K&Q S.3 - 37

36.2K 5.6K 720
                                    

Senin (19.01), 03 Januari 2021

Masih dalam suasana tahun baru jadi aku mau ucapin, SELAMAT TAHUN BARU BUAT SELURUH PENDUDUK IMMORLAND"

Di tahun baru selain update ada berita gembira. Grup Chat Whatsapp Tim Kingsley akhirnya opmem, yeayyy...!! 

Infonya di akhir bab. Happy reading!

--------------------------

Suasana di dalam istana Ackerley nampak begitu tegang meski tak ada penyerangan besar-besaran seperti sebelumnya. Takut dan khawatir tampak jelas di raut wajah mereka. Bahkan Eoghan yang pandai menyembunyikan emosi pun tak bisa menahan diri untuk mengepalkan jemarinya sesekali menunjukkan bahwa dia juga tenggelam dalam aura kegelisahan di dalam istana.

"Apa seorang pun di sini tidak ada yang tahu ke mana Yang Mulia Kaisar pergi?" Akhirnya Eoghan tak kuasa menahan diri untuk bertanya dan memecah keheningan menyesakkan dalam aula istana.

Sebenarnya dia sudah tahu jawabannya karena ini bukan pertama kalinya Eoghan bertanya. Beberapa saat setelah tiba di Kerajaan Ackerley tiga hari lalu dia juga sudah menanyakannya. Dan kembali bertanya saat belum mendapat jawaban jelas.

Tentu saja yang terlontar dari bibirnya tadi sekedar pertanyaan kosong. Bahkan gelengan kepala dari sebagian besar orang dalam aula sebagai tanggapan atas pertanyaannya, sudah bisa Eoghan tebak sedetik setelah pertanyaannya terlontar.

"Kenapa begitu khawatir? Mungkin dia langsung pergi ke puncak gunung Khain. Duelnya besok, kan?" Berbanding dengan suasana hati yang lain, Rigel tampak begitu santai dan lahap mengunyah sebutir apel merah di tangannya.

Brakkk!!

"Kesabaranku habis melihat tingkah pongahmu!" Dixon berdiri dan menunjuk Rigel dengan kemarahan yang tak ditutupi, mengabaikan jabatannya yang lebih rendah dari Rigel. Kalau bukan karena Mette bergerak gesit dan menahan tubuhnya, pasti sudah terjadi perkelahian di ruangan itu.

Kondisi ini juga sama sekali tak mengejutkan Eoghan. Dia sudah bisa menebak, cepat atau lambat sikap Rigel akan memancing kematian mendekat.

Yang bisa Eoghan lakukan kemudian adalah menghela napas panjang, berusaha memaksa dirinya menjadi bijak meski ia jauh dari kata itu. Bagaimanapun, saat Kaisar dan Tristan tak ada di Kerajaan, dirinya yang harus menggantikan tugas mereka karena Rigel saat ini tak mungkin bisa diandalkan. Ratu Edrea seorang diri jelas tidak mungkin bisa mengendalikan penghuni Kerajaan Ackerley. Kaum penyihir masih termasuk kaum asing bagi mereka. Sedalam apapun kesetiaan orang-orang Kerajaan Ackerley kepada Kaisar dan Panglima Tertinggi, tidak semuanya bisa dengan lapang dada menjalankan perintah orang asing.

"Mungkin benar kata Rigel," lanjut Eoghan, berusaha menularkan pandangan positif pada orang-orang di sekelilingnya. "mungkin Yang Mulia Kaisar memutuskan langsung menuju Gunung Khain dan tidak sempat mengirim kabar."

"Atau tidak peduli untuk mengirim kabar," celetuk Rigel. "Tidak heran sih. Kita semua tidak terlalu mengenalnya. Siapa tahu dia memang monster—"

Begitu kata itu lepas dari bibirnya, Dixon melesat cepat ke arah Rigel. Kali ini tak ada yang berusaha menahannya. Bahkan Mette harus mengepalkan tangan kuat menahan diri agar tidak turut menyerbu Rigel untuk membantu Dixon.

Rigel terkekeh melihat kedatangan Dixon dan melesat menghindar saat kepalan tangan sang Harpy nyaris mengenai tubuhnya. Namun ketika Rigel hendak menghindar untuk kedua kalinya dan berniat mempermainkan Dixon yang jelas-jelas bukan tandingan kaum guardian apalagi dengan jabatan seorang panglima, mendadak tubuhnya tak bisa digerakkan seolah ada dinding tak kasatmata di sekelilingnya. Dan baru saja dia bisa mencerna asal dinding penahan itu, tubuhnya sudah terlempar jauh hingga menghantam salah satu pilar aula istana.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang