Detik itu juga tanpa babibu, Fariel dan Arul langsung berangkat belanja membeli seragam dan beberapa pakaian yang tentu saja dibayar total tanpa utang oleh si putra mahkota Sayudha.
"Mau sekalian beli makanan apa?"
Arul hanya menggeleng, berusaha menolak bantuan si cowok itu yang sudah terlampau banyak.
"Lah? Nggak usah malu-malu, Rul." Fariel menggedikkan bahu. "Lo kaya sama siapa aja. Sans, mau apa si?"
"Nggak, gue lagi nggak butuh apa-apa lagi. Ini aja cukup. Gue makan mie instan aja," tolak Arul.
Banyak sekali pikiran yang berputar di kepalanya, membuatnya kadang melupakan banyak hal. Bahkan di saat dia sedang di bawah seperti ini, masih ada seseorang yang selalu bersamanya. Seseorang yang bisa Arul percaya sebagai sahabat, berada di kala senang mau pun susah. Kala jungkir balik hidup yang membuat diri ingin mengakhiri semua, tetapi selalu ada sang dewa penolong.
***
Keesokan harinya, seorang cewek bersurai ikal itu merasa dirinya diikuti. Tiap langkah demi langkah kakinya selalu saja ada yang ganjil dan yang namanya kekuatan perasaan itu memang benar. Insting wanita itu kuat. Belum ada beberapa langkah lagi dia berjalan, sang penguntit keluar sambil berjalan mendahuluinya dan sengaja menubruk si cewek tersebut.
Bruk!
"Ada apa, Kak?" tanya si cewek bersurai ikal dengan senyum kecil. Tidak mau mencari masalah lagi dan lagi dengan si senior kurang ajar ini. Si senior berdecih lalu berkata.
"Awas lo ya kalo berani lagi deketin Arul!"
"Iya, Kak. Gue nggak pernah deketin dia, kok."
"Awas ya! Gue masih pantau lo setiap hari!"
***
Kiara benar. Masa penerorannya tidak berakhir begitu saja. Dia tidak akan membiarkan targetnya dengan mudah bebas. Cinta bisa membutakan, menghancurkan manusiawi, bahkan mengganggu hati nurani. Segala obsesi Kiara ditujukan semata-mata agar Arul balik mencintainya. Tidak peduli meski harus sesulit apa pun jalan yang ditempuh, Kiara akan melakukan apa saja.
Meski ... harus menyakiti Anna lebih dalam dan lebih lagi.
Di sisi lain, Arul tidak punya keberanian sama sekali untuk kembali mengganggu Anna. Dia malu. Dia takut Anna sebagai guru akan kecewa mengingat kegagalan Arul. Sebuah kegagalan dapat merusak seseorang hingga terdalam. Tidak! Bukan hanya kecewa, mungkin saja Anna akan tertawa terbahak-bahak dan menampar Arul pada kenyataan bahwa sekeras apapun cowok itu berusaha, selalu Anna yang akan menang.
Dalam situasi terburuk ini, Arul harus ingat, mungkin hanya Fariel dan Yugha yang dapat menerimanya.
Jauh dari syarat minimal kelulusan, apalagi mencapai nilai memuaskan. Haha. Bodo amatlah.
Cowok itu kembali menggulir layar gawainya. Ini entah sudah hari keberapa dia tidak pulang ke rumah, mungkin selamanya dia ingin bersama Fariel saja. Arul tidak terlalu banyak melakukan pergerakan, sekarang dia sedang butuh merehatkan diri. Terkadang dia menginginkan kehidupan orang lain. Fariel itu bahagia, kan? Tidak punya orang tua yang berisik, tidak ada yang menuntutnya, dia begitu bebas melakukan sesuatu.
Seandainya ....
"Riel! Batre gue low! Pinjem charger-an ya!" teriak Arul berharap suaranya sampai ke luar. Saat ini Arul sedang sendirian di kamar Fariel, sementara cowok itu sedang mandi di toilet samping kamar.
Fariel tidak menjawab apa pun, Arul juga sebenarnya lupa di mana charger milik Fariel mengingat rumah cowok itu yang sebesar istana megah.
Bergerak asal dengan insting, Arul membuka laci. Berharap Fariel meletakkan charger di sana, tapi alih-alih charger, Arul menemukan sesuatu yang lain.
Sebuah foto Fariel ketika masih di sekolah dasar. Sangat berbeda jauh dengan Fariel yang dia kenal saat ini.
Berkacamata bulat hitam, rambut dibelah dua, bibir tersenyum lebar, dan seragam yang super kebesaran. Arul berkedip dua kali. Serius ini Fariel? Meski sangat tidak mungkin, Arul sangat mengenali senyum khas milik cowok itu.
Gila.
-----
HAHAHAHAA! ADA YANG UDAH MENDUGA? BTW INI CLUEEE YAAA🤭 KIRA-KIRA SETELAH ROBOT SANG PERI CINTA, IBU CUMI MAU BIKIN APA HAYOOO HAYOO HAYOO?🤤Posted : 18 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...