Senin (23.04), 16 September 2019
Guys, kayaknya akun ini mulai berhantu. Tadi aku ngeri masuknya. Kayak ada hawa dingin yang bikin merinding. Memangnya udah berapa lama sih aku gak ke sini?
BTW, makasih banyak buat kalian-kalian yang selalu setia nunggu, nanyain, dan terus dukung aku untuk kembali ke dunia orange. Karena kalian aku bisa nulis kembali saat aku merasa terpuruk dan nyaris menyerah.
Ay love you, guys!! ♥♥♥
------------------------------
"Udara di sini segar sekali." Kingsley menarik napas panjang menikmati sejuknya udara pegunungan tempat mereka kini berada.
Queenza yang berdiri di sampingnya memeluk lengan Kingsley sambil menyeringai lebar. "Kau suka?"
"Ya." Kingsley mengangguk dengan senyum yang sama lebarnya.
"Padahal di Immorland ada lebih banyak hutan yang belum terjamah."
"Tapi entahlah. Rasanya beda. Lebih segar dan sejuk hutan dunia manusia. Mungkin karena meski tampilannya di Immorland banyak hutan, tapi hutan-hutan itu juga sudah terjamah dengan berbagai macam makhluk yang bisa berpikir di sana."
Queenza mengerutkan kening tak mengerti.
"Hmm, maksudku—" Kingsley memiringkan kepala mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Di dunia manusia bisa dibilang penguasanya hanya manusia. Sementara hewan dan tumbuhan hanya melakukan kegiatan demi bisa bertahan hidup. Mereka tidak bisa berpikir dan menginginkan hal lain. Misalnya ingin kaya. Sementara di Immorland, ada banyak jenis makhluk. Dengan keinginannya masing-masing. Entah itu berhubungan dengan kekayaan, kekuasaan, ataupun kekuatan. Itu yang membuatku berpikir meski tampaknya hutan Immorland sangat banyak, udaranya tidak akan pernah sesejuk dunia manusia karena—yah, di sana terlalu penuh sesak."
Queenza mengangguk. Dia mulai menangkap maksud ucapan Kingsley. Lalu dia berdiri di depan Kingsley dengan kedua lengan merangkul pinggang lelaki itu. "Kalau begitu, Yang Mulia. Apa yang Anda rencanakan untuk mengatasinya? Bukankah itu tugas seorang kaisar untuk memastikan rakyatnya aman dan nyaman?"
"Tidak ada."
"Tidak ada?"
"Yah, memangnya apa yang harus kulakukan? Saat ini rakyatku aman dan nyaman. Aku hanya membandingkan udaranya. Tapi bukan berarti aku ingin mengubah udara Immorland menjadi sama seperti di sini. Selain karena itu pekerjaan yang sulit dan mendekati mustahil, aku juga berharap kedua dunia yang berdampingan ini selalu seperti itu. Memiliki ciri khasnya masing-masing hingga aku tidak pernah merasa terlalu betah di satu tempat."
"Kaisarku sangat bijaksana," goda Queenza.
"Memang. Kenapa kau baru menyadarinya?"
Senyum Queenza seketika memudar. "Kau memang tidak bisa dipuji."
"Kenapa harus menyangkal kenyataan?"
"Ehemm..."
Keduanya langsung menoleh lalu mendapati Aila dan Belva tengah menatap mereka dengan kesal. Sepertinya karena terlalu asyik berdua, Kingsley dan Queenza lupa bahwa ada orang lain juga di dekat mereka.
"Sudah kubilang, kan. Tidak perlu mengajaknya," Belva melipat kedua lengan di depan dada seraya mengedikkan dagu ke arah Kingsley.
"Kalian berdua kalau sudah bersama jadi lengket begitu. Ini sangat menyebalkan."
"Ini sangat adil," balas Kingsley tak mau kalah dan malah mengeratkan pelukan di pinggang Queenza. "Kami berdua kalian juga berdua. Silakan urus urusan masing-masing."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...