WARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja.
------------------------
Manis.
Darahnya sungguh lezat.
Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selasa (00.30), 16 Februari 2021
Alamat bakal sering kena hukuman kayaknya T__T ini aja harusnya update midnight. Tapi aku malah ketiduran ditonton laptop yang nyala -_-
--------------------------
Ratu Edrea merasakan kegelapan yang menyerbu masuk ke area istana Ackerley sedetik sebelum tubuhnya terlempar jatuh. Beruntung kemampuannya sudah cukup tinggi meski belum menyamai kekuatan sang ibu sehingga dia bisa membuat udara di sekitarnya menjadi penahan tubuhnya lalu kembali berdiri tegak.
Yang dihadapinya kemudian adalah gelak tawa yang memenuhi seluruh ruang kamar di istana yang menjadi tempat istirahatnya. Lalu perlahan paduan cahaya bak aurora merah menari beberapa meter di depannya sebelum membentuk lekuk tubuh seseorang hingga berwujud sepenuhnya. Dan tak perlu waktu lama, Ratu Edrea langsung mengenalinya. Allura.
Keterkejutan tak bisa disembunyikan dari wajah dan mata sang ratu penyihir. Hal itu berhasil memancing gelak tawa Allura semakin keras membahana.
"Halo, Ratu Edrea. Lama tidak bertemu," sapa Allura dengan nada setengah mengejek dan jejak tawa masih memenuhi bibirnya. "Kau terlihat seperti baru saja melihat hantu. Tidak perlu takut begitu. Aku benar-benar masih hidup. Jadi sama sekali bukan hantu."
"Bagaimana kau bisa berada di sini?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Ratu Edrea. Yang memenuhi benaknya sekarang adalah Emily, Kenzie, Ratu Avery serta para Nephium. Bagaimana nasib mereka? Apa Allura telah membunuh mereka semua? Tapi jika demikian, meski dengan kemampuan teleportasi atau terbang sangat cepat sekalipun, jarak antara kediaman Thane dan Istana Ackerley tidak mungkin bisa dijangkau hanya dalam hitungan menit. Atau... apa Allura sudah membunuh mereka bahkan sebelum mereka mencapai markas Thane?
"Jujur Edrea..." Allura sudah melepaskan sikap pura-pura sopannya. "Walau sangat menyenangkan menonton wajah ketakutanmu itu, tapi aku benar-benar tak punya waktu. Bagaimana kalau kita segera selesaikan saja dan kau bisa langsung bertanya pada mereka di neraka?"
Kemarahan, rasa bersalah dan rasa takut yang berpadu dalam hati Ratu Edrea membuatnya murka. Allura bahkan tak menyadari kapan sang Ratu merapalkan mantra. Tahu-tahu tali tak kasatmata sudah membelit tubuhnya dengan sangat kuat seolah akan memotongnya menjadi beberapa bagian.
"ARGHHH!"
Seruan sakit Allura terdengar jelas bersamaan dengan tali-tali tak terlihat yang membelitnya seolah telah menembus daging tubuhnya. Bahkan darah merah akibat luka pun merembes dari sela-sela kulit Allura yang seolah teriris.
"LEPAS!!"
Allura berteriak marah pada sang ratu saat dia menyadari segala mantra dan usahanya untuk melepaskan diri tak membuahkan hasil. Sungguh dia telah meremehkan kemampuan Edrea. Dia tak pernah menduga Edrea bisa langsung membunuhnya hanya dengan berdiri diam bak patung di depan sana.
"Kubilang Lepas!!" Kembali Allura berteriak marah. Rasa sakitnya semakin tak tertahankan. Semakin lama tali yang membelitnya seolah semakin mengetat hingga dia membayangkan sebentar lagi pastilah tali tak terlihat itu mencapai tulangnya.
"Apa kau benar-benar tidak punya harga diri?" Akhirnya Ratu Edrea bersuara. "Baru beberapa menit lalu kau berbicara pongah di depanku. Sekarang kau memohon memelas untuk dilepaskan."
"Aku tidak memohon! Apalagi sampai memelas—ARGHH!"
"Oh ya?"
Lagi-lagi tali itu mengetat hingga teriakan kesakitan Allura kembali membahana. Namun kali ini dia tidak sendirian. Anak buahnya berhasil datang.
"Nona..."
Seruan itu dilanjutkan dengan teriakan silih berganti dari anak buah Allura. Mereka bernasib sama. Padahal Ratu Edrea tak tampak mengulurkan tangan atau semacamnya pada mereka. Bahkan bibirnya terkatup rapat, seolah sama sekali tak merapalkan mantra. Yang dilakukan sang ratu hanya menoleh, menatap ke arah targetnya dan seketika mereka mengerang kesakitan.
"Kekuatan apa yang kau miliki?" Allura tampak terengah saat pertanyaan itu akhirnya terlontar. "Ini tidak seperti sihir yang biasa. Atau jangan-jangan kau juga mempelajari sihir terlarang?"
Ratu Edrea tak mengatakan apapun. Dia hanya menatap Allura semakin marah karena tampaknya selain kesakitan, wanita itu sama sekali tak tampak merasa bersalah atau berniat mundur.
"Allura, kau benar-benar mencemari nama baik kaum penyihir. Kau adalah aib yang seharusnya dimusnahkan," geram sang Ratu.
"Memangnya aku salah apa?" sambil menahan sakit, Allura menampilkan raut tak berdosa.
"Perlukah kau bertanya?"
"Tentu saja. Agar semuanya jelas. Padahal aku yakin tidak pernah berbuat masalah. Kenapa kau seolah menyalahkanku? Bukan aku yang telah meminjakan dan mengajari Thane buku sihir terlarang hingga membuatnya bisa bereksperimen dengan darah."
Kening Ratu Edrea berkerut tak mengerti.
"Ah, jangan bilang kau tidak tahu bahwa ibumulah partner Thane dalam bereksperimen menciptakan makhluk-makhluk kuat?"
Bibir Edrea terbuka dan wajahnya menunjukkan rasa tak percaya. Kakinya bahkan sampai mundur selangkah seolah pijakannya baru saja goyah.
"Tidak mungkin. Ramalan tentang kematian Thane berasal darinya."
"Ah, mau mendengar yang lebih ekstrem?" Allura menahan seringai geli melihat wajah pucat Edrea. "Sebagai pewaris dan penjaga buku sihir di masa sekarang, kau pasti tahu kan tentang sihir pemisah jiwa?"
Kali ini Edrea tampak benar-benar nyaris ambruk. Dia tahu betul sihir apa yang dimaksud Allura. Sihir pemisah jiwa adalah yang terkuat dan paling berbahaya di antara semua sihir terlarang. Siapapun yang berhasil membagi jiwanya, dia akan menjadi makhluk abadi. Mustahil membunuhnya karena dia bisa mati jika jiwanya yang terpisah dari raga berhasil dimusnahkan. Hebatnya orang yang dijadikan wadah jiwanya tidak akan bisa dilukai.
"Kau jelas tahu," Allura menjawab sendiri pertanyaannya karena Edrea masih mematung. "Dan kau pasti sudah bisa menebak apa maksudku, kan? Thane tidak bisa melakukannya seorang diri. Dia butuh darah dan kekuatan sihir dari Ratu Penyihir untuk melengkapi ritual pemisah jiwa. Jadi coba pikir, siapa Ratu Penyihir sepanjang Thane beraksi?"
"Kau hanya mengarang cerita," suara Edrea bergetar. Lalu dengan kemarahan yang memuncak, dia berniat benar-benar memotong tubuh Allura dengan tali tak terlihatnya. Namun yang terjadi kemudian adalah teriakan sang ratu sendiri yang memenuhi seluruh penjuru kamar. Tiba-tiba saja dia tak bisa bergerak seolah kehilangan tenaga seiring rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya.
"Sudah selesai," gumam Allura dengan nada puas. "Pertarungan yang membosankan. Tapi kami semua sudah menang."
--------------------------
Ada yang udah tahu kalau Kingsley bakal diterbitkan Penerbit Galaxy? Tenang saja buat pembaca setia di wattpad. Seperti biasa akan tetap aku post sampai tamat. Tapi akan selalu ada yang spesial di versi bukunya. Yang penasaran bisa kepoin IG penerbitgalaxy yah
Akhirnya penantian panjang kita semua sudah nampak ujung akhirnya. Semoga hasilnya gak mengecewakan yah. Love you all... makasih selalu doa dan dukungannya