Dalam hati, Arul bingung apakah ini adalah keberuntungan atau kesialan karena papa Anna meminta untuk Arul mengantarkan putrinya yang jatuh pingsan pulang ke rumah dalam kondisi Arul harus meninggalkan mata pelajaran fisika. Satu-satunya subjek mata kuliah yang paling cowok itu tidak sukai dalam hidup.
Seusai menyetop taksi, cowok itu perlahan membuka pintu mobil dan memasukkan tubuh Anna yang lunglai dengan perlahan. Sedikit Arul meneguk saliva saat menyadari posisinya yang begitu dekat dengan Anna, apalagi setelah diperhatikan ternyata cewek itu memiliki wajah yang cukup rupawan dengan tulang pipi yang ramping, dengan alis yang cukup berisi dari tengah hingga pinggir namun tipis di ujung, serta bibir lacip yang seakan menyuruh Arul untuk mendekat dan mencumbu ... oke, buru-buru Arul menghapus pikiran kacau tersebut dan menutup pintu taksi. Berikutnya Arul bergegas menuju kursi depan karena takkan sanggup kalau berada di samping Anna di bangku belakang.
“Mau ke mana, Mas?” tanya supir ramah sambil menggaruk ujung hidung mancungnya, barangkali gatal. Arul menyebutkan alamat rumah Anna, sang supir membalas jempol pertanda paham. Taksi melesat meninggalkan pemukiman SMA Cattleya membelah jalanan Jakarta Barat. Gaya menyetir supir tersebut sontak membuat Arul kagum. Tegas, cepat, namun taat aturan.
Arul terdiam, kalut dalam pemikirannya. Entah sudah berapa kali dia bersikap lagaknya ala pahlawan, selalu ada di setiap Anna dalam masa susah. Takdir yang buruk ini, apakah harus Arul hindari? Setiap kali Arul ingin bersikap tidak mau ikut campur, rasanya susah sekali. Bagaimana mungkin dia bisa biasa saja?
Gawainya dalam kantung bergetar, menampakkan layar bahwa seseorang menelepon. Arul mengangkat telepon tersebut dan mendengar suara tak asing, suara berat dari sang sahabat.
“Diem-diem aje lo Rul! Gak mau gue izinin, hm?”
Arul menyandarkan bahunya lebih dalam pada sandaran kursi di samping supir yang asyik berkelana mengemudi kendaraan beroda empatnya. Cowok itu sedikit menguap pertanda lelah. “Tanpa gue minta, lo udah paham.”
Fariel terkekeh. “Kejamnya, lo bener-bener cuma manfaatin gue ya, Rul?”
“Kalo gue nggak nolongin nih cewek, malah gue abis sama lo.”
“Ya iyalah, lo nggak gentle kalo lo ngebiarin dia pingsan gitu aja, pea!” Fariel mendengkus. “Eh udah dulu, Bu Rini dah mau masuk!”
Arul menarik lengkungan tipis. “Salamin ke Yugha, kapan-kapan traktirin gue lagi!”
“Siap mas bro.”
Telepon itu pun ditutup. Pak supir melirik Arul sekilas lalu memulai berbasa-basi untuk mencegah keheningan yang nantinya berseliweran setelah Arul tidak asyik bertutur sapa dengan sobatnya tadi. “Nganterin pacarnya, mas?”
“Haha, bukan, Pak. Cuma temen.”
Supir mancung tersebut mengangguk paham. “Jarang-jarang lho temen mau nganterin pulang kayak gini, Mas. Orang kayak mas langka banget.”
Arul menarik sudut melengkung tersebut lebih lebar. Berusaha menghormati Pak Supir tersebut, tidak mungkin dia mengatakan jujur bahwa Anna adalah musuh bebuyutan bukan? Aneh bukan main kalo ada seorang musuh yang sebegitu perhatian sampai peduli dan mengantarkan pulang ketika raga tak sadar begini.
Karena tak ada jawabannya dari Arul, Pak Supir tersebut mengambil inisiasi untuk memutar tape mobil agar menimbulkan sedikit kebisingan dari alunan musik yang perlahan memasuki indera pendengar. Suara yang mendayu sedikit memanjakan Arul hingga cowok itu sedikit merasa rileks.
Perjalanan yang tidak terlalu jauh itu pun tidak terasa, bahkan ketika Arul hanya memejamkan manik sebentar dan ketika membuka kelopak suasana tak asing tampak begitu dekat. Rumah yang entah sudah ke berapa kalinya kaki tersebut pijaki, bebauan aroma lavender yang sudah ke berapa kali Arul cium, dan sudah berapa banyak kenangan keributan yang selalu dikehendaki.
-----
Guys, kalian seneng gitu ga sih kalo aku nambahin gambar visual Anna, Arul, Youka, dkk? Atau kalian masih belum tahu siapa saja visual mereka? Cuus ke Instagram @storigga. Di sana ada lho video teaser spesial 100 chapter Robot Sang Peri Cinta dan bahkan ditampilin semua wajah visual karakter hihi🤗
Thanks sudah selalu mengikuti cerita ini, love you guys so lot ❤🤗Posted : 23 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...