"Gue disuruh Bu Dewi, so gue nggak nerima alasan apa pun, ya." Anna menajamkan mata lalu kembali beralih ke buku cetak. Detik berikutnya kembali menjelaskan, meski begitu pikiran Arul bercabang ke mana-mana. Dia juga harus mempersiapkan diri untuk turnamen berikutnya, jadwalnya sangat padat karena SMA Cattleya selalu memberikan komitmen bagi para penerima beasiswa non akademik agar berpartisipasi dalam lomba sebulan minimal satu kali. Kalau tidak? Ya dicabut. Lalu minimal tim mereka juga harus menang dalam perlombaan satu semester (per enam bulan) minimal satu kali dari enam perlombaan yang diikuti setiap bulan, benar-benar cukup berat bukan?

"Oi, plastik." Arul kembali memanggil membuat Anna menghentikan ucapannya. Kini kedua pupil mereka saling menumbuk. Arul mengambil segelas kopi hitam miliknya.

"Apaan?"

"Kalo PTS Fisika gue nembus KKM ...." Arul menarik napas kecil lalu mulai menyesap minuman pahit itu, setelahnya melanjutkan ucapan. "Lo dateng ya ke turnamen gue berikutnya."

Anna terpaku di tempat seolah ditahan oleh sesuatu yang berat. Apa manusia di hadapannya ini kesurupan? Salah makan apa Arul? Kok permintaannya random banget?

"Kenapa gitu?" Anna jadi salah tingkah. "Gak mau! Gue aja belom jadi ngalahin elo kok."

Arul menarik senyuman tipis. "Nah itu dia! Gue mau sombong sama lo. Biar lo mikir-mikir kalo mau ngalahin gue."

Anna mendengkus, menyadari fakta bahwa semakin lama Arul menjadi semakin sombong. Apa dia kecipratan narsisme dari sobatnya itu, kah? Ternyata benar kata orang, bahwa seseorang akan meniru perilaku orang lain yang berada di dekatnya. Pengaruh lingkungan memang besar banget, ya. Jadi tidak salah dong kalo Anna menyeleksi siapa saja yang menjadi sahabat dekatnya? Omong-omong meski Anna bersahabat dengan Ririn, syukurnya sampai detik ini Anna belum menjadi si mulut besar.

Anna mengambil gawai dan menekan tombol panggilan ke nomor rumah, beberapa detik berikutnya Youka, yang baru saja di-summon Anna pun datang.

"Wah! Ada Arul-nii!"

"Lho, kok, kamu ke sini?" Arul heran.

"Eh nggak suka ya?" Youka memasang senyum penuh arti. "Atau Kakak Arul dan Kakak Anna lagi nge-date?"

Puk.

Anna menepuk kepala Youka pelan, biar bocah itu diam.

"Gue yang nelepon Youka, kafe ini kan deket banget sama rumah. Bisa dijangkau sama jalan kaki."

"Jadi ada apa Kak Anna manggil Youka? Mau traktir?"

Anna memandang Arul. Cowok itu langsung menggangguk.

"Ah, ya! Kamu pesen aja apa yang kamu mau, aku abis gajian nih."

"Asyik!" Youka menghambur menu di meja lalu mencari menu favoritnya. "Eh ... kok nggak ada nasi uduk?"

"Mana ada nasi uduk neng, ini kan di kafe. Haduh, pesen yang lain aja, Ka." Anna bersungut.

"Ah nggak asyik, yaudah Youka mau es krim aja."

Arul memanggil salah satu pegawai dan memesankan es krim untuk Youka, setelahnya Anna mengatakan pada Youka mengenai permintaan absurd Arul. Entah kenapa Arul baru tahu bahwa mereka sering curhat-curhatan, ternyata cewek itu sukanya melakukan hal-hal seperti itu ya.

Kedua pupil miliknya berbinar-binar penuh semangat. "Kalo Youka setuju banget! Aku juga mau ikut dateng ke turnamen Kak Arul!"

"Hah?"

"Iya!" Youka menarik tangan Anna lalu bersandar di bahunya. "Jadi Kak Anna juga harus ikut!"

-----
Haihai apa kabar?❤

Posted : 14 September 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang