K&Q S.3 - 32

44.8K 7.7K 1.1K
                                        

Kamis (12.50), 17 September 2020

Makin deket sama ending makin deg-degan sendiri dan rasanya makin banyak pikiran T__T

-------------------------

"Edrick," suara Tavisha tercekat saat melihat sang suami berbaring di lantai dengan beberapa bercak darah memenuhi pakaian dan tubuhnya. Pakaian yang dikenakannya juga sudah tak utuh lagi. Koyak di sana sini. "Dia tidak mati, kan? Dia baik-baik saja, kan?" suara Tavisha meninggi.

"Sssttt..." Emily memperingatkan seraya membelai punggung Tavisha lembut. "Sudah kubilang jangan ribut. Kita datang ke sini diam-diam. Kalau sampai Yang Mulia Kingsley tahu, kita akan dapat masalah."

Dengan kasar, Tavisha menyeka air mata di pipinya. "Kau tahu? Seumur hidup Edrick selalu dikurung! Tapi belum pernah dia diperlakukan bak binatang seperti ini! Cepat keluarkan dia sekarang! Kalau kau tidak mau, aku akan mendatangi kaisar kalian itu sendiri!"

"Kupikir kau sudah mengerti setelah kuceritakan semua." Emily mendesah. "Thane yang membuat Edrick seperti ini. Jika dia dibiarkan bebas, dia hanya menyakiti orang lain dan dirinya sendiri. Apa kau tahu yang terjadi sebelumnya saat dia berhasil melarikan diri dari sel ini? Dia menyerang semua orang. Menggunakan kekuatannya tanpa peduli batas tubuhnya hingga dia sendiri nyaris meninggal. Kau lebih suka Edrick seperti itu, ya?"

Tavisha berusaha menahan air matanya namun akhirnya tumpah juga. Dia terisak pelan sambil menutup kedua wajah. Emily mendekat lalu merangkulnya dengan bersahabat.

"Seharusnya kami tidak perlu keluar dari kastil itu. Walau bisa dibilang kami terkurung di sana, tapi kehidupan di sana sangat stabil dan tenang. Bahkan sesekali kami punya kesempatan untuk keluar dan bersenang-senang."

Emily melepas pelukan lalu memegang kedua bahu Tavisha seraya menatap wajah wanita itu yang kini bersimbah air mata. "Pada akhirnya kalian akan tetap keluar dari sana. Karena memang untuk ini Thane mengurung Edrick. Untuk dia jadikan senjatanya. Dan walau bukan itu alasannya, kalian berdua akan tetap keluar demi kebebasan yang tidak pernah kalian rasakan di kastil itu."

Tavisha terdiam. Yang dikatakan Emily benar. Meski Thane tidak ikut campur untuk mengarahkan mereka keluar dari kastil, dirinya dan Edrick akan tetap memilih hidup bebas jika pilihan itu ada di depan mereka. Dan akhirnya, mereka berdua akan tetap berada dalam posisi ini.

"Kapan semua ini akan berakhir?" akhirnya Tavisha bertanya dengan suara lirih.

"Setelah Thane mati. Tidak lama lagi. Kaisar Kingsley akan memastikan kematiannya."

"Bagaimana kalau—dia gagal?"

"Kau ingin dia gagal?"

"Tentu saja tidak!"

Emily tersenyum. "Kalau begitu, kita doakan saja bahwa Kaisar Kingsley tidak akan gagal. Dengan begitu, semua akan kembali seperti semula."

Tanpa bisa dicegah, bibir Tavisha juga melengkung membentuk senyum di antara wajahnya yang basah. "Kau masih sembilan belas tahun, kan?"

"Sebentar lagi sudah dua puluh."

"Dan aku sudah dua puluh delapan tahun. Satu setengah kali usiamu. Tapi kau lebih dewasa dariku hingga membuatku merasa malu."

"Karena lingkungan, mungkin." Emily angkat bahu. "Immorland dengan segala intriknya, memaksaku harus berpikir lebih dewasa."

Tavisha mengangguk setuju lalu menoleh kembali ke arah Edrick yang masih terbaring di lantai. Entah tidur atau pingsan. "Tidak adakah yang bisa kubantu? Aku tidak ingin hanya duduk diam dan menonton segalanya selesai sendiri."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang