Senin (15.25), 15 April 2019
Nikmati aja alurnya karena aku bukan tipe orang yang suka bikin alur monoton. Bakal naik turun kayak roller coaster ☺☺
Yang takut mual, silakan say goodbye ^_^
Happy reading!
---------------------------
Tristan ternganga melihat apa yang tengah dilakukan Kingsley. Dia mengepakkan sayapnya untuk mendarat di halaman Kerajaan Ackerley lalu bergegas menghampiri Kingsley yang kini muncul lingkaran energi di sekelilingnya, membentuk kubah raksasa yang mengurung kedua petarung.
"Kings!"
Seruan Tristan membuat Kingsley menegakkan tubuh lalu bergegas menghampirinya. Dia memang berniat mengatakan sesuatu pada Tristan dan waktu mereka sangat terbatas.
Kedua lelaki yang menjalin persabatan dalam waktu singkat itu saling berhadapan, dipisah lingkaran energi yang tampak dialiri listrik berkekuatan tinggi.
"Kenapa kau lakukan ini? Bisa dibilang saat ini Kevlar tengah menggenggam nyawamu. Kupikir kau akan berteleportasi langsung ke tempat Queenza. Bukankah kalian memiliki ikatan hingga kau bisa melakukannya?"
Kingsley menggeleng pelan. "Sejak di dimensi manusia aku sudah mencoba, tapi tidak bisa. Kupikir karena kami berada di dimensi berbeda. Tapi saat melewati gerbang dimensi, aku tetap tidak bisa mencapai Queenza. Ada kekuatan yang menghalangiku untuk mencapainya. Jadi kupikir ini satu-satunya jalan."
"Ini sama saja bunuh diri," geram Tristan, mendadak rasa sesak menghimpit dadanya.
Kingsley tersenyum. "Aku senang diberi kesempatan hidup kembali untuk mengenalmu, Panglima Tertinggi Guardian. Dan jika terjadi sesuatu yang buruk padaku, bubarkan pasukan kita. Lanjutkan hidupmu. Kau dan Emily berhak bahagia."
Tristan tercekat. Jemarinya mengepal kuat. Dia tidak pernah merasa seperti ini. Perasaan takut kehilangan seseorang yang dia anggap keluarga.
Mendadak Tristan menjatuhkan diri, berlutut di hadapan Kingsley, tak peduli banyak prajurit Kerajaan Ackerley yang mengenalnya di sana.
"Kumohon tetap hidup, Yang Mulia," kata Tristan dengan nada berbisik namun bisa didengar jelas oleh Kingsley. Mata Tristan berkaca-kaca, dan dia mati-matian menahan agar air matanya tidak tumpah.
Di sisi lain Kevlar datang menerima tantangan Kingsley dengan senang hati. Itu membuatnya tak harus diseret tanah Immorland ke hadapan Kingsley. Bibirnya melengkung membentuk senyum geli melihat Tristan yang berlutut di hadapan Kingsley. Itu pasti akan jadi penghormatan terakhir untuk Kingsley. Dan kedua orang itu mengetahuinya dengan jelas.
"Kurasa sudah cukup tangis-tangisannya," kata Kevlar dengan nada riang seraya melewati lingkaran energi yang membentuk pintu di depannya lalu menutup kembali. "Bukankah sekarang waktunya bertarung?"
Kingsley masih menampakkan sikap tenangnya, mengabaikan ocehan Kevlar. Tatapannya lurus terarah pada Tristan yang masih berlutut. "Bangunlah, Tristan. Dan segera pergi begitu kau lihat aku tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan."
Sejenak Tristan memejamkan lalu berdiri kembali dengan sorot penuh tekad. "Aku akan tetap di sini." Lalu senyum tipisnya tersungging. "Aku tidak akan terkecoh lagi kali ini saat melihatmu terluka. Itu hanya akal-akalanmu karena kau suka sekali meniru gaya aktor di film-film yang kau tonton. Tokoh utama selalu kalah di awal, kan?"
Kingsley tersenyum geli. Namun dia tidak sanggup mengatakan apapun. Entah mengapa Kingsley berpikir hari ini tidak akan berakhir baik.
Dia melangkah mundur lalu berbalik, menghampiri Kevlar yang sudah berdiri di tengah area pertarungan dengan senyum liciknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasiaWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...