Jumat (18.19), 19 Februari 2021
Hayo ngaku yang ngarep aku telat biar kena hukuman? Hahaha..
----------------------------------
Tampaknya Thane benar-benar tak ingin memberi kesempatan bagi Kingsley untuk kabur... atau merencanakan sesuatu. Begitu perhatian sang kaisar fokus padanya, Dia langsung menjatuhkan diri dalam posisi berlutut dengan satu kaki dan satu tangan menapak sepenuhnya pada permukaan tanah. Sebuah gerakan sumpah yang sakral.
"Atas nama tanah Immorland," ucapnya diiringi seringai penuh kepuasan. "aku Thane, menantang Kaisar Kingsley untuk duel hidup dan mati denganku."
Suara keras bagai kayu yang patah mengawali fenomena alam Immorland yang berhasil memancing tatapan takjub Nash Mostyn dan anak buahnya. Bahkan Tristan yang sudah pernah melihatnya beberapa kali dan sedang dilanda perasaan cemas juga tak bisa menahan rasa takjubnya. Padahal dia tinggal di Immorland seumur hidup dan sudah menjelajahi berbagai tempat. Tapi tak pernah dia menemukan hal-hal yang semenakjubkan sejak kedatangan Kingsley. Sungguh, Tristan jadi merasa seperti asing di rumahnya sendiri. Seolah dia tidak pernah benar-benar tinggal di Immorland.
Dalam sekejap, kubah energi bak penjara sudah terbentuk sepenuhnya di sekeliling area tempat Thane dan Kingsley berapa. Menjadi dinding pemisah antara mereka dan para penontonnya yang masih takjub sekaligus cemas.
"Aku tidak menyangka kita akan berada di situasi seperti ini—ayah." Ada nada terluka dalam kalimat Kingsley yang tak bisa sepenuhnya ia sembunyikan. "Bahkan aku tidak pernah menduga bahwa kau membenciku. Amat membenciku hingga merencanakan begitu banyak hal besar hanya untuk membunuhku."
"Aku juga tidak menyangka. Kupikir kau akan menjadi bocah patuh seperti kedua adikmu. Siapa sangka kau akan menjadi anak durhaka yang sulit dikendalikan."
Bibir Kingsley menipis marah. "Kau benar-benar hanya menganggap anak-anakmu hasil eksperimen." Itu sama sekali bukan pertanyaan karena faktanya memang demikian.
Sebagai jawaban, Thane hanya menyeringai. Mendadak tubuhnya seperti menghilang. Detik berikutnya Kingsley bergeser ke samping seperti menghindari sesuatu yang tak terlihat. Dan benar saja, suara dentuman bagai bom yang meledak menjadi penanda bahwa Thane baru saja menyerang sang Kaisar.
Saat kibasan api merahnya gagal mengenai tubuh Kingsley, Thane tak lantas berdiam diri. Dia kembali menyerang, memadukan antara kekuatan dan gerak fisik. Dia sadar betul mungkin Kingsley masih memiliki kekuatan tersembunyi yang bisa mengalahkannya dalam sekali serang. Tapi tidak dengan tubuhnya. Kingsley terlalu lemah untuk beradu kekuatan. Auranya bisa menipu. Tapi gerak tubuhnya menunjukkan segalanya. Karena itu satu-satunya kesempatan Thane untuk mengalahkan Kingsley adalah dengan serangan cepat dari jarak dekat seperti ini.
Dan prediksi Thane tepat sasaran. Kingsley hanya sanggup bertahan meladeninya selama lima menit. Berikutnya dia sudah terbatuk-batuk sambil memegang dada dan tampak limbung seolah tak sanggup berdiri.
"Kings, menyerah saja!" seruan itu datang dari Tristan yang menatap Kingsley dengan raut panik.
"Sayang sekali, Nak," sela Thane dengan nada puas. "Kau tahu apa artinya duel hidup dan mati? Kami tidak akan pernah bisa keluar dari lingkaran energi ini sebelum salah satu di antara kami mati."
Jemari Tristan mengepal kuat. Amarahnya kian meningkat saat melihat Kingsley tersenyum menenangkan seraya berusaha menghela dirinya kembali bangkit berdiri. "Kalau begitu aku yang akan menggantikannya," celetuk Tristan tiba-tiba seraya menoleh menatap mata Thane yang merah bak maniknya terbuat dari gumpalan darah. "Pastinya akan sangat memalukan untuk orang kuat sepertimu karena harus bertarung melawan orang yang lemah."
![](https://img.wattpad.com/cover/162266132-288-k17644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...