Get Caught - 82

44 10 1
                                    

Lapangan hari ini cukup ramai, sepertinya teman-teman Arul itu makhluk-makhluk yang sangat tahan meski baru saja beberapa hari yang lalu turnamen, buktinya energi mereka ekstra berlebih dan digunakan saat ini juga di lapangan. Memantulkan bola, mengoper antar teman, lalu memasukkan ke dalam ring adalah makanan sehari-hari bagi mereka.

Wajah berseri-seri bercampur lelah, serta kadang-kadang emosi satu sama lain merupakan momok yang selalu mereka temui setiap harinya.

Tekad mereka dalam dunia basket memang tidak dapat diremehkan. Karena itulah Anna hanya bergeming di samping jus mangganya. Berada di pojokan dan berusaha menyamarkan keberadaannya. Berharap tidak ada yang mengenalnya sama sekali. Tadi Ririn sudah mewanti-wanti apakah Anna siap untuk menjalankannya sendiri atau perlu ditemani dan hebatnya Anna memilih menyelesaikannya tanpa bantuan siapa pun.

"Kalo gitu gue pulang duluan, nih?"

"Iya gak apa." Anna mengangguk. Sorot matanya berusaha mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa.

"Lo hati-hati ya, kalo ada apa-apa telepon gue."

Begitulah pesan terakhir Ririn lalu setelahnya dia pulang meninggalkan Anna. Saat ini, Anna tidak mau maksud kedatangannya diketahui siapa pun karena semua orang berpotensi menjadi saksi mata dan melaporkannya pada Kiara. Siapa yang bisa menjamin kalo diam-diam Kiara telah menyebarkan informasi-informasi sesat pada teman-temannya untuk mengawasi Anna, bukan? Demi memperpanjang jiwa, nyawa, dan umur, Anna akan menghindari risiko-risiko riskan seperti itu.

Anna melirik jam di gawai. Jam setengah tiga, memang tim Arul mungkin tipe yang lupa waktu kalau sudah dipertemukan bola karet. Anna menengokkan kepalanya. Memerhatikan mereka sekali lagi. Tampak Arul sedang menggerakan mulut, entah memberi aba-aba atau berkomunikasi biasa. Anna tidak tahu. Tidak kedengaran dari jarak sejauh ini.

Tapi ... memang dari cara Arul mengatakan sesuatu, tampak dirinya bak seorang pemimpin. Setiap kali cowok itu berbicara kalimat per kalimat, tak pernah lupa untuk selalu menggerakan tangannya baik kiri atau kanan. Sesekali menunjuk teman-temannya bergantian lalu menunjuk bolanya juga, timnya juga mengangguk tiap kali Arul selesai berbicara. Dia seperti lebih dari seorang kapten, seperti pelatih juga.

Hebatnya, usai pembicaraan mereka berakhir untuk hari ini seluruh tim Arul tanpa berkata apa pun langsung membubarkan barisan. Tak lupa untuk selalu melakukan tos ala anak basket (high five). Benar-benar sebuah tim yang kompak, pikir Anna. Sekarang tinggal Arul yang sendirian, menatap lapangan dan mengerutkan dahi. Seolah memikirkan sesuatu. Tingkat analisa Arul dalam memerhatikan sesuatu sepertinya baik, tetapi mengapa melakukan perhitungan fisika cukup payah, ya? Benar-benar bertolak belakang.

Anna memegangi ujung rok sekolah, menarik napas sebanyak-banyaknya lalu kembali menengok ke kiri dan kanan berharap tidak ada satu pun yang tahu apa yang akan dia lakukan.

Dada Anna terus berdebar-debar membayangkan dirinya yang dianiaya Kiara akibat berani mendekati pangeran imajinasinya. Tetapi ... apa ada pilihan lain?

Anna memejamkan mata dalam-dalam. Takut apabila semua yang dia pikirkan terjadi. Dia kembali jatuh pada pikiran negatifnya!

Saking takutnya, refleks Anna mengangkat kakinya yang masih mengenakan sepatu dan menendang. Awalnya dia pikir pasti hanya menendang angin seperti biasa kalau ketakutan seperti ini, tetapi kenyataannya tidak.

Tendangan itu ... tertahan begitu saja.

Sontak Anna langsung membuka kedua mata.

Tampak seorang cowok berbaju training yang menahan tendangannya barusan.

Peluh demi peluh bercucuran akibat kelelahan bermain basket. Napas yang terengah-engah dan rambut yang lepek. Belum lagi sebuah senyum kecil mengembang. Anna mengerjap. Dia tahu persis siapa cowok di depannya.

-----
Cumi dah keabisan kata2 untuk author notes. Hmmm curhat aja boleh?:"
Cumi merasa cerita ini sangat sangat ga layak dibaca, tapi kalo menurut kalian gimana?
Cumi sering mikir mau berenti nulis :'
Insecure bgt!!! :")

Posted : 12 September 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang