Kamis (16.25), 18 Oktober 2018
-------------------------
"Arghh, sakit!" Queenza mengerang sambil menggigit bibir.
"Tahan sebentar." geram Kingsley, terengah. "Awalnya memang sakit. Setelah terbiasa akan terasa enak."
"Enak kepalamu!" seru Queenza dengan mata terpejam rapat. "Sakit seperti ini dibilang enak."
"Hanya awalnya saja. Ini juga karena tubuhku belum terbentuk sempurna. Makanya kau merasa sesakit ini."
Tidak ada suara lagi. Hanya deru napas keduanya dan sesekali terdengar erangan tertahan dari Queenza.
"Ugh, lubangnya terlalu kecil."
"Jangan diremas!" Queenza berusaha mendorong Kingsley yang tengah menindihnya.
"Tahan saja."
"Kingsley," erang Queenza. Sudut matanya mengeluarkan air.
"Jangan bergerak seperti itu. Aku tidak sanggup lagi."
Hening.
"Nah, sudah selesai." Kingsley menyingkirkan tubuhnya yang semula menindih Queenza sambil membawa segelas kecil penuh darah Queenza. "Fyuh, kau susah sekali disuruh diam."
Queenza masih terengah dengan posisi telentang. Salah satu lengannya kembali terluka akibat kuku tajam Kingsley yang menggoresnya. "Dasar tengkorak jahat! Harusnya kau tidak langsung menyerangku seperti itu!"
"Kalau aku minta baik-baik, kau pasti akan mencari banyak alasan," sahut Kingsley enteng seraya meneguk darah Queenza perlahan.
"Aku tidak akan melakukannya. Aku berniat membeli alat suntik. Tapi dasar kau tengkorak jelek yang tidak sabaran."
"Alat suntik?" Kingsley tampak bingung.
"Kau bisa cari sendiri di internet." Perlahan Queenza bangun dari posisi berbaringnya.
Kingsley tampak berbinar. "Aku boleh buka internet lagi?"
Queenza mendengus. "Terpaksa aku mengizinkan karena siang ini aku harus ke rumah bibiku, Bibi Marlene." Setidaknya Kingsley akan tenang di dalam rumah jika ditemani laptopnya.
Kingsley meneguk habis darah di gelasnya. "Jadi kau menggunakan internet untuk mengurungku di sini?" ada nada tersinggung dalam suaranya.
"Kalau tidak di sini, memangnya kau mau ke mana?"
"Aku mau ikut denganmu."
Queenza turun dari ranjang, "Dengan sosok mengerikanmu itu? Yang benar saja."
"Aku tidak suka nada bicaramu, Queenza," suara Kingsley berubah tajam.
"Kingsley, para manusia di sini akan histeris melihatmu. Kau akan jadi tontonan, dan polisi setempat akan menangkapmu. Mungkin kau tidak mengerti bahayanya. Tapi percayalah, itu akan sangat mengerikan. Kau akan merasakan dikurung yang sebenarnya dan menjadi bahan penelitian."
Kingsley terdiam, seolah berusaha mencerna penjelasan Queenza. "Apa itu artinya kau mengkhawatirkanku?"
"Sejujurnya, aku mengkhawatirkan kita berdua. Mereka juga tidak akan melepaskanku."
"Mereka siapa?"
"Yah, pemerintah, wartawan, polisi, peneliti. Pokoknya mereka." Queenza mendesah. "Kalau tubuhmu sudah utuh kembali seperti yang kau katakan, aku janji akan mengajakmu keluar. Aku juga akan mengajakmu ke banyak tempat yang pasti belum pernah kau datangi." Kali ini Queenza tampak antusias.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...