Jumat (19.22), 21 September 2018
Kok tiba2 ilang?
Luangin waktu bentar baca wall-ku ya. Scroll dikit aja k bawah.-------------------
Queenza berlari di antara pepohonan sambil sesekali menoleh ke belakang. Napasnya terengah dan ia begitu haus. Namun dia tidak bisa berhenti. Orang-orang—atau lebih tepatnya makhluk-makhluk—itu akan membunuhnya.
Tidak!
Itu tidak akan terjadi. Menyerah kalah bukanlah pilihannya. Tidak peduli walau dirinya begitu lemah dibanding mereka. Tidak peduli walau mereka bisa meremukkannya dengan mudah. Dia akan terus berjuang menyelamatkan diri, sampai Malaikat maut sendiri yang turun tangan merenggut nyawanya.
KRAAAAK.
"Akh!"
Queenza memekik tatkala dahan pohon besar di hadapannya patah dan nyaris menimpa dirinya. Dia berlari lebih cepat, berbelok ke arah pepohonan yang tumbuhnya lebih rapat.
Sling.
KRAKK.
Cahaya putih aneh lewat di atasnya lalu menghantam batang pohon hingga tumbang. Gadis itu melompat ke samping untuk menghindar, membuat dirinya sendiri jatuh karena tersandung akar pohon. Bersamaan dengan itu, pohon tadi menghantam tanah hingga menimbulkan suara mengerikan di antara gelapnya malam.
"Ugh!"
Gadis itu meringis saat merasakan pedih mendera lengannya. Akar pohon yang membuatnya jatuh juga berhasil mengiris kulitnya, menciptakan luka panjang yang mulai mengeluarkan darah segar.
"Hmm, manis sekali baunya."
Takut?
Tentu saja dia takut. Bahkan tubuhnya sampai bergetar saking takutnya. Tapi dia tetap tidak akan menyerah. Secepat yang Queenza bisa, dia berdiri dan kembali berlari.
Di tempat Queenza tadi jatuh, dua pria berbadan besar tertawa geli melihat perjuangan gadis itu untuk melindungi diri. Salah satunya yang berbadan hitam legam membungkuk, mencolek darah Queenza yang menempel di akar pohon lalu menegakkan tubuhnya kembali seraya membaui aroma darah di ujung jarinya.
"Hmm, benar-benar manis. Aku tidak pernah mencium bau darah selezat ini." Dia memasukkan ujung jarinya ke dalam mulut lalu memejamkan mata dengan ekspresi nikmat.
Temannya yang keseluruhan matanya berwarna merah seperti darah tersenyum miring. "Sudah saatnya kita berhenti main-main. Kita harus segera menangkapnya sebelum didahului makhluk lain."
Si hitam legam membuka mata seraya mendesah nikmat. "Sayang sekali, kau benar. Padahal aku masih ingin lebih lama menikmati sensasi berburu."
"Sudahlah. Ayo segera tangkap dia." Tanpa menunggu temannya, si pria bermata merah melesat bagai anak panah. Jelas sekali dia bukan manusia. Mereka berasal dari bangsa Ogre, salah satu makhluk non-manusia yang suka makan daging makhluk lainnya.
Pria yang satunya tersenyum geli. Dia juga bersiap mengejar si mata merah. Namun tubuhnya membeku saat merasakan sesuatu. Aliran energi merambat di dalam tubuhnya, membuat dia merasa lebih segar. Tanpa perlu berpikir panjang, dia tahu dari mana asal energi itu.
Hmm, ternyata rumor mengenai gadis itu benar. Darahnya yang terasa lezat memiliki kekuatan tersembunyi. Hanya dengan mencecap sedikit, dia sudah merasakan energi seperti ini. Apalagi kalau dia bisa menghisapnya hingga kenyang. Mungkin dia akan memiliki kekuatan besar.
Perlahan, senyum licik tersungging di bibir pria bertubuh hitam legam. Kalau memang benar begitu, untuk apa berbagi? Sepertinya dia terpaksa menyingkirkan si mata merah begitu gadis berdarah manis itu tertangkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasiWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...