K&Q S.3 - 41c

31.6K 5.8K 576
                                    

Senin (23.19), 01 Maret 2021

Ngetik sambil tidurku kumat -_- Tapi kadang heran sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngetik sambil tidurku kumat -_- Tapi kadang heran sendiri. Pas ketiduran dalam posisi ngetik, huruf-hurufnya gak bakal kacau. Masih bisa dibaca. Tapi kayak nyampur sama mimpi. Mungkin tadi aku mimpi Allura jualan parfum, wkwkw... 

Info ya kalau ada kalimat gak jelas lagi. Gak sempet ngoreksi soalnya. Seluruh badan sakit kayak dipukul-pukul. Semua orang di rumah emang flu dan demam. Jadi wajar sih ketularan. Gak nyangka aja semua badan sampe serasa remuk.

--------------------------

"Kau Kingsley, kan?"

Salah satu alis Queenza terangkat. "Kenapa kau berpikir begitu?"

Tristan terdiam. Keningnya berkerut dengan tatapan lekat mengarah pada sang Ratu. Apa dirinya salah? Tapi sikap menyebalkan Queenza sejak beberapa menit terakhir mengingatkannya pada "seseorang".

"Kenapa diam?"

Sejenak Tristan masih berniat mencecar untuk mendapat jawaban. Tapi detik berikutnya dia mengurungkan niat saat teringat sekarang mereka sedang berada di kawasan musuh. Jika benar apa yang diduganya bahwa orang dengan penampilan Queenza di depannya itu adalah Kingsley, seharusnya dia memilih diam karena itu berarti Kingsley memiliki rencana tertentu dengan memilih menyamar dan pura-pura tak mengerti maksudnya.

Seketika harapan dan rasa lega mengembang dalam dada Tristan. Ya, Kingsley memang tak mungkin kalah semudah itu. Jika semua ini sudah benar-benar selesai, dia bertekad akan membalas Kingsley karena telah membuatnya takut setengah mati dan menangis seperti bayi.

"Sudahlah, lupakan," gumam Tristan akhirnya karena Queenza masih menatapnya dengan sorot penasaran. Lalu suasana berubah hening sampai beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki banyak orang datang mendekat ke sel tahanan mereka.

"Bagaimana kabar kalian?"

Suara lembut itu menjadi penanda kedatangan si penyihir Allura. Semua mata orang-orang dalam tahanan seketika mendongak dengan tatapan datar ke arah Allura yang langsung menyeringai senang atas sambutan dingin yang diterimanya.

"Ayolah, jangan menatap begitu. Padahal aku berniat melepaskan kalian semua."

Tak ada tanggapan hingga akhirnya Allura tergelak. Usai tertawa puas, dia menoleh ke anak buahnya yang berdiri setia di belakangnya lalu memberi perintah, "Bawa mereka semua ke aula istana."

Selama setengah perjalanan menuju istana dari penjara bawah tanah di area kerajaan Ackerley, Queenza dan para lelaki di belakangnya memilih diam. Tapi semakin mendekati istana, perasaan gelisah Tristan perlahan bangkit hingga dia tak bisa menahan diri untuk mendekati Queenza lalu berbisik, "Selagi masih di luar istana, ini kesempatan terbaik untuk melarikan diri, Yang Mulia."

"Tidak ada gunanya melarikan diri," sahut Queenza tenang. Dia bahkan tak berusaha mengecilkan nada suaranya hingga membuat Tristan terbelalak.

"Yang Mulia..."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang