"Fiuh, selesai juga." Monolog Anna ringan lalu mengelap keringat yang menetes hingga membasahi poninya. Sebuah senyum kecil mengembang, puas melihat hasil kerja kerasnya dalam membersihkan kelas.
Cepat-cepat dia menaruh sapu lalu melirik jam dinding kelas. Jam setengah tiga sore. Kemudian dengan lihainya dia mematikan lampu kelas dan menutup pintu. Setelahnya menuruni tangga dan setelah sampai di lantai bawah, dia baru menyadari kalau langit sangat mendung. Benar saja! Baru dua langkah tiba-tiba suara rintik hujan turun dengan derasnya. Anna melotot ria.
Buset! Ini hujan bakal kelar, kapan?
Anna ragu antara tetap melanjutkan pulang dengan menerobos atau menunggu, akhirnya dia memilih menunggu. Hawa dingin mulai merasuk dalam tubuhnya, mengeringkan keringat yang tadi terus mengucur. Anna malah menggigil, sekarang.
Anna membuka gawai miliknya memberi informasi pada papa bahwa dia akan pulang agak terlambat.
Setengah jam berlalu hujan tidak ada tanda-tanda akan berhenti sedangkan Anna sudah ngebet pengen terobos karena tak sabar. Ya sudah, lagipula sudah telanjur kedinginan? Ingatkan dia agar lain kali Anna membawa payung lipat!
Dengan menguatkan mental, niat, dan tujuan Anna mulai berlari sambil memeluk tasnya agar tidak basah. Untungnya tas tersebut dilengkapi pembungkus jas hujan khusus tas agar meminimalisir masuknya jalur air.
Karena sudah kecapekan akibat merapihkan kelas sendirian serta tubuh yang mulai basah akibat kehujanan, tiba-tiba netra Anna terfokus pada sebuah tempat di pinggir pojok jalanan. Melihat plang yang tertulis di depan membuat Anna langsung mupeng!
Makanan? Enggak, bukan. Pakaian? Bukan, banget! Terus apa, dong?
Rahasia.
Anna segera berlari ke sana bak Cinderella yang menemukan pangerannya. Penghilang rasa penat, i'm coming!
Sesampainya di sana terdapat seorang penjaga yang lagi mendengkur alias ngorok tanpa dosa bak sedang balapan di jalur trek liar. Serius, suaranya gede banget!
Di depan bapak penjaga tersebut ada sebuah kotak yang mirip kotak amal dan dipasangi sebuah kardus bertuliskan Rp. 50.000. Sambil mengocek dompet Anna memanggil bapak tua yang nampaknya sudah berumur tersebut.
"Pak, Pak, misi, Pak!"
Dua puluh sekon berlalu dan tidak ada pergerakan sama sekali. Anna menghela napas kasar, lalu dengan nekat menyemplungkan uang berwarna biru miliknya ke dalam kotak tersebut. Dengan santainya dia melangkah masuk ke dalam. Terdapat dua lorong yang berbeda, satu mengarah ke kiri dan satunya mengarah ke kanan. Tanpa babibu, tanpa bertanya serta dengan kekuatan keyakinan penuh, Anna memilih lorong di sebelah kiri.
Dibukanya pintu masuk. Dan ... tara! Sebuah surga dunia tampak di mata Anna, segera Anna membuka lemari dan mengambil satu handuk. Kemudian pergi ke kamar kecil dan mengganti seragamnya yang basah dengan mengalungkan handuk di tubuhnya. Setelah semua persiapan selesai, Anna langsung melemparkan dirinya ke dalam kolam.
Kolam pemandian air panas.
Fiuh! Nikmatnya. Mungkin ini adalah pemandian air panas pertama di Jakarta, tidak begitu luas-luas amat sih, tetapi kalau lagi musim hujan gini benar-benar enak parah! Apalagi sekarang sedang sepi, Anna cuman sendirian. Tentu saja, terbaik!
"Lalalala ...." Anna menyenandungkan lagu. Menikmati tubuhnya yang tadi kedinginan dan sekarang kebalikannya. Rasanya mau piket berkali-kali pun kalau setelahnya pergi ke sini bakal terbayar semua rasa capeknya. Benar, nggak?
Kriet!
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang digeser. Memang sih, itu kan pintu geser pastinya digeser. Pemandian air panas ini dimodifikasi agar bergaya ke-Jepang-Jepangan. Dari mulai kipas tangan yang dipajang, handuk yang disediakan di lemari, serta setelah pemandian di luar tersedia semacam restoran dengan bergaya lesehan Jepang, alias menggunakan bantal.
Anna nampak tak acuh dan terus menikmati suaranya, sudah lama cewek itu tidak bernyanyi. Selain hobi belajar dan menonton drama Korea, Anna juga sangat suka bernyanyi! Next time mungkin dia akan pergi ke karaoke!
Dengan santainya sosok yang tadi membuka pintu langsung menceburkan dirinya ke dalam kolam. Sempat membuat gelombang air yang mengejutkan Anna. Cewek itu kini memasang wajah panik. Bukan, bukan karena gelombang air tersebut. Melainkan karena si pelaku pencemburan itu berbeda jenis kelamin dengannya. Kedua pupil mereka saling menumbuk dan detik berikutnya ....
"KYAAAA!"
-----
Hmmm kira-kira kenapa tuh ya ko Anna sama si entah teriak? Ada apa?🤣🤣🤣 bisa tebak ga sobat chuumii??
HehehehePosted : 13 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot Sang Peri Cinta✔
Teen Fiction"Oi, plastik!" "Apa, bawang?" "Gue benci sama lo, plastik!" "Gue jauh lebih benci sama lo, bawang!" - Syahrul Abidzar Maulana (Arul), seorang cowok tampan, cool, ketua ekskul basket, bahkan termasuk jajaran most-wanted SMA Cattleya terlibat sebuah p...