Anna tercenung mendengar satu per satu perkenalan dari teman-teman Arul dan Kak Viki. Ada satu laki-laki bernama Langit, satu orang perempuan bernama Iluna, dan satu orang perempuan lagi bernama Airin. Anna hanya menangkap nama asli yang disebutkan, Anna pasti tidak akan mengingat nama samaran yang berbau Jejepangan. Anna mulai mengambil kesimpulan tersendiri, tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Sudah pasti project ini memiliki tiga pasangan. Berarti benar kata Arul, bila hanya dia yang tidak berpasangan pasti akan ditertawakan atau dihina karena dianggap merusak, dong.
Tamu-tamu dari Viki disuguhkan minuman teh dengan ekstrak lemon dan beberapa camilan yang tersedia di rumah. Setelah selesai berbincang-bincang, khusus perempuan diizinkan mengganti kostum di kamar tidur sementara laki-laki di toilet luar. Perempuan masuk berbarengan dan saling berceloteh agar lebih dekat.
“Sebenernya ini cosplay pertama gue,” ungkap Anna pada Iluna dan Airin membuat mereka terkejut. Penuturan yang sangat jujur, pantas saja Anna kelihatan tidak berpengalaman. Anna melirik malu pada dirinya sendiri di cermin. Saat ini dia baru memakai seragam dan belum memakai rambut palsu. Biasanya cosplayer itu cantik dan bening, kan? Hanya dirinya saja yang terlihat kumel dan kusam karena habis berpetualang menaiki motor bertiga. “Jadi ... gue agak insecure.
Iluna mendesah pelan. “Gue ini tomboi, lho. Kapten basket cewek yang demen maen sampe item-iteman. Lo jauh lebih cantik dari gue.”
Airin tersenyum maklum. “Ilu-chan, Anna bukannya ngerasa nggak cantik, tapi dia bingung harus ngapain. Secara, kan, nggak ada pengalaman sama sekali. Terus juga mungkin juga belom pernah nyobain make up cosplay. Jadi sepertinya kita ada tugas bagus, nih!”
Iluna menatap Airin penuh arti tanpa berkata-kata lalu kembali menajamkan pandangan pada Anna. “Sebelumnya udah pernah nonton Shokugeki no Souma?”
“G-gue nggak pernah nonton anime. Bukan wibu!”
Iluna kembali mendesah, kasar.
“Kalo gini mah susah, secara dia aja nggak tau Erina kayak gimana.”Airin tetap tersenyum. Tidak bosan mengeluarkan aura positif bagaikan matahari yang bersinar cerah, tak gentar pada badai, guntur, tsunami, dan gempa.
“Kan, kamu jadi Erina, ya. Nah Erina itu karakternya tsundere, gitu,” ujarnya.
“Tsundere ... apa?” Anna benar-benar tidak tahu apa pun tentang Jejepangan. Buta!
“Tsundere itu mudahnya malu-malu kucing gitu. Jadi kayak nggak mau ngakuin perasaannya, gengsi gitu ke Souma. Jadi rada songong juga,” jelas Airin lagi. Masih dengan aura positifnya. Dia mengenakan kostum seragam yang sama. Anna belum ada bayangan akan menjadi siapa Airin ini, karena rambut palsunya belum digunakan.
“Oh gitu.” Anna berpikir. Kenapa kepribadiannya bisa pas? Dia cocok top markotop menjadi Nakiri Erina! Anna aslinya tidak songong sih, tapi kalau sama Arul, kan, jadi orang paling gengsian yang pernah ada. Huft!
Iluna tidak mau tahu lalu sibuk membuka peralatan make up-nya yang seabrek-abrek. Tidak Anna sangka bahwa dalam menyimpan alat riasan pun, terdapat kotak sebesar koper juga. “Gue make up duluan.”
Airin membentuk tanda ‘ok’ menggunakan jarinya. Dia masih ingin berbincang dengan Anna. “Anna-chan sendiri ... udah bisa make up belom?”
Anna menggeleng. Riasannya selama ini sederhana dan tidak ada spesialnya. Tidak mungkin, kan, dia menganggap dirinya sudah pro dalam riasan?
“Yaudah, aku make up in mau?” tanya Airin riang. Sepertinya dia senang jika mendapatkan kelinci percobaan. Airin memang hobi gila pada urusan rias-merias. Cita-citanya saja menjadi make up artist! Anna merasa tidak ada pilihan lain selain membiarkan Airin mengubrak-abrik wajahnya dengan berbagai peralatan tempur miliknya. Iluna memilih meminjamkan make up daripada merias wajah Anna karena cewek itu sendiri sudah kewalahan mengurus wajahnya sendiri.
“Hmm ... karena Erina-chan kepribadiannya tegas tapi gengsian, mungkin aku bakal sedikit ‘najemin’ alisnya. Terus juga mungkin karena Erina-chan suka malu gitu, aku bakal kasi blush on agak kemerahan. Daijobu ka, Anna-chan?”
“Eh? Daijobu apa, tuh?”
“Nggak apa, kah? Mattaku! Anna-chan bener-bener nggak bisa bahasa Jepang sedikit pun, ya?” sindir Airin walau tersenyum lebar. Anna terkekeh kecil lalu mengangguk dan mengakui bahwa dia seorang Kpopers sehingga Iluna dan Airin dapat memaklumi.
“Iya nggak apa, kok. Lagian udah dimake-up in aja gue makasih banget. Soalnya, kan, gue nggak bisa.”
“Yaudah! Saatnya make up!” seru Airin sambil mengangkat tinggi-tinggi foundation di tangannya. Entah akan jadi apa Anna nantinya.
------
🥺 double up nih guys hehehhe.Posted : 19 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...