Human and Fairy - 172

28 9 17
                                    

"Dasar manusia. Lebay banget. Padahal ini cuma robot, tapi kenapa kalian sampe nangis kayak gitu?" Mizkah menggelengkan kepalanya. Saat ini wajah keputus asaan nampak pada Anna, Ririn menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan Anna yang sedang menangis panjang itu. "Selama prosesornya belom gue cabut, robot ini masih bisa diperbaiki. Jadi nggak usah lebay."

Anna sambil menangis menunjuk Mizkah murka. "Bisa ya lo bilang gitu sama apa yang udah lo buat setulus hati. Tega ya lo, tega!"

Mizkah menguap. "Sorry. Gue bukan manusia yang apa-apa ngandelin perasaan. Manusia dan peri cinta itu berbeda. Jadi nggak usah samain posisi kita, ok? Fungsi Youka itu cuma buat ringanin tugas gue, kalo dia nggak guna yaudah mending diancurin aja."

"Jadi ... Youka yang milih sendiri siapa target yang bakal dia jodohin?" Anna bermonolog. Mungkinkah saat pertama kali Youka turun ke bumi, yang dia lihat pertama adalah Anna dan Arul sehingga robot polos itu langsung memilih mereka? Padahal Anna dan Arul tidak memiliki potensi sama sekali untuk menjadi sepasang kekasih sejak awalnya mereka bertemu, kenapa pula Youka nekat memilih target yang sulit hingga menghasilkan insiden seperti ini?

Setetes keringat Zeal tumpah. Dia benar-benar sudah kehabisan akal untuk memenangkan pertandingan ini. Apa harus terpaksa menggunakan 'itu'? Sebenarnya itu cukup licik dan curang, tetapi dalam posisi seperti ini, apa yang bisa dilakukan Zeal?

"Sorry. Ini di luar game, gue merasa lo itu aneh."

"Aneh?"

"Apa bener lo sebegitu ingin hancurin Youka cuma karena lo ngerasa Youka itu nggak berguna?"

"Maksud lo apa nanya gitu?"

"Tadi ... gue denger 'bola sihir' yang dihancurin Youka. Apa itu juga penyebab dari amarah lo yang sebegitu ingin hancurin dia?"

Mizkah terdiam. Membeku pada tempatnya. Padahal ini bukan hipotesis, hanya pertanyaan.

"Nggak usah out of topic. Cepet jelasin apa mau lo atau gue rusak dia!" ancam Mizkah tidak main-main. Tangannya sedang berada tepat di depan jantung Youka yang di dalamnya berisi prosesor penggerak sistem Youka. Zeal tersenyum.

"Santai. Baiklah, balik ke game. Bola sihir itu ... tempat lo mengawasi Youka, kan?"

"Gue bisa ngawasin dia di mana aja!" elak Mizkah emosi. Bisa-bisanya seorang manusia rendahan seperti Zeal berani membuat ubun-ubunnya mengeras begini. Lancang! Sungguh lancang!

"Ssst! Jangan ngomong gitu, lo bukan Tuhan yang bisa awasin makhluknya secara langsung di mana aja!" Zeal semakin terlihat keren. Jujur saja, Ririn merasa beruntung bisa memiliki pasangan yang secerdas Zeal. Hanya saja, Zeal selalu menyembunyikan itu semua dan lebih memilih menjadi siswa biasa. Padahal mungkin, kalau niat, dia bisa bergabung dalam peringkat paralel kelas 11 serta menjadi rival baru Anna dan Arul. "Lo kesel, kan? Karena Youka udah ngerusak bola sihir lo sehingga lo nggak bisa ngawasin dia? Hm? Jadi ceritanya lo itu mama peri yang kesel karena robot buatannya durhaka, ya? Kasihannya!"

Zeal benar-benar! Anna berpikir, beruntung sekali memiliki rekan secerdas Zeal. Bila Zeal berada di pihak musuh, pastilah akan merepotkan banyak orang!

Dalam sekejap mata Mizkah sudah berada di depan Zeal dan mengarahkan kuku tajam miliknya. Urat-urat peri itu sudah muncul. Bahkan saking kesalnya, peri itu menggemerutukan giginya. Memperlihatkan gigi taringnya yang super mengerikan. "L ... lo bener-bener!"

"Eh, kenapa? Kok kesel? Hipotesis gue bener, ya?" Zeal tidak merasa terganggu dengan hal itu. Zeal berpikiran, bahwa peri cinta itu adalah utusan Tuhan yang tugasnya adalah menjodohkan manusia bukan untuk menyakiti manusia. Tuhan bisa saja akan membalas perilaku peri yang membangkang dan berlaku aniaya pada manusia. "Denger ya peri jelek! Lo itu nggak boleh nyakitin manusia? Tau kenapa? Karena manusia itu makhluk Tuhan paling sempurna dan mulia! Gak seperti lo! Lo berhutang budi sama manusia justru! Karena tugas lo jodohin manusia, Tuhan ngidupin lo! Sadar diri, dong! Berarti manusia jauh lebih tinggi derajatnya dibanding lo!"

Perkataan Zeal terlalu sadis. Seseorang yang jarang berbicara ternyata begitu menyebalkan ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya berbincang ria. Ririn menepuk tangan terharu, ternyata Zeal benar-benar pangeran! Ririn serasa tidak percaya, bahwa Zeal pintar ini adalah pacarnya!

-------
Zeal keren banget di sini. Setuju? Valid! No debat❤
Hari ini last update ya.

Besok ROBOT SANG PERI CINTA tamat! Makasih ya❤🥰

April - Desember ❤

Posted : 30 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang