“Lo jahat.”
Ucapan Anna begitu ketus, tetapi sungguh itulah kebenarannya. Selama ini Ririn terkungkung dalam penjara yang dibuatnya sendiri dan merasa bahwa penjara itu sudah hal terbaik, tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang tengah menunggunya. Tanpa menyadari bahwa ada sebuah hati yang terluka karena perlakuan kejinya. Anna sahabat Ririn, tetapi tidak bisa membiarkan hal ini. Sikap Ririn keterlaluan. Kedua netra Ririn memandang Anna nanar, sedikit tidak percaya seorang yang kalem dan pendiam seperti Anna dapat berkata kasar seperti itu.
“Ke ... kenapa bilang gitu?”
Anna sudah tidak dapat mengontrol emosinya. Dia menunjuk-nunjuk Ririn sambil mengutarakan amarahnya yang sudah mendidihkan seluruh darahnya. Biarlah, kerahkan dan kerahkan semua isi hati. “Lo mikir nggak, sih? Kalo lo di posisinya Zeal gimana? Apa lo nggak stres? Nggak kepikiran? Bertanya-tanya lo tuh salah apa sampe harus digantung-gantung? Lo nggak tau, kan, kalo digantung itu lebih sakit daripada ditolak!”
“Tapi dia bahkan nggak bujuk—"
“Itu tandanya Zeal cowok baik! Cuma cowok baik yang bener-bener mau nunggu tanpa harus bujuk! Zeal ngehargain perasaan lo dan gak mau lo nerima dia karena kasihan atau karena kepengaruh bujuk rayu dia! Zeal mau kalo misalnya lo terima, bener-bener karena lo suka! Kalo lo tolak juga karena emang lo nggak suka!” Anna ingin menampar Ririn tapi itu terlalu melampaui batas. Apalagi sekarang Anna ini sedang membutuhkan Ririn untuk membantu misi penyelamatan Youka, sehingga Anna menarik napas dalam. Membiarkan Ririn untuk berpikir jernih.
Berbeda dengan Anna, Ririn merasa seperti mendapatkan hentakan kuat mengakibatkannya hampir membenci diri sendiri. Ririn tidak pernah menyadari bahwa perlakuan sederhana seperti ‘menggantungkan hubungan asrama’ itu akan mengakibatkan dirinya dimaki habis-habisan oleh Anna bahkan menjadi pusat perhatian orang-orang. Ketika Ririn menoleh ke kumpulan siswa, dapat dilihatnya bahwa Zeal juga tengah mengawasi dengan alis yang turun. Karena netra mereka saling bertemu, Zeal hanya menarik senyum kecil seakan menahan perih lalu mengalihkan pandangan karena tidak berani menatap Ririn. Apakah itu berarti semua yang dikatakan Anna itu benar?
Zeal bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan teman-temannya bahkan melewati mereka. Tentu saja cowok itu menahan malu dan sakit bercampur aduk karena telah menjadi perbincangan seisi kantin. Anna kembali menunjuk wajah Ririn.
“Ini kesempatan lo! Lo bisa selamatin adek gue sekaligus menjadi pacar cowok sebaik Zeal! Atau lo bakal kehilangan tiga orang! Gue, adek gue, dan Zeal!” ancam Anna lalu angkat kaki meninggalkan Ririn dalam kekalutan.
Berbagai pasang mata menatapnya jijik bercampur kebencian karena telah berani-beraninya menggantung cowok setulus Zeal tanpa mengetahui bahwa hati Ririn juga sudah terkoyak-koyak. Orang-orang menilai Ririn sebagai seorang pelaku yang jahat dan Zeal adalah korban penganiayaan, padahal yang sebenarnya Ririn sendiri juga merasakan sakit yang mendalam karena ketakutannya dalam menjalin sebuah hubungan dengan komitmen.
Irina Varinka, sisi kepercayaan dirinya sangat rendah. Merasa dirinya tidak pantas disukai siapa pun, apalagi teman-teman sekelas selalu menyebutnya ‘mulut toa masjid’. Tidak sepintar Anna, tidak secantik Kiara, tidak seimut Youka, serba biasa. Hanya kemampuannya suka berbicara saja yang menjadi kelebihan. Karena itu melihat mulusnya jalinan PDKT antar dirinya dan Zeal adalah sebuah anugerah kebetulan yang hampir mustahil tetapi menjadi kenyataan. Tiap kali terbangun dan dekat dengan cowok itu, Ririn merasa semua hanya mimpi.
Ditembak oleh Zeal? Itu bahkan tak pernah terbayangkannya. Karena itu Ririn sangat takut melangkah, meski hubungan PDKT-nya cukup mulus, Zeal sangat sibuk dan cuek. Ririn takut bila menjalin hubungan lebih dari PDKT, Zeal akan berlaku lebih sadis lagi padanya. Padahal ... menjadi dekat dengan Zeal saja, Ririn sudah sangat bersyukur. Lebih dari itu, Ririn merasa sangat lancang.
Apakah Ririn benar salah? Apakah takdir yang menyelimutinya dirinya salah? Apakah mencintai Zeal adalah sebuah kesalahan?
-----
Hai, aku up lagi ya^^ silahkan komentar karena tidak lama lagi RSPC akan tamat:)Posted : 28 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...