Senin (21.03), 17 Juni 2019
----------------------------
Kerajaan Ackerley dalam kondisi siaga meski dari luar tampak beraktivitas seperti biasa. Pembangunan masih dilanjutkan. Sementara sekelompok prajurit Kingsley masih mendatangi rumah-rumah penduduk yang tinggal di kawasan Kerajaan Ackerley untuk memastikan di mana mereka berpihak.
Ya, masih banyak penduduk yang bertahan di Kerajaan Ackerley meski kerajaan tersebut telah berganti pemimpin. Tapi sebagian lain—terutama bangsa guardian—memilih pergi mencari kediaman lain. Tapi sejauh ini tampaknya mereka belum ingin mencari pemukiman baru, melainkan tengah menggalang kekuatan untuk merebut kembali Kerajaan Ackerley.
Ini benar-benar akan menjadi perang besar jika desas-desus bahwa berbagai kerajaan di Immorland sedang bersatu untuk menyerang Ackerley benar adanya. Jelas pasukan Ackerley kalah jumlah. Apalagi jika Kingsley, Tristan, dan Kenzie tidak ada di sana saat peperangan terjadi. Sepertinya mustahil mereka menang.
Namun itu tak lantas membuat para panglima Kerajaan Ackerley serta pasukannya mengkerut ketakutan. Sebaliknya mereka malah tampak bersalah, sama sekali tak mengkhawatirkan nyawa mereka yang menjadi taruhannya.
Sementara itu, Tristan, Kenzie, dan Kingsley telah pergi dari Kerajaan Ackerley menuju ke arah selatan, tempat Kingsley sempat merasakan keberadaan Arvel. Kemampuan ini sangat luar biasa mengingat Arvel sama seperti Kenzie. Tidak ada aura dan aroma makhluk tertentu yang menguar dari tubuhnya.
Ketiganya terbang bagai elang di langit. Namun Kenzie tidak sama seperti Tristan dan Kingsley yang memiliki sayap. Meski dia keturunan guardian, dia sama sekali tidak memiliki sayap. Tapi dalam kondisi wujud yang bagai diselubungi cahaya, dia bisa melesat ke angkasa, melayang tanpa sayap.
Rasanya mereka sudah pergi selama berjam-jam. Melesat dengan cepat ke arah utara. Hingga akhirnya Kingsley berhenti, membuat tubuhnya melayang dengan sayap mengepak pelan dan pandangan ke arah bawahnya. Hutan rimba yang tampak begitu hijau dan lebat.
"Aku merasakan keberadaannya berakhir di sini," katanya pada Tristan dan Kenzie yang juga melayang di belakangnya.
"Kalau begitu kita turun. Mungkin dia di bawah sana."
Tanpa menunggu tanggapan Kingsley, Kenzie lebih dulu melesat turun. Dia sudah tidak sabar untuk segera menemukan Arvel dan membalas perbuatannya pada sang Ibu. Arvel harus merasakan sakit yang jauh lebih kejam daripada yang dirasakan ibunya.
Sementara itu Tristan menoleh ke arah Kingsley. "Anda tidak turun, Yang Mulia?"
Kingsley menelengkan kepala, masih dengan pandangan ke bawah. "Aku tidak yakin akan menemukan Arvel di sana."
"Kenapa?"
"Entahlah. Tapi kita coba saja. Dan kudengar ada suara air. Mungkin kita bisa istirahat sejenak sambil aku berpikir."
Saat itulah Tristan melihat ada perubahan di mata Kingsley. Mendadak mata sebelah kanannya berubah jadi biru saat lelaki itu berkedip tadi. Tristan belum sempat menyampaikan hal itu karena Kingsley sudah lebih dulu melesat turun.
Seperti yang tampak dari atas, hutan itu benar-benar lebat. Tapi dengan kekuatannya, Kingsley bisa membuat rimbunan dedaunan bergerak kesamping bagai ditarik tangan raksasa hingga membentuk jalan bagi Kingsley dan Tristan turun.
Begitu menjejak tanah, sayap keduanya langsung menekuk hingga menghilang di punggung. Lalu Kingsley bergegas mencari keberadaan Kenzie dengan memanfaatkan ikatan darah di antara mereka.
"Ini agak aneh." Tiba-tiba Kingsley melambatkan langkah berjalan seperti manusia biasa hingga Tristan berada di sampingnya. "Keberadaan Kenzie semakin samar. Tidak sekuat sebelumnya padahal malam itu jarak kami lumayan jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...