Senin (21.27), 10 Agustus 2020
----------------------------
Queenza tersentak bangun dan merasa kebingungan selama beberapa saat. Matanya menatap tajam langit-langit kamar yang ditempatinya lalu dengan ragu ia mengalihkan pandangan ke sekeliling ruangan.
Kamar itu sangat luas. Mungkin seluas rumahnya di dunia manusia. Ranjang yang ditempatinya mungkin bisa menampung lima orang sekaligus, berbaring tanpa saling menindih. Ada kelambu putih tipis yang menaungi kanan dan kiri ranjang, membuatnya tampak elegan dan mewah.
Semakin ragu, Queenza mengubah posisinya berbaringnya menjadi duduk. Tatapannya kian menjelajah sementara pikirannya berkelana mencoba menggali ingatan mengapa dirinya bisa berakhir di tempat asing namun indah ini.
Hutan barat, danau hitam, Kingsley dengan mata merah, naga, dan—phoenix?
Jantung Queenza mulai berdegup kencang memikirkan apa kira-kira yang terjadi. Apa Kingsley sudah sadar lalu membawanya ke tempat entah apa ini? Atau phoenix itu—
Tidak mungkin! Phoenix hanya hewan peliharaan.
Kau pikir aku terlalu bodoh? Siapa yang akan percaya bahwa phoenix bisa menghamilimu? Mereka hanya hewan peliharaan. Sama seperti naga.
Bayangan seorang ratu yang tengah marah pada putrinya itu langsung memenuhi pikiran Queenza. Bayangan itu diikuti kilasan-kilasan memori lainnya seolah Queenza menyaksikan sendiri kejadian itu sementara si wanita cantik yang hamil menjadi tokoh utama.
Siapa dia? Jelas dia berasal dari bangsa Dryad? Tapi siapa?
Seolah menjawab pertanyaan Queenza, mendadak pintu tinggi sekitar tujuh meter di seberang sana terbuka. Seorang lelaki dengan jubah panjang berwarna emas masuk diikuti empat wanita yang membawa nampan. Keempat wanita itu juga mengenakan pakaian bercorak emas di sana sini hanya saja lebih sederhana daripada si lelaki.
"Dugaanku tepat. Kau memang sudah bangun," kata lelaki itu dengan suara yang seolah mengalun. Lalu dia menoleh ke arah empat wanita di belakangnya. "Tata makanannya di meja lalu tinggalkan kami."
"Baik, Yang Mulia," sahut keempat wanita itu kompak.
Queenza hanya diam mematung memperhatikan orang-orang itu. Sikap tubuhnya waspada namun tampak samtai. Kalau mereka berbuat aneh, dia bisa langsung menyerang.
Beberapa menit kemudian setelah para wanita itu pergi, si lelaki mendekat ke arah ranjang lalu berdiri di sisi ranjang yang terbuka tanpa kelambu. "Kau tidak mengenaliku, ya? Padahal kekuatan phoenixmu sudah menyatu di tubuhmu."
Queenza mengerutkan kening tak mengerti. Lalu seolah itu pertanda, beberapa kenangan merebak dalam benak Queenza. Kenangan antara lelaki di hadapannya dengan wanita yang hamil.
"Kau lelaki yang menghamili putri bangsa dryad, kan?" celetuk Queenza tanpa pikir panjang dan memilah bahasanya.
Tapi bukannya tersinggung, lelaki itu hanya terkekeh geli. "Bukan menghamili. Kami menikah dengan adat phoenix. Dia istriku. Tapi dia tidak bisa kembali ke sini." Lelaki itu tersenyum pada Queenza. "Pasti banyak sekali yang ingin kau tanyakan. Katakan saja."
Sejenak Queenza terdiam. Sepertinya orang di depannya bukanlah orang jahat. Jadi dia tidak perlu khawatir, kan?
"Hmm, siapa wanita itu dan kenapa aku bisa melihat kenangannya?"
"Dia adalah Rhou. Nenekmu. Ehm, mungkin lebih tepatnya nenek dari nenek dari nenek dari nenekmu,"
Queenza tertawa ragu, "Lucu sekali."
![](https://img.wattpad.com/cover/162266132-288-k17644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasíaWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...