Selasa (21.04), 21 Mei 2019
--------------------------
Kenzie sudah mendengar semua dari Tristan. Mengenai niat tersembunyi ayahnya dan siapa sebenarnya Kingsley dan Queenza. Dia tidak pernah menyangka bahwa sang Ayah akan memanfaatkan dirinya sampai seperti ini. Dia tidak pernah menyangka bahwa ayahnya sangat licik. Pantas saja Kevlar menyembunyikan bahwa dia menjalin hubungan dengan manusia hingga menghasilkan keturunan. Ternyata perbuatannya melanggar aturannya sendiri, hanya demi meningkatkan kekuatan dan menciptakan pasukan secara diam-diam.
Hati Kenzie serasa dicubit. Dia jadi mengkhawatirkan ibunya dan Arvel. Sama seperti dirinya, mereka tidak tahu apa-apa. Hanya mengikuti kata Ayah yang mereka pikir melakukan kebenaran, demi kedamaian di tanah Immorland. Nyatanya semua itu palsu. Kevlar hanya mementingkan dirinya sendiri.
Air mata Kenzie menitik dan dia buru-buru menghapusnya. Dia tidak pernah menangis. Ayahnya mengajarinya dengan keras, memastikan Kenzie dan Arvel mengerti bahwa anak lelaki tidak boleh menitikkan air mata yang berarti kelemahan. Tapi kini dia tidak bisa menahannya. Dia menangisi kebodohan dan kepolosannya hingga dengan mudah dimanfaatkan oleh Ayah yang begitu dipujanya.
Apa sebenarnya arti Kenzie, Arvel, dan Ibunya di mata Kevlar? Apakah hanya alat demi mempertahankan kekuasaan?
Semua itu terus memenuhi pikiran Kenzie sejak Tristan membawanya ke penjara bawah tanah Kerajaan Ackerley. Kenzie sama sekali tidak melawan. Rasa bersalah karena nyaris membuat Queenza terbunuh masih memenuhi hatinya, ditambah kini kenyataan tentang sang Ayah membuat Kenzie tak punya daya untuk melawan.
Kenzie tak lagi menghitung waktu. Mungkin sudah tiga hari dia di dalam penjara ini. Atau mungkin lebih. Makanan yang diantarkan untuknya nyaris tak tersentuh. Hanya karena sebuah tekad yang membuat Kenzie bersedia memakan makanan itu.
Klek.
Suara pintu yang dibuka membuat Kenzie mendongak dari posisi duduk tertunduknya. Lalu menyadari siapa yang datang, buru-buru Kenzie berdiri dengan tatapan hati-hati mengarah pada orang yang baru masuk mendekatinya.
Kenapa matanya berubah merah? Apa ini kepribadian yang lain seperti Queenza sebelumnya?
Sudut bibir Kingsley terangkat membentuk senyum geli, menyadari sikap waspada Kenzie. Lalu dalam gerakan bagai kelebatan kilat, Kingsley mendesak Kenzie dengan satu tangan melingkari leher Kenzie hingga punggung lelaki itu menghantam dinding penjara dengan keras.
Brak!
"Arggh." Kenzie mengerang, namun tak berusaha melepaskan diri.
Cengkeraman Kingsley di leher Kenzie mengencang seiring seringainya yang semakin lebar. Lalu dia berdecak malas sambil mengendurkan tangannya saat melihat bagaimana Kenzie kesulitan bernapas.
"Lawan aku," perintah Kingsley tenang. "Aku tidak suka dengan kematian yang mudah, apalagi untuk orang yang sudah berani menculik gadisku dan nyaris mencelakainya."
Kenzie tak menanggapi, hanya berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Salah satu alis Kingsley terangkat lalu senyum gelinya timbul melihat kekeraskepalaan Kenzie. Dengan tenang dia melepas cekikannya lalu mundur, membiarkan Kenzie menormalkan pernapasannya dengan tubuh terbungkuk-bungkuk.
"Besar juga nyalimu memilih tidak melawanku. Tapi kalau kau pikir itu akan membuatku iba dan mengurungkan niat membunuhmu, kau salah besar. Kau hanya membuatku ingin memperlama proses kematianmu. Pasti menyenangkan membuat beberapa guratan luka yang dalam dan perih di tubuhmu, membiarkannya sembuh sendiri, lalu mengulangi prosesnya hingga yang tersisa dalam kepalamu hanya rasa sakit yang teramat sangat. Bukankah kedengarannya menyenangkan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasíaWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...