Setelah masuk ke dalam rumah milik Koikun ternyata isinya jauh lebih normal daripada depannya. Begitu mereka melangkah, dari balik pintu muncul ruang tamu dengan lampu putih menggantung dan beberapa lubang angin yang membuat angin sepoi-sepoi masuk dengan derasnya, menimbulkan perasaan nyaman dan teduh. Tiga sofa berwarna coklat dan sebuah meja dengan warna senada yang lebih tua mencolok mata Anna, di bawahnya terdapat karpet kecil berwarna krem. Youka dengan riang langsung menempati salah satu sofa dan berputar-putar di sana. Anna sampai geleng-geleng dengan sikapnya. Arul berjalan seolah tidak mau tahu dan mengekori Koikun meninggalkan ruang tamu. Koikun berpesan kecil. “Ayo, ikut. Kalo adek Youka mau main-main di sofa biarin aja.”
Tadi sebelum masuk ke dalam rumah, mereka semua sempat saling berkenalan satu sama lain dengan nama asli tanpa samaran. Anna baru tahu bahwa nama asli dari Koikun adalah Viki. Dia adalah seorang mahasiswa semester satu di salah satu universitas swasta di Jakarta Selatan, lokasinya tidak begitu jauh dari rumah. Dia tinggal sendirian karena orang tua yang sibuk seperti papanya Anna.
Begitu mereka masuk lebih dalam ke lorong rumah tersebut, terdapat sebuah ruangan bercat krem tipis dengan sebuah kain putih menjulang di tengah ruangan tersebut dan sebuah pencahayaan dari kiri kanan dan sebuah kamera yang sudah dipersiapkan di atas tripod panjang. Sepertinya ini adalah studio foto pribadi dalam rumah yang disiapkan untuk photoshoot. Anna ternganga melihatnya, benar-benar rapi, elegan, dan benar-benar seperti studio foto sungguhan yang profesional. Menyadari itu, Viki menegurnya.
“Kamu suka?”
“I-iya, ini keren, Kak!”
“Semua ini saya yang rancang dan desain sendiri,” aku Viki yang membuat Anna semakin terpana. Arul berdeham keras mengacaukan momen itu lalu mengingatkan mereka bahwa tujuannya ke sini untuk melakukan projek, bukannya bersantai-santai seperti berkunjung ke rumah teman.
Viki terkekeh. “Santai aja kali, bro. Yang lain juga, kan, belom pada dateng!”“Ya makanya lo siap-siap aja dulu. Ganti kostum!” seru Arul yang dibalas anggukan oleh Viki. Lelaki itu bergegas izin ke toilet dan mengganti pakaian kasualnya dengan kostum seragam yang sudah dipersiapkan sebelumnya, belum menggunakan rambut palsu. Tak lama kemudian, pintu rumah diketuk berkali-kali menyadarkan Viki bahwa teman-teman seperjuangannya yang lain sudah sampai di depan. Giliran Arul yang mengganti kostum, sementara Viki menjamu teman yang lain.
Saat Viki sedang mengambilkan minum, Anna mengekori dari belakang dan bertanya lirih. “A ... anu.”
“Ya, Anna-chan? Kenapa?” Dengan lihai, Viki menuangkan sebuah teko besar berisikan teh manis hangat ke dalam beberapa gelas.
“Arul itu ... dia cosplay jadi siapa?”
Pertanyaan Anna membuat Viki tersentak kecil, merasa aneh karena wajarnya sebagai pasangan Arul pastilah dia sudah mengetahui hal itu. Namun memaklumi Anna yang tidak mengikuti dunia Jejepangan, Viki menjawab santai. “Souma.”
“Souma?” Bibir Anna membulat.
“Hm. Yukihira Souma dari anime Shokugeki no Souma.”
“Apa berarti semua yang ikut dalam project ini menjadi karakter-karakter dari anime itu?” tanya Anna lagi yang jawabannya cukup diberi anggukan. Setelahnya Viki meminta izin untuk membawa teh tersebut ke teman-teman yang lain. Anna tidak bisa membayangkan Anna menjadi pasangan dari musuhnya sendiri meski ini hanya project cosplay. Ini adalah first time Anna. Buruknya, dia tidak tahu sama sekali isi cerita dari anime tersebut, siapa tokoh utama, bagaimana kepribadian dari Nakiri Erina, tidak tahu. Buntu. Anna betul-betul buntu.
-------
Haii! Anyone miss me?><Posted : 19 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...