Superstar - 137

18 6 3
                                    

Suara bel menyadarkan Anna dan Youka yang masih berada di meja makan dengan piring-piring yang sudah kosong. Anna kekenyangan. Gawat! Youka mengajaknya seluruh hidangan yang ada di kulkas; kue, pudding, susu, es krim, wafer, dan berbagai snack lainnya. Memang tidak ada nasi atau makanan berat, tapi perut Anna seperti sudah tidak bisa menampung apa pun lagi. Youka gila! Namun menurutinya jauh lebih gila lagi!

Anna ingin bangkit tapi rasanya berat, Youka sama. Bocah cilik itu bahkan tertidur di atas meja saking penuhnya perut. Anna menghela napas kecil lalu menghitung dari satu sampai tiga, memaksakan diri bangkit dari bangku yang sepertinya memiliki kekuatan gravitasi yang kuat.

Begitu Anna bangun segeralah cewek yang masih mengenakan kostum Nakiri Erina itu berjalan menuju pintu. Dua hari ini papa tidak pulang karena memiliki urusan penting di kantor, dahulu Anna pastinya merasa kesepian tapi semenjak ada Youka rasa 'sepi' itu sudah sirna dan berubah drastis menjadi terlalu ramai. Namun ya sudahlah. Pintu rumah Anna terbuka dan bahu Anna terangkat tinggi-tinggi, cewek itu berusaha mundur sejauh-jauhnya dan langsung refleks memilih untuk menutup pintu dengan kencang namun pintu itu tertahan. Anna menggigit bibirnya, penampilannya saat ini sungguh memalukan.

"B ... bawang ...." panggil Anna lirih dengan tubuh yang masih gemetaran. Arul memandangnya datar setengah meledek, secara Anna memakai kostum anime yang selama ini selalu disebutnya 'menjijikkan'.

"Kenapa si, plastik?" Arul mudah sekali mempermainkan hati Anna. Dia menggunakan nada yang dibuat-buat, Arul benar-benar menunjukkan jati diri yang sesungguhnya. Dia tidak dingin, tapi menyebalkan! "Santai aja kale! Emangnya gue setan, hm?"

Nada Arul dalam berbicara benar-benar membuat Anna ingin membunuhnya detik ini juga. Anna berusaha mengendalikan diri. Sumpah! Mengetahui kepribadian Arul yang sesungguhnya membuatnya hampir gila!

"B ... bukan gitu! Kemaren, kan, lo bilang gue serem pake baju seragam Jepang, nah apalagi kostum ginian! Pasti lo makin hujat gue!" gerutu Anna sambil memainkan buku jarinya. Berusaha menghindari untuk bertatapan langsung dengan sang musuh yang setelah sekian lama baru menunjukkan jati dirinya.

Arul menyeringai, seringaian yang menunjukkan kepuasan tersendiri. "Oh, padahal kostum lo itu ... gue yang beliin. Gak ada niat bilang makasih?"

Buruk! Bahkan setelah Anna tahu kalau selama ini Arul adalah cosplayer baru, sama sekali tidak menunjukkan cowok itu takut kalau Anna akan memberitahukan jati dirinya ke sekolah. Tidak seperti awal pertama mereka bertemu! Buktinya sekarang Arul malah terang-terangan menunjukkan diri yang sesungguhnya bersamaan dengan menarik Anna ikut menyelam dan tenggelam dalam dunianya. Tidak! Anna harus bertahan! Dia tidak boleh kalah dari musuh seumur hidupnya ini.

"Ogah!" seru Anna. Arul tidak memberikan respons berarti seolah-olah hal itu memang sudah biasa dilakukan Anna. Ya, memang sudah berkali-kali sih Anna mengucapkan 'ogah' pada Arul. Jadi apa yang perlu dikhawatirkan?

"Kenapa?" tanya Arul santai. Ingin tahu alasan apa yang mengakibatkan Anna mengeluarkan ucapan khasnya.

"Kan, gue nggak minta dibeliin."

Benar juga, sih.

"Lo nggak bisa menghargai orang, ya?" Arul mengeluarkan tatapan datarnya. Jangan-jangan dia akan kembali menjadi manusia kulkas berjalan lagi?

"Bisa. Buktinya sekarang gue pake, tuh." Anna menarik senyum kemenangan. Sepertinya dia mulai bisa mengendalikan percakapan ini. Akhirnya Anna memilih mengalihkan pembicaraan mengenai kostum ini. "Lo sendiri ngapain ke sini?"

Arul menatap langit-langit rumah Anna, lampu yang memiliki daya cukup besar. Pancaran sinarnya seakan membawa Anna seperti berada di atas panggung. Anna memiliki bakat sebagai seorang bintang. Sayangnya, dia tidak pernah memanfaatkan hal itu. Mungkin saja jika berminat, Anna bisa menjadi idol atau cosplayer terkenal.

"Gue cuma berusaha mastiin paket yang gue beli sampe dengan selamat ke tangan penerimanya," tukas Arul jujur. Dia bisa mengucapkan kalimat penuh sindiran itu dengan nada datar. Memang dasar, kulkas! Namun mendengarnya membuat Anna terkekeh kecil sampai menunduk, Arul sampai dibuatnya bingung. Padahal Arul tidak sedang melawak, lho! Arul menjadi sedikit tersinggung.

Meski begitu, Arul penasaran. Dia menarik dagu Anna agar pandangan mereka saling bertemu.

"Kenapa lo ketawa?"

-------
🥺🥺 Haihai aku kembali~ ada yang nungguin RSPC?

Posted : 15 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang