Usai teriakan penuh rasa takut sekaligus rasa sakit itu, mendadak puncak Gunung Khain menjadi sepi. Teramat sepi seolah seluruh makhluk terpana tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Bahkan Thane sendiri yang masih terengah juga tampak tak percaya. Seolah dia yang berhasil membunuh Kingsley hanyalah mimpi yang tak mungkin menjadi nyata.
Namun keheningan itu tak berlangsung lama. Gemerisik pakaian dan langkah kaki yang mendekat mengalihkan perhatian mereka semua ke arah sosok yang baru datang. Menciptakan kegemparan untuk kedua kalinya.
"Yang Mulia Ratu!"
"Queenza!"
Lagi-lagi Nash dan Tristan berseru kompak. Sementara anak buah Nash berlutut bersamaan memberi hormat saat Queenza melewati mereka. Hal itu sontak menyadarkan Nash dan diapun menjatuhkan diri dalam posisi berlutut. Meski dirinya adalah seorang putra mahkota, namun Queenza tetaplah Ratu seluruh Immorland.
Tristan sendiri tak merasa perlu melakukan itu. Dia menunggu sampai Queenza lewat di depannya lalu mengikuti di belakangnya dengan sikap melindungi.
"Akhirnya kau datang," bisik Tristan dengan nada lega dan—serak. Bahkan dengan malu dia segera menyeka matanya dengan punggung tangan. Ya! Kingsley tidak mungkin meninggal begitu saja.
"Wah, siapa ini?" Thane menyeringai geli melihat Queenza datang lalu berdiri diam menatapnya. Lapisan energi yang mulai terbuka menjadi pembatas di antara mereka. "Tapi Anda terlambat, Yang Mulia," lanjutnya seraya meletakkan satu kaki di atas dada Kingsley yang sudah tak bergerak dengan tangan bertumpu di pangkal pedangnya yang masih menancap.
Mata hijau Queenza hanya melirik sekilas tubuh Kingsley lalu fokus sepenuhnya pada Thane. "Senang bertemu denganmu."
Thane tergelak. "Itu kebohongan yang terlalu jelas, Queenza. Kenapa? Kau ingin bersikap manis agar aku bisa menyerahkan tubuh Kingsley dan bisa kau bangkitkan kembali?" dia terkekeh. "Sayangnya aku tidak sebodoh itu."
Mendadak dia memukul keras gagang pedangnya lalu mundur dari tubuh Kingsley. Percikap api muncul dari tepi pedang yang masih menancap di dadanya terus menyebar lalu melahap seluruh tubuhnya.
"Sudah selesai," gumam Thane puas. "Kau tidak punya kesempatan lagi untuk membangkitkannya meskipun ingin. Bahkan meski jiwa Kingsley masih ada, tanpa tubuhnya, dia tidak akan pernah bangkit lagi."
"Tidak mungkin!" seru Tristan tak percaya.
"Kalau tidak percaya tanyakan saja pada Yang Mulia Ratu." Lagi-lagi Thane tergelak.
"Queenza..."
Nada suara Tristan terdengar memohon, berharap Queenza melakukan sesuatu. Namun yang didapatinya adalah desahan lelah dari sang Ratu. "Kalau begitu, biarkan aku membawa pergi orang-orangku."
"Kau pikir aku akan membiarkannya?" tanya Thane dengan nada mengejek. "Malah sebaliknya, kalian semua adalah tawananku mulai sekarang."
Trangg!
Mendadak Tristan sudah berdiri di depan Queenza dan mengacungkan pedangnya. "Tidak akan sebelum aku mati."
Thane menyeringai dan hanya mengangkat satu alis ke arah Queenza.
Sejenak Queenza hanya diam, memperhatikan tubuh Kingsley yang kini berubah menjadi abu hitam beterbangan. "Sementara kita ikuti saja apa maunya, Tristan." Hanya itu yang Queenza katakan sebelum berbalik lalu menjauh dari area pertarungan yang telah menumbangkan Kaisar Kingsley.
---------------------------
Tepat jam 18.58
Lupa tadi, wkwkwk
![](https://img.wattpad.com/cover/162266132-288-k17644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasiWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...