Selasa (16.42), 26 Maret 2019
---------------------------
Usai Kingsley berganti pakaian, pintu depan kediaman Jervis kembali terbuka, menampakkan dua tubuh basah kuyup yang lain. Semua orang tampak saling pandang penuh tanya melihat kedua orang itu. Bagaimana bisa panglima tertinggi guardian sampai basah kuyup begitu? Kingsley dan Queenza masih bisa dimaklumi karena tadi Queenza dalam keadaan sedih dan terluka. Tapi Tristan dan Emily?
"Kami tidak berteduh saat hujan turun agar bisa lekas tiba di sini," bohong Emily dengan lancar untuk menghilangkan raut penasaran orang-orang di rumah Jervis.
"Sebaiknya kau segera ganti pakaian, Nak." Amber yang juga ada di tempat itu menyarankan. "Queenza juga sedang berganti pakaian di kamar Chenna."
Emily mengangguk lalu segera membuntuti Amber. Tapi baru beberapa langkah, mendadak Awel yang berjalan di sisi Kingsley berseru, "Apa yang sedang dilakukan makhluk buangan di sini?! Dasar tidak tahu diri! Kaum kalian yang... hmmphh!"
Mendadak kroket isi daging yang semula dimakan Kingsley tenggelam ke dalam mulut Awel. Kingsley sengaja menyumpal mulut Awel agar tidak menimbulkan masalah baru setelah tadi lelaki itu membuat Queenza menangis.
"Hmmp... hyang... ulia...."
Emily yang juga mendengar ucapan Awel berbalik menghadap tetua kaum harpy itu. "Apa yang kau maksud Errieku?"
Awel menunjuk-nunjuk Emily seraya mengunyah dan menelan makanan di mulutnya. Setelah habis dia hendak menyuarakan pikirannya dengan lantang. Tapi baru membuka mulut, kroket yang lain kembali memenuhi mulutnya.
"Ang... ulia...." Awel menatap Kingsley dengan wajah memelas seraya mengunyah.
Kingsley melotot. "Mau bicara lagi?"
Buru-buru Awel menggeleng.
"Dengar, kau mungkin sudah mengenalnya. Dia Tristan, Panglima Tertinggi Guardian. Tapi sekarang menjadi panglimaku. Dia salah satu orang kepercayaanku. Bahkan meski kita punya sejarah yang panjang di masa lalu, jika Tristan mencurigaimu sebagai mata-mata musuh, aku akan lebih percaya padanya. Maka berhati-hatilah saat bicara dan sebaiknya tanyakan dulu padaku sebelum kau menuduh atau menghina seseorang. Mengerti?"
Awel tampak malu di depan Kingsley. Dia mengangguk dengan rasa bersalah yang tampak jelas di wajahnya.
"Ingat itu baik-baik, Kakek tua. Kalau kau berani menghina Errieku lagi, akan kumasak kemaluanmu."
Refleks Awel meletakkan kedua tangan menutupi bagian tubuhnya yang berharga seraya meringis. Dia menatap ngeri ke arah Emily yang sudah melenggang pergi.
"Tristan, segeralah pinjam pakaian Jervis lalu temui aku di ruang kerja Jervis di lantai dua."
Tristan mengangguk menanggapi ucapan Kingsley.
Sebelum Tristan pergi, Kingsley melanjutkan, "Tapi jangan mengeluh. Semua pakaian Jervis sudah ketinggalan zaman. Untung aku yang mengenakannya. Baju apapun yang kukenakan selalu tampak seperti trend fashion."
Jervis, Awel, dan lainnya tertawa kecil untuk menyenangkan Kingsley sementara Tristan terang-terangan melemparkan tatapan kesal. "Terserah apa katamu," gumamnya seraya berlalu dari ruang tamu.
***
Setibanya Tristan di ruang kerja Jervis, pembicaraan sudah mulai serius. Di sana tampak hanya Kingsley, Awel, Jervis, dan satu orang perwakilan dari tiap kaum yang telah menyerahkan kesetiaan pada Kingsley. Werewolf, vampir, troll, ogre, dan ghoul.
"...hanya mencari kesempatan dalam kesempitan. Tapi jika benar dia terlibat konspirasi untuk membunuh Anda, ini tidak bisa dibiarkan lagi." Jervis berkata serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasíaWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...