Minggu (10.56), 26 Juli 2020
Akhirnya setelah konflik di dunia nyata minggu lalu bikin gak bisa nulis T__T Selalu makasih buat segala dukungannya. Hanya untuk kalian aku terus nulis ♥_♥
Love you guys!
----------------------------
Queenza mengerang. Kepalanya terasa sangat sakit. Ada banyak gambaran yang seolah memaksa masuk dalam pikirannya. Gambaran-gambaran itu bergerak sangat cepat hingga Queenza merasa mual.
Ada seorang gadis yang berdiri di tepi danau hitam. Parasnya sangat cantik dengan mata yang berbinar kekanakan. Pandangannya mengarah ke permukaan laut hitam dengan penuh harap. Dia tengah menunggu di sana. Dan tak lama kemudian, phoenix sewarna bak emas yang berkilauan muncul dari permukaan danau dan terbang membelah langit lalu menukik turun ke arah gadis itu.
Gambaran dalam benak Queenza itu langsung berubah. Entah bagaimana Queenza tahu lokasinya bukan lagi di pantai laut hitam. Melainkan di istana bangsa dryad.
Gadis yang sama. Kini duduk dalam posisi setengah bersujud di lantai depan singgasana dengan air mata bercucuran. Di atas singgasana ada seorang wanita bermahkota khas Ratu Dryad. Wajahnya menunjukkan amarah yang tak bisa ditutupi. Dalam aula besar itu hanya ada mereka berdua.
"Katakan dengan jujur siapa yang menghamilimu!" bentak sang ratu marah.
"Sudah kukatakan pada ibunda," sahutnya dengan pelan dan suara bergetar. Dia tak berani mengangkat wajah. Tak berani melihat ke arah sang ratu.
"Itu kebohongan yang paling memalukan." Sang ratu sampai menggertakkan gigi untuk menahan emosi.
"Benar, ibunda..."
"Kau pikir aku terlalu bodoh? Siapa yang akan percaya bahwa phoenix bisa menghamilimu? Mereka hanya hewan peliharaan. Sama seperti naga."
"Aku sama sekali tidak berbohong," isak gadis itu pelan.
Mendadak sang ratu berdiri. "Kalau kau masih bersikeras dengan kebohongan itu, akan kumusnahkan kaum phoenix."
"Tidak!" Akhirnya gadis itu mendongak dengan panik menatap sang ratu. "Jangan... jangan lakukan itu. Phoenix dan naga peliharaan kaum suci. Para malaikat dan echidna akan marah jika ibunda melakukannya."
"Bahkan meski tanah Immorland yang menghukumku, tetap akan kuhabisi mereka semua sampai kau mengaku siapa yang menghamilimu."
Dia tahu ibunya tidak hanya menggertak. Dia tahu ibunya akan benar-benar melakukan yang dikatakan. Akhirnya sambil menggigit bibir untuk menahan gemetar, dia bertanya pelan, "Ibu janji tidak akan menyakiti lelaki itu jika aku mengatakannya?"
Sesaat suasana hening. Tapi akhirnya sang ratu berkata, "Kalian akan segera kunikahkan. Dengan ritual pernikahan yang semestinya."
"Tidak peduli statusnya?"
Mata sang ratu berkilat hijau penuh amarah. "Kau tidak pada tempat untuk bernegosiasi denganku!"
Gadis itu hanya diam, berusaha menguatkan hati untuk membalas tatapan sang ibu. Mungkin lebih baik ibunya langsung menghabisinya saja karena telah membuat aib bagi keluarga Kerajaan Dryad. Tapi beliau tidak mungkin melakukan itu karena dirinya adalah satu-satunya pewaris tahta.
"Kenapa diam? Katakan siapa lelaki itu!" sang ratu kembali membentak.
"Ibu tidak akan memedulikan statusnya dan menikahkan kami, kan?"
Jemari gadis itu yang berada di atas pahanya mengepal kuat. Dia sadar sudah membuat masalah besar. Tapi dia benar-benar tidak mau masalahnya malah melukai orang lain. Orang yang sama sekali tidak bersalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantastikWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...