K&Q S.3 - 8

50.6K 6.6K 323
                                        

Rabu (20.40), 12 Februari 2020

Akhirnya setelah berabad-abad kepending, lanjut juga nih cerita -,- 

Makasih selalu buat yang masih nunggu. Dan makasih selalu buat yg support aku untuk lanjut cerita ini. Temen-temen dekatku tahu betapa aku nyaris menyerah untuk melanjutkan. Tahu betapa aku udah putus asa.

Tapi berkat support kalian. Kata-kata dukungan yang mungkin buat orang lain hanya sampah. Kata-kata penyemangat yang buat orang lain gak penting. Itu bikin aku bangkit lagi dan nulis lagi ♥♥♥

-------------------------

Queenza buru-buru menuju kamar utama yang merupakan kamarnya dan Kingsley setelah mendengar kabar bahwa Kingsley pingsan di tengan rapat. Jantungnya berdegup kencang, memikirkan kemungkinan Thane sudah beraksi dan melakukan serangan tak terduga pada Kingsley.

Pintu kamarnya yang biasanya tertutup rapat kini terbuka lebar dengan beberapa orang di dalamnya. Queenza tak lagi memikirkan privasi saat nyawa Kingsley berada dalam bahaya.

Tanpa menghentikan langkah, Queenza terus berjalan menuju ranjang di sudut kamar yang luas itu. Tampak dua orang berjaga di kanan dan kiri sisi ranjang sementara Tristan menjadi tameng di paling depan seolah bersiaga menghentikan siapapun yang berusaha mendekat. Ternyata dugaan Queenza benar. Tapi yang tidak dia duga, dirinya juga menjadi orang yang tidak diizinkan mendekati Kingsley.

"Apa yang kau lakukan?!" geram Queenza dengan mata yang mulai berkilat hijau saat Tristan menyilangkan pedang di depan Queenza sebagai isyarat agar Queenza tidak semakin mendekat.

"Maaf, Yang Mulia Ratu. Tapi hamba tidak bisa mengizinkan Anda mendekati Kaisar." Tristan berkata formal dengan sikap dinginnya.

"Suamiku sedang terluka dan kau berharap aku tidak di sampingnya?" tanya Queenza dengan nada tak percaya.

Sejenak Tristan masih mempertahankan sorot dinginnya tapi perlahan dia meruntuhkan topengnya di depan Queenza. Menatap wanita itu dengan sorot memohon dan penuh kecemasan.

"Tolonglah, Queen. Ini demi kebaikan Kingsley. Kau harus menjauh darinya."

Queenza benar-benar tak bisa menerima perlakuan Tristan. "Beri aku alasan yang masuk akal agar tidak menjatuhkan hukuman padamu karena sikap lancangmu!"

"Queen—"

"Karena Anda yang menyebabkan Kaisar Kingsley sekarat, Yang Mulia."

Ucapan itu membuat Queenza dan Tristan tersentak. Tristan refleks mengarahkan pandangan memperingatkan pada orang itu agar menjaga cara bicaranya sementara Queenza menoleh penuh tanya.

Ternyata yang berbicara adalah Ratu Edrea, sang ratu penyihir.

"Apa maksudmu? Dan sejak kapan kau ada di sini? Aku tidak mendengar pemberitahuan bahwa kau akan datang." Ada nada tak suka yang kental dalam suara Queenza.

"Hamba sudah merasakan firasat buruk akan menimpa Yang Mulia Kaisar sejak beberapa hari ini. Kemarin perasaan tak nyaman semakin jelas terasa hingga akhirnya hamba memutuskan ke sini dan tiba tepat pada waktunya untuk menemukan Yang Mulia Kaisar sudah sekarat."

Edrea sengaja menekan di kata terakhir dan Queenza pun menyadarinya. Refleks jemarinya terangkat mencengkeram dada yang terasa sakit, seolah sakit yang dialami Kingsley kini bisa ia rasakan.

"Lalu kau bilang—aku penyebabnya? Bagaimana bisa?"

"Biar kujelaskan nanti." Tristan buru-buru berkata, tak memercayai Edrea untuk mengabarkan informasi sesensitif ini. "Sebaiknya kau menunggu Emily di luar. Dia akan segera datang."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang