Senin (17.37), 03 Agustus 2020
-------------------------
"Kubah pelindungnya sangat kuat," gumam Myria tanpa mengalihkan perhatian dari istana Ackerley.
Seluruh bagian Kerajaan Ackerley sudah ditaklukkan. Kini hanya tersisa istana megah kediaman sang kaisar yang belum berhasil mereka sentuh setelah Ratu Queenza menciptakan kubah pelindung.
"Kuat. Bukan berarti tak bisa dihancurkan," Edrick tersenyum geli. "Serang saja terus. Pada akhirnya kubah pelindung itu akan hancur. Sementara yang di dalam sana hanya sedang menunggu ajal."
Myria juga balas tersenyum. "Kau benar. Mereka tidak akan bisa bersembunyi selamanya."
Lalu Edrick berbalik menghadap orang-orang yang sudah dikendalikan sang Ayah. Mereka semua berasal dari berbagai kaum di seluruh penjuru Immorland. Jumlahnya sangat banyak. Dirinya dan Myria hanya membawa dua ribu pasukan. Itupun sebenarnya terlalu banyak mengingat dia dan Myria saja sudah cukup jika hanya untuk menghancurkan istana Ackerley dan seluruh penghuninya. Tapi sang Ayah terlalu khawatir hingga memerintah mereka membawa pasukan.
"Dengar semuanya!" seru Edrick. "Aku ingin kalian mengerahkan seluruh energi kalian untuk menghancurkan istana itu. Tidak perlu menahan diri. Gunakan seluruh kemampuan yang kalian miliki! Ini perintah!" Lalu mata Edrick berkilat merah yang mendapat respon anggukan dari semua orang dan kilat merah yang sama di mata mereka.
Walau Edrick dan Myria juga merupakan hasil percobaan Thane, jelas mereka berbeda. Mereka berdua bisa mengendalikan makhluk-makhluk lain yang juga berada dalam pengaruh Thane. Mereka bisa berpikir sendiri layaknya orang bebas. Hanya saja, cara berpikir mereka telah berubah. Dalam pikiran mereka, Thane yang paling benar dan perintah Thane adalah mutlak. Jiwa mereka gelap, tak memiliki perasaan apapun.
Tanpa diperintah dua kali, seluruh makhluk itu mengeluarkan kekuatan dan energinya masing-masing. Mereka yang hanya mengandalkan kekuatan fisik seperti troll, vampire, dan werewolf memilih langsung menyerang kubah pelindung dan berusaha menghancurkannya. Sengatan energi bagai listrik yang mengalir dari kubah pelindung sama sekali tak mereka rasakan. Fokus mereka hanya satu, mematuhi perintah tuan mereka.
"Kalau dibiarkan, mereka semua bisa mati satu per satu." Myria mengerutkan kening saat melihat beberapa Troll dan vampire mulai tumbang dalam keadaan tak bernyawa.
"Biarkan saja." Edrick angkat bahu tak peduli. Lalu mendadak matanya berbinar. "Mau bertaruh denganku? Aku yakin kubah itu pasti hancur setelah seribu makhluk Immorland mencoba memecahkannya."
"Maksudmu setelah seribu orang mati karena mencoba memecahkannya?"
"Padahal aku sudah berusaha mengatakannya dengan sopan," Edrick terkekeh.
"Kau terlalu meremehkan kubah itu," ujar Myria dengan pandangan melamun ke arah kubah yang seolah tak berkutik sedikitpun. Padahal mereka sudah berhari-hari di sana. Atau baru sehari? Dua hari? Ah... dia sudah tidak bisa menghitung waktu.
"Dan kau terlalu pesimis, adikku."
"Bahkan setelah semua anggota pasukan yang kita bawa mati, aku tidak yakin kubah itu bisa sekedar retak."
Mendadak Edrick menjentikkan jari. "Siapa yang tebakannya mendekati kebenaran, dia yang menang."
"Terserahlah."
"Tidak ingin kesepakatan hadiah tertentu bagi pemenang?"
Myria berdecak malas lalu memilih menjauh dari istana untuk mencari tempat beristirahat.
***
Semua orang di dalam istana merasakan getaran yang seolah mengguncang istana. Tidak kuat. Namun ini sudah cukup sebagai pertanda bahwa musuh semakin meningkatkan serangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/162266132-288-k17644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...