Unperfect Doll - 169

25 7 18
                                    

“Khu khu khu khu!” Mendengar penolakan kejam itu, sang makhluk aneh tertawa begitu kuat hingga memekakkan telinga orang di sana hingga berdarah-darah. Hal itu membuat semua orang tidak ada yang berfokus lagi pada masalah penolakan Anna melainkan bagaimana bisa bertahan dari tawaan menyebalkan dan menyakitkan ini. “Ditolak hahaha!”

Ternyata Anna percaya, setiap kali kita gagal melakukan sesuatu selalu ada makhluk-makhluk kampret yang menertawai. Bedanya, makhluk aneh ini hanya mengincar Youka yang harus Anna selamatkan.

Meski begitu, Anna tidak dapat menyembunyikan rasa kecewanya. Dadanya tetap saja merasakan kesakitan. Kenapa juga Anna lupa kalau Arul masih mencintai kakak kembarnya, Annindita?

Sang makhluk aneh itu merasa di atas angin lalu menghentikan tawaannya. “Nah, udah jelas, kan, kalo kalian itu cuma manusia. Makhluk terlemah! Sekarang cepet serahin Youka!” Demi memperkuat ancaman dan dominasinya, makhluk aneh itu mengangkat jarinya dan menunjukkan kuku serba tajam. Arul merinding, kalau segaris saja kuku tajam itu menyentuh wajahnya, pasti akan langsung tergores.

“K ... kamu nggak boleh nyakitin manusia! Nanti Tuhan marah!” Youka berseru dari belakang masih berlindung dari tubuh besar milik Arul. Sebenarnya Youka bingung mengapa Arul dengan terang-terangan menolak Anna, padahal selama ini perlakuannya sudah seperti orang yang jatuh cinta. Mungkin Youka harus menerima nasibnya kalau dia akan segera menghilang.

“Cih, merepotkan!” Makhluk itu sekarang meludah sungguhan. Dari liurnya saja muncul buih-buih asap yang dapat dikenal Anna sebagai zat asam kuat yang mirip dengan unsur dan senyawa pembentuk air keras. Sungguh berbahaya sekali bila tersentuh benda itu. “Baiklah, aku nggak mau main kasar!”

Penampilan yang sangat cantik dan menawan, tetapi begitu mengerikan. Makhluk apa dia sebenarnya? Tanpa bertanya-tanya, makhluk itu terbang menggunakan sayapnya dan dalam sekejap sudah berada di belakang Youka. Arul yang tampak lengah mendengar suara lenguhan Youka yang sudah ditangkap. Arul segera menengok ke belakang dan makhluk itu sudah berada di depannya sambil memeluk Youka.

“Repotin banget. Maaf ya, boneka kesayangan kalian udah di tangan gue.” Wanita bersayap itu menyeringai lebar lalu memainkan lidahnya seakan ingin menyantap sesuatu. Kini dia berpaling pada Youka yang sedang mengerling memohon ampun. “Nah, ucapin selamat tinggal, ok? Eh, oh! Kita belom kenalan, ya!”

Apa-apaan itu? Bisa-bisanya di saat begini! Arul membatin frustasi. Bagaimana bisa dia tidak benar dalam menjaga Youka?

“Inget nama gue. Mizkah, peri cinta.” Suaranya yang begitu seksi, mendayu, tetapi mengerikan itu seakan menggelitik indera pendengaran semua orang. Youka kelihatan hampir menangis. “Udah, nggak usah nangis. Lo itu cuma boneka.”

“A ... aku bukan boneka!” Youka menyeru tidak terima. Ingin sekali Anna, Arul, Zeal, dan Ririn menolong Youka tetapi lawan mereka begitu tangguh. Seorang peri cinta dengan sayap putih mengepak yang sungguh gesit dalam melakukan sesuatu dan memiliki senjata kuku tajam bak mata pisau dan air liur yang seberbahaya air keras.

“Terus apa?” Mizkah menguap untuk menghina. Semakin mengerikan saat menyadari bahwa peri cinta itu memiliki dua taring yang sama tajamnya seperti kuku yang dimiliki. Sungguh, benarkah peri cinta seseram ini?

“Robot sang peri cinta,” ucap orang yang tidak disangka-sangka, Zealdy. “Youka itu robot sang peri cinta buatan Mizkah, si peri pemales! Gue paham sekarang.”

Mizkah tampak tertarik. Dia mengerling pada Zeal. “Huh? Apa yang lo pahami?”

“Lo itu ... buat Youka dengan tujuan ngejodoh-jodohin manusia, kan? Padahal itu tugas lo, tetapi kenapa lo nggak bertanggung jawab dan kasih tugas lo ke robot mungil itu?” Zealdy tampak geram. Belum pernah Ririn lihat kekasihnya yang sedang marah. Anna dan Arul seakan terkunci bibirnya, terkejut dengan hipotesis sempurna yang disampaikan Zeal.

“Kenapa lo bisa berpikiran dia robot?” Mizkah mulai terpancing sehingga Zeal bisa terus berbicara dengannya.

“Dia terlalu pinter dan menyerupai manusia. Bisa berbicara, bisa makan, dan bisa berpura-pura layaknya anak kecil. Lo berhasil buat dia mirip banget kayak manusia dengan menambahkan air mata yang bakal ditetesin setiap dia ngerasa sedih. Namun, produk lo kurang sempurna. Ada kekurangan yang nggak lo sadari.” Zeal terkekeh tajam. Sekarang wajah Mizkah merah padam. Berani-beraninya seorang manusia menertawakan peri cinta?

------
Pasti pada gondok ya sama chapter sebelumnya karena Arul nolak Anna? Sabar, sans. (Yang nulis juga gondok, sih)

Sekarang kita lihat aksi sang pahlawan, Babang Zeal. 😌

Posted : 29 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang