Rabu (00.23), 25 November 2020
Selesai nulis langsung up. Gak liat2 jam ternyata udah hampir tengah malam -,-
Tadi waktu mau post masih hari Selasa (23.05), keasyikan bikin momen pas gc Kings diserang, eh gak taunya dah ganti hari ☺
------------------------
Kingsley berhenti sekitar dua ratus meter dari area hutan barat. Pandangannya lurus seolah bisa melihat di balik pepohonan yang rapat.
"Yang Mulia, apa ada sesuatu?" Tristan yang bertanya. Namun tak ada tanggapan yang dirinya dapatkan. Kingsley terus diam membisu.
Saat giliran Ayhner yang hendak memecah kebisuan di antara mereka, mendadak tangan Kingsley bergerak seolah membelah udara di hadapannya. Seketika muncul cahaya putih berbentuk vertikal yang seolah menggantung di udara.
"Oh, ini kan..." Tristan ingat betul ruang serba putih bak dipenuhi kapas yang dulu ia datangi bersama Kingsley. Saat itu Tristan tak bisa menahan rasa takjubnya. Dan sekarang setelah lebih dari setahun berlalu, rasa takjub itu tak berkurang saat kembali melihat kamar putih yang Kingsley sebuat "ruang pribadinya."
Kingsley tak mengatakan apapun, melainkan mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Dua orang lelaki yang kini berada di sisi Kingsley langsung mengenali bendar berwarna hitam itu sebagai naga hitam.
"Kenapa ukurannya jadi kecil sekali?" Tristan ingat betul sebesar apa naga hitam itu saat datang bersama Kingsley ke istana Ackerley.
"Queenza menyerap energinya hingga benar-benar habis."
"Berarti dia sudah mati?" kembali Tristan bertanya.
"Dia makhluk abadi," gumam Kingsley seraya menyelipkan jemarinya ke garis cahaya lalu menggerakkannya ke samping seolah membuka tirai. "tapi butuh waktu lama untuknya memulihkan diri," lanjutnya seraya dengan hati-hati meletakkan sang naga hitam yang kini hanya seukuran bayi ular ke atas tempat yang menyerupai ranjang dari kapas.
"Tristan, berikan pedangmu."
Tristan menyibak tirai tak terlihat seperti yang dilakukan Kingsley lalu mengulurkan pedangnya. Kali ini dia tidak bertanya apapun karena sudah bisa menebak apa yang hendak Kingsley lakukan.
Dalam satu gerakan, Kingsley melepas pedang dari sarungnya dan menjatuhkannya ke lantai bak kapas sementara tangan kanannya mengangkat gagang pedang tinggi-tinggi dengan ujung tajamnya mengarah lurus ke arah sang naga hitam.
Apa yang hendak dilakukannya kini membuat sudut bibir Kingsley terangkat. Tampak ironis, bukan? Segalanya dimulai saat Queenza menancapkan belati di tubuh Kingsley. Kini Kingsley juga berniat melakukan hal yang sama. Tapi dengan niat yang berbeda jauh.
"Setelah ini kita mungkin tak akan bertemu lagi," gumam Kingsley seraya tangan kirinya menggenggam bagian tajam pedang lalu menggesernya turun. Dalam sekejap, aliran darah menyelimuti permukaan pedang yang berkilat, terus ke ujungnya, lalu membentuk tetesan yang jatuh ke tubuh naga hitam. "Ini akan jadi tugas terakhir untukmu. Setelah kau menyelesaikannya, kau bebas."
Merasa darah yang diberikannya sudah cukup, Kingsley melepaskan tangannya dari bagian pedang Tristan yang tajam. Dalam sekejap luka menganga di telapak tangannya menutup lalu ia menyerahkan pedang itu ke tangan Tristan.
"Aku tidak bawa saputangan."
"Jangan khawatir." Tristan mengeluarkan secarik kain dari saku celana lalu ia gunakan untuk membersihkan darah Kingsley dari pedangnya dalam satu gerakan. Setelah selesai, saputangan itu langsung terbakar tanpa menyisakan abu sedikitpun. "Ternyata Naga hitam kebal terhadap racun Anda." Tadinya Tristan tak ingin bersikap formal kepada Kingsley. Namun sejak keluar dari Kerajaan Phoenix, sikap diam Kingsley membuat Tristan ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/162266132-288-k17644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...