Jumat (23.59), 28 Agustus 2020
SATTUUU....
Yeaayyy HBD to meee. Aku jadi orang terakhir yg ngucapin buat diri sendiri, yeaayyy!! Hahah....
Semoga gak ada yg ngaco kalimatnya. Aku nulisnya setengah merem kecampur sama mimpi dan gak ngecek lagi karena ngejar waktu... hikss
------------------------
BRAKKK!
Pintu aula istana terbanting terbuka. Detik berikutnya Kingsley keluar dari sana dengan langkah tegap dan wajah kerasnya yang seolah siap membunuh siapapun di depan mata. Pakaian serba hitam yang dia gunakan menunjukkan duka sekaligus ancaman kematian. Siapapun yang masih punya akal sehat pasti memilih menyingkir untuk menyinggung Kingsley saat ini.
Namun orang yang membuat keributan di luar istana sama sekali tak bisa membaca situasi. Setelah menjatuhkan banyak prajurit dan dua panglima istana, dia berdiri dengan senyum sombong ke arah Kingsley. Padahal dia mengalami luka dalam yang cukup parah dan tubuhnya sudah tampak kewalahan.
"Kukira kau akan datang sendiri. Rupanya masih tetap menggunakan cara pengecut." Kingsley tersenyum meremehkan. Dia berdiri tegak menatap Edrick yang membalas tatapannya dengan mata merah yang familiar. Mata merah Thane.
"Sepertinya kau sangat merindukanku. Yah, memang cukup lama sejak terakhir kita bertemu di Kerajaan Langit."
"Bukan hanya rindu. Aku bahkan sudah tidak sabar bertemu denganmu dan mematahkan lehermu. Bagaimana kalau kita langsung melakukan reuni keluarga saja?"
"Ckckck... apa kau belum tahu ramalan itu sudah berubah?" Jiwa Thane yang kini menempati tubuh Edrick tergelak.
"Aku tidak memercayai apa yang tidak kulihat sendiri. Jadi silakan saja kalau kau ingin percaya." Kingsley angkat bahu. "Sekali-kali kau berhak merasa senang dan tidak terus bersembunyi ketakutan."
Senyum Thane langsung lenyap. Matanya berkilat merah penuh amarah atas ejekan Kingsley yang terang-terangan.
"Lancang!" serunya seraya mengibaskan tangan.
Sebaris angin tipis panjang langsung melesat ke arah Kingsley. Jika mengenai tubuh, angin itu bisa memotong layaknya pedang tajam. Namun Kingsley tak berusaha menghindar. Dia juga mengibaskan tangan dan dalam sedetik angin itu lenyap disapu angin ciptaan Kingsley.
"Tubuh bocah itu sudah terlalu lemah. Tapi kau tetap memanfaatkannya untuk melawanku. Sungguh, aku tidak pernah bertemu orang yang lebih bodoh darimu. Selain hanya membuang tenaga, kau malah membunuh salah satu pion terbaikmu."
Rahang Thane menegang dengan wajah terasa panas. Kingsley berhasil mempermalukannya di depan orang-orang istana Ackerley. "Jangan terlalu sombong. Kau itu hanya makhluk percobaan—akh!"
Dalam satu kedipan mata, mendadak Kingsley sudah berada di hadapan Thane yang menggunakan tubuh Edrick. Tangannya mencengkeram leher Thane dengan keras. "Yang sangat kuat dan kau takuti." Kingsley melanjutkan ucapan Thane. Seringainya muncul ketika berkata, "Kalau kau tidak merasa seperti itu—kalau kau tidak takut padaku dan percaya pada ramalan menggelikan itu, temui aku sekarang. Atau aku yang menemuimu? Akhiri bermain kucing-kucingan dan selesaikan semuanya." Kingsley mendekatkan wajahnya ke wajah Edrick namun yang ia bayangkan adalah menatap Thane. "Memangnya kau tidak lelah menjadi kotoran yang harus selalu bersembunyi dan menjauh karena bau dan menjijikkan?"
Kemarahan dan perasaan terhina semakin berkobar dalam mata merah Thane. Perlahan tubuhnya—atau lebih tepatnya tubuh Edrick—memancarkan warna merah seperti api. Ini mengingatkan Kingsley pada kekuatan Raja Helyan. Namun dengan aura lebih pekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasiaWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...