“Gue bakal bantu lo buat nemuin adek lo.”
Wajah Anna melunak setelah mendengarnya, setelah itu Anna menepis cekalan tangan Zeal lalu langsung berlari ke kelasnya. Tidak jadi untuk berjalan ke kelas Reno dan Sintia. Meski Anna belum tahu kapan Ririn akan menerima Zeal, tetapi setidaknya Anna sudah melihat harapan. Syukurlah Ririn gentar karena seluruh ucapan pedas Anna kemarin.
***
Saat pulang sekolah, Anna hanya duduk termenung di teras rumah. Masih tidak menyangka bahwa Youka akan lenyap begitu saja. Sampai sebuah deru motor terdengar begitu kencang di pendengarannya. Anna membuka pagar rumah dan mendapati Ririn dan Zeal berada di atas motor yang sama. Ririn segera turun dan menghambur dalam pelukan.
“Anna! Maafin gue!” teriak Ririn ambyar. Anna membalas pelukan itu, bagaimana bisa Anna akan marah-marah lebih lama pada Ririn bila sikap Ririn saja sekarang sudah selucu itu. Dengan ingus yang meler dan air mata belepotan, Ririn terlihat macam bocah. Anna sampai geleng-geleng sendiri melihatnya.
Anna menepuk-nepuk bahu Ririn. “Udah, udah. Gak papa. Lagian harusnya lo minta maaf ke Zeal, bukan gue.”“Eh?” Ririn baru sadar lalu berbalik. Zeal masih duduk santai di atas motornya. “Maafin aku ya, Zeal.”
Zeal hanya melambaikan tangannya, merasa itu bukan sesuatu yang besar. Setelah itu Anna mempersilahkan kedua calon sejoli itu untuk turun dari motornya dan masuk ke dalam rumah. Anna menyajikan dua gelas teh beserta camilan yang memang sudah selalu disiapkan papa kalau-kalau ada tamu yang datang.
“Minum aja dulu tehnya,” sambut Anna sambil menunjuk jamuannya. Ririn mengangguk lalu mulai meraih gelasnya, menyeruput manisnya teh hangat buatan Anna yang memanjakan kerongkongannya. Setelah itu, Ririn menaruh kembali gelasnya ke atas piring kecil. Atmosfir yang bergerak di sekeliling mereka seketika berat. Sekarang atau tidak sama sekali, semua harus dilakukan.
“Jadi lo udah punya rencana buat nolongin Youka?” tanya Ririn ringan. Membuka percakapan di antara mereka.
“Gue nggak tahu caranya gimana, tapi intinya kalo gue punya analisis kalo Youka itu emang harus ngejodohin orang. Di situ gue berhipotesis, kalo bukan gue dan Arul. Maka bisa orang lain.”
“Lalu akhirnya lo milih gue sama Zeal?” Pertanyaan Ririn padahal sudah jelas jawabannya tapi Anna mengangguk tegas. Ririn di sini bukanlah sahabatnya dengan mulut sebesar toa masjid, melainkan Ririn di sini adalah orang yang ingin dimintai tolong Anna untuk menjadi ‘pasangan pengganti demi menyukseskan misi penyelamatan Youka’. Dengan begitu, Anna harus mengenyampingkan hal lain dan berfokus pada hal besar ini.
“Itu juga kalo boleh. Gue nggak maksa karena semua haknya di lo, Rin.”
“Terus? Setelah gue jadian sama Zeal, apa yang mau lo lakuin?”
Anna belum tahu harus melakukan apa, tapi mungkin bila berdoa maka semua akan tertolong Tuhan seraya mengatakan bahwa Youka telah melaksanakan perjodohan ini. Anna menyampaikan perkataannya pada Ririn dan Zeal.
“Sorry nyela, menurut gue doa dan usaha itu beda. Berdoa aja tanpa usaha nggak bakal ngehasilin apa-apa. Lo harus cari cara,” ucap Zeal datar. “Jawab jujur. Apa dia itu adek kandung lo?”
Anna menggeleng lemah. “Gue baru ketemu dia empat bulan yang lalu.”
Zeal menyilangkan tangan, berpikir cerdik. “Kalo gitu mungkin di tempat pertama kali lo ketemu dia. Di sana, bisa jadi ada petunjuk.”
Ririn tampak girang. “Zeal pinter banget! Makasih, ya!”
Anna mengembus napas lalu bangkit dari tempat duduknya. “Jadi sekarang kita harus ke sekolah?”
“Lho, kok, tiba-tiba ke sekolah?” Ririn terheran-heran. Dia memandang Anna dan Zeal bergantian. Zeal menggemerutukan giginya. Tidak menyangka bahwa baru saja dari sekolah dan sekarang kembali ke sana.
“Karena ... di sana jawabannya!”
SMA Cattleya, empat bulan yang lalu jauh sebelum PTS. Di sanalah lokasi pertemuan Anna dan Youka.
------
Ini last update buat hari ini ya❤🤗 Happy satnight, guys!Aku juga mau malam mingguan:")
Malam mingguan sama tugas :")
See, guys? Tugasku numpuk parah wkwkwk, belum ada yang rapih sama sekali karena aku capek bgt. Istirahat abis PTS minggu kemarin apalagi baru sembuh huft, hari ini harus kerja keras buat kelarin semua🤗
Thankiess for all your support ❤
Posted : 28 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...