K&Q S.3 - 17

45.7K 6.8K 901
                                    

Kamis (14.21), 28 Mei 2020

Part ini aku dedikasikan buat Kak Nai. Dua hari lalu dia nasihati aku banyak hal karena lagi-lagi aku ngerasa tertekan saat mau nulis cerita ini. Dan akhirnya kemarin aku bisa lanjut nulis hingga sekarang bisa update.

"Lepaskan rantainya. Menulislah dari hatimu."

Makasih, Twin ♥_♥ Aku akan berusaha selalu ingat.

------------------------

Kemunculan mereka di gerbang Ackerley yang tiba-tiba mengejutkan para penjaga. Biasanya para penjaga selalu bisa merasakan kedatangan makhluk yang menembus gerbang. Bahkan makhluk sekelas Nephium sekalipun yang tidak memiliki aura. Tapi kali ini para penjaga seolah kecolongan. Tiba-tiba saja kelima orang itu muncul. Seorang wanita dalam keadaan pingsan sementara seorang pria langsung jatuh berlutut sambil memuntahkan darah segar. Dari sisa-sisa energi yang berpendar melemah di sekitarnya, jelas dia yang baru saja menyelubungi mereka semua dengan kekuatan yang menyamarkan dan melesat bagai kilat.

"Kingsley!"

"Yang Mulia!"

Tristan dan Kenzie langsung menghambur ke sisi kanan dan kiri Kingsley, menahan tubuh lemasnya agar tidak jatuh ke tanah. Sementara Emily melotot ke arah para penjaga yang hanya berdiri mematung.

"Kalian mau mati?! Cepat bantu Yang Mulia ke dalam!"

Buru-buru para penjaga mengangguk dan bergegas mendekat. Tapi tanpa mereka sadari, tiga di antara para penjaga tersenyum kecil dengan mata merah. Ketiganya yang berasal dari kaum griffin telah bersiap dengan kuku tangan kanannya yang memanjang. Mereka yakin meski Kingsley terkenal kebal dengan racun apapun, tapi mengingat kondisinya sekarang, dia tidak akan bertahan setelah beberapa cakaran mematikan.

"Kings, jangan pingsan," geram Tristan dengan panik. Dia sangat khawatir karena detak jantung Kingsley terdengar sangat lemah seolah sewaktu-waktu akan berhenti.

Tristan dan Kenzie sudah bersiap mengangkat Kingsley di sisi kanan-kiri penguasa Immorland itu. Mereka masih menunggu para penjaga yang mendekat. Kekhawatiran mereka membuat keduanya tak waspada. Semua orang hanya membeku saat suara sabetan seolah memenuhi udara.

Srett!

Sreet... srett...

Craasshhh!!

Pekik kesakitan mengiringi suara berdebum saat tiga tubuh jatuh menghantam tanah. Namun suara-suara itu tak berlangsung lama. Karena detik berikutnya ketiganya sudah diam. Tak bernyawa. Dengan tubuh penuh luka goresan dan bahkan beberapa bagian tubuhnya bolong bagai tertembus peluru. Kelopak-kelopak bunga tampak mengelilingi tubuh mereka. Kelopak-kelopak itu yang biasanya berwarna merah muda lembut kini berubah menjadi merah. Terbang berkumpul menjadi satu lalu membentuk sesosok wanita cantik bermata hijau bagai laser.

"Apa—yang terjadi?" tanya Emily terbata. Masih tidak bisa mencerna kejadian yang berlangsung hanya beberapa detik itu.

"Mereka berniat membunuh Kingsley," geram Queenza. Amarah masih tampak memenuhi matanya. Tiga nyawa yang melayang sama sekali tak meredakan amarah Queenza, malah semakin memperparahnya.

Tristan melirik ketiga mayat di tanah. Tiga pasang mata merah terbuka tanpa tanda kehidupan. Beberapa makhluk Immorland memang memiliki mata merah. Tapi warna merah ini sangat tidak wajar. Seperti mata mereka ditumpahi darah segar dengan manik hitam pekat yang tampak mengecil. Persis seperti kondisi mata Edrick dan Myria ketika dalam pengendalian.

"Brengsek!" umpat Tristan pelan begitu pemahaman merasuk dalam benaknya. Dia langsung memberi perintah para penjaga yang masih terpana dengan kematian teman mereka untuk segera membantu mengangkat Kingsley yang sudah pingsan sepenuhnya ke dalam istana.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang