Minggu (19.00), 12 Juli 2020
----------------------------
"Jiwanya sangat gelap."
Blithe mengerutkan kening saat menatap wanita dengan tanda bintang di keningnya itu. "Yang Anda maksud Kingsley?"
"Ya, putramu."
Refleks Blithe mendekap balita berusia 2 tahun itu semakin rapat ke dadanya. Dia menatap wanita di depannya penuh curiga, takut mendadak si wanita menyakiti putranya.
Sejak mengetahui bahwa lelaki yang ditolongnya ternyata dari kaum malaikat lalu jatuh cinta padanya dan akhirnya tinggal di Immorland, makhluk Immorland yang pernah ditemui Blithe bisa dihitung dengan satu tangan. Itupun semuanya adalah teman-teman Thane.
Baru sekarang Blithe bertemu seseorang tanpa sengaja di tengah hutan saat sedang menjelajah. Padahal Thane bilang daerah ini adalah wilayah kekuasaannya dan tidak ada seorang pun tanpa izinnya yang bisa masuk.
Apa mungkin dia tamu Thane?
"Semoga itu berarti baik." Blithe memaksakan seulas senyum meski dia sangat tidak menyukai ucapan wanita itu tentang putranya.
"Tidak baik. Itu berarti dia tidak punya hati dan bisa membunuh siapa saja hanya untuk bersenang-senang."
Senyum Blithe seketika pudar. Ibu mana yang terima putranya yang masih balita dan belum pernah berbuat dosa dinilai tidak punya hati dan sanggup membunuh? Jika bukan karena kesopanan yang diajarkan padanya, Blithe pasti akan langsung menampar wajah cantik wanita itu.
"Saya akan anggap Anda tidak pernah mengatakan apapun."
"Kekuatannya juga mengerikan."
Blithe yang hendak pergi kembali mematung di tempat. Dengan marah dia mengangkat dagu, berharap sikapnya tampak angkuh. "Dan dia akan jadi pemimpin serta pelindung yang hebat dengan kekuatan yang sangat mengerikan itu. Tidak akan ada yang mengalahkan doa seorang ibu untuk anaknya."
Tak diduga, wanita itu tersenyum. "Kau benar." Lalu dia mengulurkan tangan yang membuat Blithe menegang waspada. "Biarkan aku menyegel kekuatannya dan memberikan warna terang dalam jiwanya. Mungkin segelku tidak permanen. Sesekali jiwa gelapnya bisa keluar. Tapi selama segelku masih padanya, dia masih memiliki hati. Tapi begitu segelku hancur, dan semoga saja tidak, dia akan benar-benar dipenuhi kegelapan. Tak ada ampun. Segala yang dia anggap menghalangi langkahnya, akan dihancurkannya tak peduli siapa."
"Bagaimana kalau ternyata yang hendak Anda lakukan yang malah membuatnya menjadi orang jahat?"
"Kau seorang ibu yang berusaha melindungi anaknya. Coba lihatlah dengan hatimu. Apakah yang kulakukan memang berniat jahat? Aku yakin kau juga bisa merasakannya. Energi gelap putramu. Hatimu merasakannya."
Blithe semakin erat mendekap Kingsley ke dadanya. Dia gelisah menyadari kebenaran ucapan wanita itu. Memang kadang rasanya ada yang aneh dengan Kingsley. Dia hanya manusia biasa tapi kadang merasakan bulu kuduknya seolah meremang tiap kali berdekatan dengan putranya. Dan sikap Kingsley sama sekali tak membantu.
Blithe tahu anak seusia Kingsley harusnya penuh senyum dan semangat untuk mempelajari hal-hal baru. Tapi Kingsley berbeda. Dia selalu menampilkan raut datar yang kerap membuat Blithe khawatir. Dia bahkan tidak merespon tiap kali Blithe mengajaknya bicara atau melakukan sesuatu. Hanya menatap seolah yang dilakukan Blithe tampak aneh.
"Biarkan aku melakukannya. Dan putramu akan hidup layaknya anak biasa."
"Anak biasa? Seperti manusia?" Blithe melirik sekitar. "Tapi kami tinggal di Immorland. Kata Thane, kekuatan sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup di sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...