Selasa (22.40), 30 Oktober 2018
Love you all ♥♥♥ ^_^
------------------------
Queenza tidak pernah merasa sesegar ini saat baru terjaga dari tidurnya. Seolah tubuhnya dipenuhi energi yang membuatnya merasa ringan dan bersemangat. Perlahan dia menggeliat, lalu mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk.
Kening Queenza berkerut bingung. Dia tidak ingat kapan naik ke ranjang lalu tidur. Ingatan terakhirnya adalah saat dia berjalan hendak menuju rumah Bibi Marlene. Tapi dalam perjalanan tiba-tiba lima lelaki—
Refleks Queenza terkesiap seraya menutup mulut dengan kedua tangan. Tubuhnya mendadak menggigil saat memorinya memutar kejadian itu. Terutama ketika tangan salah satu makhluk itu menusuk perutnya dari belakang.
"Kau baik-baik saja?"
Suara yang familiar itu membuat Queenza buru-buru menoleh hendak mengadu. "Kingsley! Ada orang—" Seketika Queenza tertegun melihat sesosok pria sangat tampan duduk di ranjang di sebelahnya.
Tanpa sadar, Queenza mundur menjauh. Ketampanan pria itu membuatnya takut. Dia yakin pria di depannya bukanlah manusia. Matanya berwarna biru langit dan menyorot tajam. Alisnya tampak membentuk garis lurus yang tegas. Hidungnya ramping seperti kayu yang dipahat. Bibirnya melengkung bagai ombak. Lebih tebal di bagian bawah, membuatnya terlihat sangat seksi dan mengundang. Bahkan telinganya yang tampak tidak biasa—sedikit meruncing di bagian atasnya—sama sekali tidak mengurangi kesempurnaan wajah itu. Malah membuatnya terlihat semakin menarik.
Salah satu alis hitam pria itu terangkat melihat reaksi Queenza. "Kau takut padaku?"
Ada nada geli dalam suara lelaki itu yang membuat Queenza kian takut. Bukankah psikopat cenderung senang calon korbannya ketakutan? Apalagi Queenza semakin jelas merasakan aura gelap yang menyelubungi lelaki itu.
"Siapa kau? Apa kau salah satu makhluk yang menginginkan darahku?" Queenza berhasil membuat suaranya terdengar tegas dan tidak bergetar.
Bibir seksi itu membentuk senyum tertahan yang membuat wajah bak bangsawannya terlihat lebih ramah. "Apa kubilang. Aku sangat tampan. Sekarang kau mengakuinya, kan?" nadanya terdengar sombong.
Selama beberapa saat, Queenza hanya terus memandangi lelaki itu. Perlahan tatapannya beralih dari wajah yang bisa membuat wanita hamil langsung melahirkan. Baiklah, dirinya berlebihan. Tapi yang jelas, Queenza ingat betul pakaian yang dikenakan lelaki itu adalah pakaian yang dibelikan Queenza untuk Kingsley.
"King—Kingsley?" tanya Queenza ragu.
Kali ini lelaki itu tersenyum lebar. Menampakkan gigi-gigi putih yang terawat. "Ya, siapa lagi?"
"Kau operasi plastik?" mata Queenza melebar.
"Tentu saja tidak. Bahkan dokter terhebat pun tidak akan bisa menciptakan wajah sempurna seperti wajahku." Lelaki itu nyengir.
Mata Queenza menyipit curiga. "Kau tidak mungkin Kingsley."
Lagi-lagi, salah satu alis lelaki itu terangkat. Membuatnya tampak lebih memikat. "Kenapa tidak?"
"Kingsley tidak mungkin mengerti operasi plastik atau dokter. Dia pasti akan bertanya."
Mata lelaki yang mengaku Kingsley itu berkilat geli. Warna birunya jadi lebih cerah. "Ya, aku juga tidak menyangka. Seharusnya kita bercinta dulu, baru bisa bertukar kenangan. Tapi ternyata kita bisa melakukannya hanya dengan bertukar darah. Bahkan kau yang terluka parah bisa sembuh dengan cara itu. Ini semua di luar pengetahuanku," Kingsley angkat bahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...