“Dibatalin! Dia kecantikan juga!”
Anna heran, memang apa yang salah kalau memilih pasangan yang cantik? Arul, kan, bukan kategori cowok jelek. Malah termasuk dalam jajaran most-wanted SMA Cattleya bersama dengan teman-temannya di dalam ekskul basket. Terus apa masalahnya? Jangan-jangan Arul insecure? Tidak bisa dibayangkan sama sekali Arul yang notabenenya dingin ternyata diam-diam memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah. Ini mengerikan. Jelas-jelas mengerikan!
Cantik itu berarti enak dipandang, lantas di mana kesalahannya? Apa kali ini project couple cosplay-nya mengandalkan karakter-karakter yang tidak memiliki visual indah? Tunggu dulu! Apa itu berarti menurut Arul, Anna adalah tipikal cewek jelek yang pantas menjadi partnernya? Sumpah, boleh nggak Anna menggantung Arul di pohon toge?
“Kan, kata lo lagi nyari partner cosplay, ya nggak ada masalah dong kalo partner lo cantik?”
“Gue nggak suka kalo partner kecantikan, nanti yang mencolok malah couple gue bukan gue!”
Duk! Anna menendang tulang kering milik Arul mengakibatkan cowok itu mengaduh kecil. “Aw!”
“Sialan, lo!” maki Anna. Arul hanya meringis sebentar lalu kembali menjadi sosok yang cool.
“Berhubung lo kowai jadi pasti cocok,” bela Arul. Anna nge-flat.
“Ogah,” tolaknya.
“Nggak bisa gitu. Lo harus mau! Lo nggak tega, kan, liat gue dihujat sama kaum bawang kalo nggak punya couple sendiri?”
Anna menggeleng. “Gue tega kok, kalo sama lo.”
Wajah Arul tempias, seperti kehilangan seluruh angan dan harapan. Anna benar-benar tanpa ragu menolaknya bahkan setelah Anna sudah memakai kostum Nakiri Erina di tubuhnya.
“Lo mau apa?”
“Hah?”
“Gue kabulin!” tegas Arul setengah memaksa. Nampaknya cowok itu masih belum mau menyerah. Tentu saja projek ini harus berhasil bagaimana pun juga caranya! Harus! Karena projek ini bagaikan harga diri seorang Arul yang dipertaruhkan!
Anna berpikir sekilas. Apakah penawaran Arul ini akan diterimanya? Kapan lagi seorang yang pelit macam Arul berkata ingin mengabulkan permintaan Anna?
“Gue nggak yakin lo mampu ngasihnya,” tanya Anna dengan nada menyindir keras.
“Lo ngeremehin gue?” Arul mengerucutkan bibir seksinya. “Lupa siapa yang beliin lo tiket konser?”
Anna menyengir lalu menggaruk telinganya pelan. Tentu saja dia ingat! Namun sekarang ini berhadapan dengan Arul refleks membuat Anna tidak bisa percaya begitu saja karena memang Arul pasti akan perhitungan. Jangan-jangan Arul akan menganggapnya hutang?
“Lo mau apa, sih?” Arul mulai gemas. “Mau album baru? Light stick? Poster? Photopack?”
Anna menggeleng lalu berujar santai. “Bukan, sih. Lagi nggak pengen jajan album dulu.”
“Oh. Mau ditraktir? Somay? Bakso? Kaefi? Ricis?” Arul masih bersemangat. Rahangnya mengeras seakan mampu membaca pikiran Anna. Sayangnya, wahai kaum lelaki kalian tidak akan semudah itu membaca pikiran seorang wanita. Hohoho.
Mendengarnya, bukan bahagia atau ingin yang Anna rasakan. Dia justru melontarkan pandangan tidak suka. Apa Arul membuat kesalahan?
“Gue ... lagi diet.” Anna mengaku. Arul tidak merasa sedikit pun berat badan Anna berubah dari terakhir kali mereka bertemu, oke baiklah. Arul hampir kehilangan harapan untuk melakukan adegan tebak-menebak ini.
“Gue anter jemput tiap hari gak usah bayar bensin seminggu?” Arul bertanya dengan hati-hati. Semoga dia tidak menyakiti hati Anna lagi, semoga!
“Nggak usah, Rul, gue bisa pulang sendiri.” Buruk! Anna menolak penawaran emas ini.
Arul berdecak frustasi. Semua terbakannya sudah dilontarakan dan tidak ada satu pun jawaban yang benar. Sudahlah, Arul menyerah. “Terus apaan, sih? Gue pasti bisa, kok!”
Anna berdeham kecil, sepertinya Anna sudah serius ingin mengatakan apa yang ada di dalam hatinya.
“Bagi nomornya Kak Koikun, dong.”
Mendengarnya, Arul hampir kehabisan kata-kata untuk bereaksi lagi. Yang benar saja! Apa Anna sudah mulai naksir sama temen seper-cosplay-annya itu? “Lo suka Iki?”
Anna terdiam. Baru tahu bahwa nama asli dari Koikun adalah Iki. Meski belum tahu nama lengkapnya, sih. Karena Anna tidak menjawab sama sekali Arul mendekatkanw wajahnya ke wajah Anna lalu berteriak keras.
“Nggak! Nggak mau!” tajamnya memprotes.
Anna menganga lalu balik berteriak dengan nada memelas. Tidak sangka Arul malah menolak apa yang diminta Anna padahal sedari tadi sudah yakin bahwa dirinya mampu memberikan apa saja. “Lah, itu, kan, permintaan gue!”
Arul memundurkan tubuh lalu membuang wajah. “Nggak mau pokoknya. Lo minta aja yang lain, gue pasti kasih.”
“Dih, bawang!” Anna meremas tangannya sendiri. “Gue, kan, cuma minta bagi kontaknya aja!”
“Dia tuh predator, Annandita!”
Hah? Predator?
----
INI CHAPTER FAVKU❤❤🤣 SUMPAH CONVONYA MEREKA TUH NGANGENIN🥺 KALIAN RASAIN YG SAMA GA SIH? SOMETIMES SELALU BERPIKIR CERITA INI DITERBITIN DI PENERBIT MAYOR TERUS DIFILMIN. WHY? KARENA YA SEGEMOY ITU MEREKA BERDUA🥺 GA KEBAYANG KAN KALO JADI REAL VISUAL DALAM FILM? AAMIININ AJA YA! YUK BANTU PROMOSIIN CERITA INI KE TEMEN KALIAN, MUSUH KALIAN, PACAR KALIAN, GEBETAN KALIAN, SELINGKUHAN KALIAN, MAMA PAPA KALIAN, ADEK KAKAK, GURU, SEMUA DAH🤣Posted : 16 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...