Pasangan ketiga, Viki dan Iluna yaitu Satoshi dan Nene menaiki stage. Belum dimulai apa-apa, Viki langsung melakukan pose meloroti kacamata bulat yang membingkai di hidung cewek itu. Meski sebelumnya mereka sudah janjian sejak lama untuk melakukan pose tersebut, tetap saja Iluna tidak bisa merasa ‘biasa’ saja melainkan dadanya tetap berdegup kencang. Saat ini, Viki yang menggunakan kostum Satoshi memang menampilkan sisi manis. Manik lensa kontak berwarna hijau itu kelihatan berbinar dan indah.
Anna membulatkan mata lalu menarik ujung seragam Arul membuat cowok itu menoleh seraya mengeluarkan tatapan tak suka. “Kenapa?”
“Pas event Jepang di Universitas itu, Kak Viki pakai kostum karakter ini, kan?” Anna butuh kepastian. Rasa-rasanya dia jarang salah. Sebenarnya, Anna hampir melupakan kostum apa yang dikenakan Viki namun sekarang baru engeh.
Arul menggangguk. “Iya, udah lama dia punya kostum Isshiki.”
Nah! Pantas! Anna saja terpesona melihat kerupawanan, ketampanan, dan kemanisan Viki yang dibalut kostum Isshiki Satoshi. Apalagi Iluna yang sekarang berada di dekatnya dan harus menjadi pasangan sehari—setidaknya dalam projek ini. Bagaimana cara Iluna memertahankan sikapnya untuk tetap stay cool dan tidak goyah? Anna berpikir keras, tapi tak menemukan jawabannya. Sepertinya memang orang-orang di sini sudah berpengalaman dalam hal kostum berkostum, jadi sudah tidak masalah lagi walau berada di depan cogan sekali pun.
***
Prosesi photoshoot yang sudah berjalan kurang lebih 1,5 jam itu berakhir. Seluruh anggota projek duduk membentuk lingkaran di karpet panjang yang memenuhi setengah ruang tamu rumah Viki. Seluruh camilan dari mulai snack, coklat, kopi botolan terlihat berceceran. Terdapat pula yang masih berdiri kokoh seperti sirup. Mereka semua tampak kelelahan bahkan walau kipas angin besar sudah memberikan angin sekuat tenaga, tetap saja mereka kepanasan. Saat ini mereka masih memakai kostumnya, tetapi sudah melepas rambut palsu. Youka berada di tengah-tengah. Karena keceriaannya Youka, dia menjadi sorotan. Jangan lupakan sisi manisnya yang terlalu overdosis, oke?
Arul tengah menuangkan sirup ke dalam gelas kecilnya sampai tiba-tiba Viki memanggil seseorang. “Dita!”
Anna menoleh karena merasa dirinya dipanggil, Arul sendiri tidak konsentrasi dalam memegang gelas sehingga gelasnya hampir terjungkal ke belakang. Arul memelototi Viki dengan pandangan garang dan geram.
“Weits! Kenapa bro liatinnya gitu amat? Gue mau ngobrol sama Anna,” tukas Viki terkejut dengan wajah Arul yang semakin sinis.
“Namanya Anna, jangan dipanggil Dita.” Nada itu memang terasa datar, tapi entah kenapa Anna merasakan sedikit sesak di dalamnya. Dita sendiri adalah nama seseorang yang pernah dicintai Gifari, tentu saja penyebutan ‘Dita’ karena nama Anna juga mengandung Dita. Semoga ini hanya kebetulan.
“Kenapa? Punya mantan yang namanya Dita? Emosi banget!” ketus Iluna menambahi. Arul tidak menjawab dan hanya menyandarkan bahunya ke tembok. Kebiasaannya. Bahu Anna melemas, dia baru tahu fakta barusan. Seseorang yang selalu menolak ribuan cewek, memiliki mantan? Apa itu mungkin? Siapa pula yang menembak duluan? Kenapa namanya harus Dita?
“Pokoknya nggak usah sebut nama Dita-lah. Demen banget ganti-ganti nama orang,” omelnya masih tidak terima. Rasanya lucu mendengar Arul yang harusnya menggunakan penekanan nada agar lebih terlihat emosi tetapi malah setia dengan nada datar yang mencengkam.
Anna menatap lekat-lekat sorot mata Arul tanpa disadari cowok itu. Arul masih bersilat lidah dengan teman-teman seprojeknya, bagi mereka Arul terlalu melebih-lebihkan permasalahan sepele namun Arul merasa dirinya tidak melakukan kesalahan karena nama itu riskan untuknya. Arul memberi perumpamaan.
“Kalo kalian nggak masalahin nama, kenapa sampe bikin nama samaran?”
Deg!
“Malu kalo ada yang tau kalian cosplayer?”
Hening.
“Mau misahin real life sama dunia cosplay, hm?”
Arul yang sudah terpancing memang hanya tahu cara mengegas dan tidak bisa mengerem.
------
Awas panasss🔥🔥🔥🔥🔥😂 Bang Arul mulai darah tinggi nihhh 😂😗Posted : 23 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...