Bagaimana ini? Arul menggigit bibirnya sendiri dalam-dalam. Tidak tahu harus berbuat apa dan hanya membiarkan Anna mengencangkan pelukannya. Tangan Arul terangkat, hampir ingin meraih bahu Anna dan bermaksud memeluknya balik. Tetapi ... tangan itu seperti ditahan sesuatu. Berhenti hanya dalam beberapa jengkal dari punggung cewek yang masih menangis sesunggukan itu. Arul takut yang dilakukannya salah lagi. Dia tidak pantas untuk memeluk Anna, lagipula cewek itu sendiri memeluknya hanya karena refleks, kan? Hanya karena ketakutannya pada petasan yang terus mengiringi pesta dansa, kan?
"Hiks, hiks." Anna sesunggukan. Dadanya seperti terbakar. Cewek itu tidak sadar sedari tadi sedang memeluk cowok yang berstatus sebagai orang yang paling dirinya benci. Raungan demi raungan Anna bersandingan dengan suara petasan yang terus menjadi bintang utama dalam malam puncak.
Arul yang tadinya ingin membalas pelukan itu akhirnya mengubah motifnya. Dengan tegar, tangan cowok itu mulai menepuki punggung Anna. berusaha menenangkannya. Tapi lagi-lagi ....
Duar! Duar!
"Waaa! Takut!"
"P ... plastik ...." Dada Arul kian berdebar-debar. Saking kerasnya, cowok itu sampai takut kalau-kalau Anna mendengarnya. Jujur saja, baru kali ini Arul merasakan dipeluk cewek selain oleh mamanya. Arul tidak tahu harus berbuat apa. Anehnya, jika selama ini dia risih dan jijik tiap melihat cewek genit mendekatinya, kali ini dia justru membiarkan tubuhnya dipeluk kuat-kuat oleh rivalnya sendiri. Meski tadi dia sendiri sempat mendekap Anna. Ini berarti sudah dua kali dia merasakan jarak sedekat ini dengan tubuh Anna. Bau harum surai Anna menggelitik indera penciuman Arul. Deru napas Anna yang tak stabil karena ketakutan terasa begitu jelas.
Apakah Anna merasakan debarannya?
Apakah Anna merasa nyaman ketika memeluknya?
Apakah Anna tak melihatnya sebagai musuh?
Apakah Anna .... ?
Belum terjawab semua pertanyaan kegundahan dan keresahan Arul, tiba-tiba saja suara sesunggukan Anna terhenti. Arul memasang raut bingung, padahal suara petasan terus terdengar dan tidak ada tanda-tanda berhenti. Ledakan itu terus menjadi gemuruh hebat, meski sebagian orang di sekelilingnya malah menganggap itu bagian dari acara dan bermaksud meningkatkan adrenalitas.
"Oi, plastik!" panggil Arul cepat yang tak kunjung mendapat jawaban. Anna membisu. Arul bergeming sedetik lalu mencoba memanggil Anna dengan benar. "Annandita!"
Lagi-lagi nihil. Karena penasaran Arul sedikit mendorong tubuh Anna agar dapat melihat tubuh yang jauh lebih pendek darinya. Betapa terkejutnya Arul saat baru menyadari bahwa Anna hampir saja limbung ke belakang jika dia tidak sigap menahan tubuh itu. Ternyata cewek ini ... pingsan!
Beberapa pasang mata kembali melirik ke arah mereka. Arul tidak mengerti, kenapa malam ini dirinya benar-benar menjadi sebuah sorotan pusat perhatian? Arul sendiri sudah terbiasa tentunya, tetapi yang membuatnya terlihat lain adalah karena hadirnya Anna. Anna adalah musuh bebuyutannya dan khusus malam ini, gemparnya Arul malah menjadikan Anna sebagai pasangan dan cewek itu malah pingsan di tengah acara.
"Angkat! Angkat!" Beberapa anak malah menepuk kedua tangan seirama dengan sorakan mereka yang memprovokasi Arul agar cepat-cepat menggendong Anna ala bridal style yang romantis bak FTV! Arul yang disoraki justru bergeming. Dahinya semakin berkerut.
"Rul, astaga!" Fariel memecah kerumunan. "Itu dia pingsan! Cepet angkat!"
Arul memasang wajah masam. "Gimana caranya? Bantuin!"
Fariel mendesah kasar, lalu mendekat dan berusaha membantu Arul untuk mengangkat Anna. Zonk! Arul mana bisa mengangkat seorang cewek sendirian kecuali kalau cewek itu adalah Youka!
Kali ini kita perlu mencatat, salah satu kekurangan seorang kapten basket kita yang merupakan bagian dari most-wanted SMA Cattleya adalah; tidak tahu bagaimana cara memperlakukan perempuan yang sedang pingsan di hadapannya. Hm, tetap idaman kah?
-----
Heyyo sobat cumiii🐙 apa kabar? Yuk komen gimana pendapat kalian tentang cerita ini?Mau dibuatin spin off Mas Fariel? Dah langsung komen!!
Posted : 9 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Ficção Adolescente"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...