Robot Sang Peri Cinta✔

Go Away! - 96

Permasalahan itu selesai dengan singkat tanpa dipersulit. Bu Vera tipikal guru BK yang tidak suka banyak bacot dan sangat tegas, entah bagaimana cara perekrutan guru BK di SMA Cattleya. Kalau kebanyakan mayoritas guru BK suka berceramah, Bu Vera malah tidak suka basa-basi.

Langsung to the point.

Kiara dinyatakan terkena skors tiga hari, gilanya lagi anak itu bukannya sedih atau menyesal melainkan tersenyum puas seolah libur adalah hal yang merupakan surga mengingat SMA Cattleya yang tertib itu jarang mengadakan libur kalau tidak ada yang benar-benar mendesak.

Dasar, murid.

Dengan kekeluargaan, permasalahan itu berakhir dengan Kiara yang mengucap maaf ke Anna. Arul juga mengeluarkan tatapan permusuhan yang mengancam kalau Kiara berani melukai Anna lagi maka tidak segan-segan akan melaporkan kepada petinggi di luar sekolah. Bukan guru, melainkan pihak berwajib.

Pem-bully­-an di lingkungan sekolah di zaman ini bisa ditindak berat, perlindungan anak semakin kuat. Bila sekolah setengah-setengah dalam memproses, Arul tentu saja akan mencari bantuan di luar.

Sekarang hanya bagaimana membuat korban percaya diri untuk speak up di depan umum, karena korban bully kebanyakan malu dan hanya dapat berdiam diri. Menyalahkan diri mereka yang terlalu lemah dan berakhir terus-menerus ditindas. Ironi memang. Mana yang pihak pelaku dan mana yang korban. Pembelaan terhadap tindak pem-bully­-an membutuhkan barang bukti, saksi, dan korban yang berani melapor pastinya. Jika korban bungkam, bagaimana orang lain mau mendukung untuk mengangkat hak-haknya yang diinjak?

Anna tidak diam, dia membeberkan semua sehingga Bu Vera berani mengambil keputusan untuk men-skors dan memberi surat peringat. Meski dirinya tidak yakin apakah jalan itu bisa membuat Kiara kapok atau tidak, ya sudahlah. Kalau anak itu berani melakukan hal macam-macam lagi, mungkin jalan terbaiknya dikeluarkan dari sekolah. Lagipula dia itu sudah kelas 12, memang tidak mau lulus gitu?

Anna berjalan terseok-seok keluar dari ruang BK, sampai akhirnya terkejut melihat ada seorang manusia berdiri di hadapannya. Seakan memang sengaja menunggu di depan pintu ruangan.

Itu ... Arul yang sebelumnya diminta secara hormat oleh Bu Vera untuk meninggalkan ruang BK duluan karena dia tidak lagi memiliki sangkut paut. Bu Vera cukup dewasa untuk mengurusi masalah hanya pada mereka-mereka yang terlibat. Pihak luar, baginya, tidak perlu ikut campur berlebih. Cukup barang bukti yang dipegang dari Arul, raganya tidak.

"Lain kali kalo ada masalah, cerita aja ke gue."

Anna terdiam, mengalihkan pandangan. Dia tidak punya wajah lagi untuk bertemu Arul yang sudah dia usir jauh-jauh dari kehidupannya. Kenapa cowok itu masih ngeyel untuk terlibat dalam hidup Anna?

"Ini cokelatnya, buat lo, plastik. Lo udah survive sampe sejauh ini," ujar Arul sambil mengangkat cokelat yang tadi diberikan Bu Dewi. Ternyata belum termakan sama sekali.

Anna melirik singkat, tak ada niatan untuk mengambil. Dia tetap berdiam diri.

"Masih ngambek?" Arul sangsi. "Gue udah nolongin lo, kan."

Saat ini Anna tidak dapat mengendalikan emosinya sendiri, kepalanya seperti berputar-putar.

"Lo nggak nolongin gue, lo justru yang membawa semua malapetaka di hidup gue." Anna menjeda sedetik. "Tolong, anggep aja kita nggak pernah kenal, Syahrul."

Lagi dan lagi, Anna memanggil Arul dengan namanya. Arul tidak pernah suka nama itu. Tidak sama sekali. Belum lagi nada ucapannya yang memohon tapi sungguh tak menyenangkan didengar.

Arul ... diusir terang-terangan dari hidupnya.

------
Hai ....

Apa kabar sobat Cumi?

Bagaimana perasaan kalian membaca Robot Sang Peri Cinta sampai sejauh ini?

Kenapa kalian masih lanjut baca?

Siapa tokoh yang paling kalian sukai?

Yuk, jawab! 🥺🤗

Jangan lupa yah buat ajak teman-teman kalian utk baca juga🥺❤

Arigatou!

Posted : 26 September 2020

Salam manis dari Babang Syahrul Abidzar Maulana ❤❤